Mendengar perkataan Dunida, Yogasa tampak malu sekali. Demi menutupi rasa malunya, Yogasa membentak keras gadis itu, "Jika kau memang ingin sekali bertarung denganku, maka silakan saja! Tapi ingat, aku tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan menimpamu!"Dengan sikapnya yang tenang, Dunida menghunus pedangnya, lalu dengan kelihaian tangannya, ia memainkan pedang tersebut. Seakan-akan pamer kepandaian di hadapan Yogasa dan kawan-