Semua Bab Mengembalikan Cinta Suami Tentaraku: Bab 21 - Bab 30

35 Bab

Ch. 21 Ragu

'Ini hanya sementara!'Dicky mendesah, ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Dengan mata terpejam sekalipun, ia masih bisa merasakan cincin perak itu melingkar di jari manisnya. Sebuah tanda bahwa ia sudah terikat secara resmi. "Kenapa kamu masih percaya sekali bahwa dia akan kembali seperti semula, Nda? Kenapa justru aku yang sejak dulu mati-matian berusaha menunjukkan padamu perasaanku malah sama sekali tidak kau beri kepercayaan itu?"Tepat setelah Amanda 'menolak' Dicky beberapa tahun yang lalu, Dicky lantas pasrah dan menurut saja dijodohkan oleh sang bapak. Sudah dua tahun menikah, namun sama sekali perasaan Dicky untuk istrinya tumbuh. Rasanya bukan hanya perasaan Dicky yang belum tumbuh, perasaan Sarah pun sama! Pernikahan mereka hanya topeng, kedok dan sandiwara yang begitu rapi sekali mereka perankan. "Belum ada setahun dia nikahin kamu, dia udah bikin kamu se menderita itu, dan kamu masih memutuskan untuk bertahan? Luar biasa sekaki!" Dicky tidak habis pikir, sebesar
Baca selengkapnya

Ch. 22 Josselyn?

"Katanya mau ke bandara, Mbak. Jemput siapa ya namanya ... bentar, Mbak Tik lupa namanya."Bukan hanya Mbak Tik yang tengah berpikir keras, Amanda pun sama. Siapa yang dijemput suaminya di bandara? Kalau saudara, tentu tidak mungkin. Papa mertuanya nampak anteng dan tidak mengabarkan kalau akan ada saudara yang datang. Atau saudara dari pihak mama mertua? Entah Amanda juga tidak tahu, ia tidak kenal dekat dengan keluarga mama kandung dari suaminya itu."Ah iya ... jemput Josselyn, Mbak! Kemarin Mbak nggak sengaja denger katanya Ibu mau ngajak Mas Aldo jemput Josselyn."DEG!Jantung Amanda seperti berhenti berdetak saat itu juga. Meskipun belum pernah bertemu atau kenal langsung dengan wanita yang bernama Josselyn itu, tentu Amanda tahu, siapa itu Josselyn dan apa hubungan wanita itu dengan suaminya."Katanya udah kelar sekolah dari luar negeri, terus pulang ke Indonesia. Nah sama Ibu, Mas Aldo-nya diajak jemput ke bandara, Mbak."Amanda hanya mengangguk pelan mendengar penjelasan itu.
Baca selengkapnya

Ch. 23 Rencana-rencana

"Josselyn?"Kembali nama itu terbayang dalam ingatan Amanda, bahkan sampai Amanda bergumam menyembut nama itu. Amanda tidak salah orang! Josselyn itu benar mantan kekasih suaminya yang dulu melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sebuah alasan yang membuat hubungan mereka berakhir. "Jadi ... Diam-diam Mama ...."Amanda tertegun, dia termenung dengan pikiran penuh. Kini Amanda benar melakukan apa yang dulu Aldo katakan, membandingkan dirinya dengan Josselyn. Tapi Amanda tidak membicarakan kecantikan fisik, dia membicarakan apa yang tidak dia punya dan apa yang membuat mertuanya tega melakukan semua itu terhadapnya. "Dia anak penulis terkenal. Lulusan luar negeri beda sama aku yang cuma ...."Bibir Amanda terbungkam. Rasanya tidak ada satu pun hal yang bisa Amanda banggakan dari dirinya, apalagi untuk menandingi wanita bernama Josselyn itu, Amanda sama sekali tidak punya apa-apa. Amanda hanya punya cinta dan benih Aldo yang sedang bertumbuh dalam rahimnya. Apakah itu tidak cukup untuk
Baca selengkapnya

Ch. 24 Sedikit Demi Sedikit

"Dari mana, Al?"Adnan sudah berdiri di depan pintu, mungkin itulah yang membuat Yuri hanya menurunkan Aldo dan segera pergi tanpa berniat turun. Sementara Aldo, ia segera mendekati sangat papa yang sudah berdiri dengan wajah datar. "Tadi pergi sama Mama, Pa." jawab Aldo singkat. Adnan menghela napas panjang, ia menatap nanar lelaki yang berdiri di hadapannya ini. Ia tahu kemana Aldo pergi, Mbak Tik dan Amanda sudah cerita, namun rasanya Adnan tidak bisa marah pada Aldo, bagaimana pun, Aldo sedang dalam masa sulit setelah kepulangannya kemarin. Jadi semua ini terjadi tidak sepenuhnya keinginan Aldo. "Iya, Papa tahu kamu pergi sama mama kamu, tapi kalian kemana?" desak Adnan yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban, kemana Yuri mengajak pergi Aldo seharian ini langsung dari mulut Aldo sendiri. "A-anu ... tadi Aldo ....""Kamu nggak macem-macem kan, Al?" potong Adnan yang sengaja menekan Aldo dengan pura-pura tidak tahunya. "Nggak, Pa. Aldo mau macem-macem yang bagaimana?" wajah
Baca selengkapnya

Ch. 25 Sekamar

"Haruskah aku masuk?"Aldo tertegun, berdiri di depan pintu kamar dengan perasaan ragu. Perasaan ragu yang sama dengan perasaan yang dia rasakan ketika tahu di dalam kamar ini, ada seseorang yang Aldo sama sekali tidak kenal dan membuatnya sangat tidak nyaman. Ah! Sudah berapa kali Aldo mengatakan bahwa dia tidak mengenal Amanda? Tidak nyaman berada di dekat wanita itu? Aldo sendiri sampai tidak bisa menghitungnya! Aldo menghela napas panjang, dengan mantab ia meraih gagang pintu, menekannya hingga pintu itu terbuka.Wanita itu nampak tengah berdiri di depan pintu almari yang terbuka. Dia sedang menyusun pakaian milik Aldo di dalam sana, hingga akhirnya dia menoleh dan melemparkan seulas senyum ke arah Aldo. "Bajumu aku rapiin, Bang. Mau mandi? Perlu disiapin ganti?"Mendengar pertanyaan itu, Aldo terkejut bukan main. Kenapa wanita itu sama sekali tidak marah? Dia malah begitu ramah pada Aldo, padahal Aldo ...."Bang, kenapa cuma diam di situ? Masuk dan tutup pintunya." kembali suar
Baca selengkapnya

Ch. 26 Bagaimana?

"Udah ngantuk?"Amanda yang matanya hampir saja terpejam kontan terkejut luar biasa mendengar pertanyaan itu. Segala macam rasa kantuk yang tadi menjergapnya sirna sudah. Kini ia menoleh, menatap lelaki yang untuk pertama kalinya menyorotkan rasa penasaran yang begitu luar biasa setelah beberapa hari cuek bebek dengan kehadiran Amanda."Belum Bang, kenapa?" tidak perlu Amanda utarakan betapa bahagia dirinya mendapatkan pertanyaan itu, kini harapan Amanda adalah semoga ini benar-benar akan menjadi awal yang baik untuk kelanjutan hubungan mereka."Mau ngobrol sebentar. Kamu nggak keberatan?"Pucuk dicinta, ulampun tiba! Ini yang Amanda harapkan sejak kepulangan Aldo kemarin, kenapa baru sekarang Aldo ingin mengajaknya bicara? Kenapa tidak dari kemarin? Senyum Amanda kontan merekah, ia mengangguk perlahan dengan hati berbunga-bunga."Tentu, aku malah seneng Abang mau ngobrol lagi sama aku.""Kenapa begitu?"Amanda tersenyum, agaknya dia tidak boleh terlalu terlena dalam kebahagiaan malam
Baca selengkapnya

Ch. 27 Belum Berhasil

"Gila! Solusi macam apa ini, Mas?"Yuri berteriak, namun suaminya sudah lebih dulu pergi dan nampak cuek dengan teriakannya. Ia mendengus, melipat dua tangan sambil memasang wajah masam. Enak sekali lelaki itu bilang! Suruh Aldo mengundurkan diri dari kesatuan? Dia tidak tahu apa bagaimana anak lelakinya ith berjuang untuk bisa ada di posisinya sekarang? "Dasar nggak solutif!" Yuri masih menggerutu, ia belum berniat menyusul suaminya masuk ke dalam kamar. Hatinya masih dongkol. "Apa bener sih kalo tiap istri prajurit itu diawasi? Masa sedetail itu sih?" Yuri masih tidak percaya, seketat itukah jadi istri prajurit? Yuri berpikir keras, kalau benar untuk Aldo mengajukan gugatan cerai begitu sulit dan tidak semudah yang dia bayangkan, maka dia tidak bisa tinggal diam! Bisa-bisa rencananya gagal total! "Mikir, Ri! Ayo mikir kamu!" ia memijit pelipisnya perlahan. "Masa harus seumur hidup punya menantu model begitu sih?"Ia masih belum terima, Amanda sama sekali tidak masuk dalam list
Baca selengkapnya

Ch. 28 Janji Temu

"Abang jadi pergi?"Sosok yang tengah mematut diri di depan cermin itu kontan menoleh, menatap Amanda dengan tatapan datar. Kepalanya terangguk pelan, hanya sebentar karena kemudian ia kembali fokus pada bayangan dirinya di depan cermin. "Kalau besok, Abang ada acara?"Jika di pertanyaan tadi Aldo langsung menoleh menatap dirinya, kini Aldo bergeming. Sebuah reaksi yang membuat Amanda mengigit bibirnya kuat-kuat. Ia menghela napas panjang, dadanya mendadak sesak. Apakah lelaki itu lantas bosan dengan pertanyaan-pertanyaan yang Amanda tujukan kepadanya? "Entah, aku belum tau. Kenapa?"Aldo sudah selesai bersiap-siap, nampak dia begitu santai dengan celana jeans dan kemeja polos. Rambutnya sudah disisir rapi, sebuah ciri khas dari Aldo sejak dulu sekali ketika Amanda pertama kali bertemu dengan sosok ini. "Pengen ajak Abang jalan-jalan, ke tempat dulu biasanya Abang ajak aku pergi, Bang. Gimana?"Nampak wajah itu berpikir keras, ada raut bingung dan ragu yang membuat hati Amanda kemb
Baca selengkapnya

Ch. 29 Tidak Berubah

"Hai, Al!"Wajah itu tersenyum begitu manis begitu kaca mobil Aldo turun, ia segera membuka pintu dan duduk di jok depan. "Loh, langsung pergi?" tanya Aldo yang seketika membuat Josselyn menoleh dan menatapnya dengan alis berkerut. "Iyalah, emang mau ngapain lagi, Al?" Josselyn tertawa lirih, ia sudah berhasil memasang seat belt dan benar-benar siap pergi. "Nggak pamit sama mama kamu dulu? Nggak enak dong bawa pergi anak orang tapi ngga--""Mama udah duluan pergi kali, Al. Udah kita langsung aja deh mendingan!" Josselyn menurunkan suhu AC, duduk bersandar dengan begitu santai.Mata Aldo membulat, ia terkekeh dengan kepala mengangguk. Perlahan-lahan, ingatan ketika dulu ia sering menjemput gadis ini di rumah ini berkelebat. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh Aldo jika ingin membawa pergi putri kesayangan si pemilik rumah, yaitu : harus berpamitan, kemana hendak pergi, dan tidak boleh pulang lebih dari jam delapan malam! "Jadi kita langsung pergi?" sebuah pertanyaan ti
Baca selengkapnya

Ch. 30 Tidak Bahagia?

"Jadi selain es krim ini, yang nggak pernah berubah adalah ... perasaan aku ke kamu, Al."Aldo tertegun, matanya tidak berpaling dari Josselyn, ia menatap mata itu dengan seksama, sementara si pemilik mata malah menundukkan wajah membuat pandangan itu terlepas dari mata Aldo. "Kamu tahu kan, Al, sebenarnya dulu aku nggak mau kita putus. Cuma karena masing-masing dari kita sadar, kita sama sekali tidak bisa berdamai dengan jarak dan waktu, akhirnya keputusan itu yang kita sepakati bersama kan, Al?"Lidah Aldo mendadak kelu. Otaknya blank dan jujur dia sedikit terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Josselyn barusan. "Aku udah coba mau gantiin kamu sama yang lain. Namun dari beberapa itu, aku nggak bisa temuin yang kayak kamu, Al. Aku udah coba lepas dari bayangan kamu, blokir semua akses komunikasi kita tapi ternyata hasilnya nihil."Aldo menghela napas panjang, kembali hatinya berkecamuk. Dua perasaan yang cukup mengganggu itu kembali muncul. Saling berdebat sesuatu yang Al
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status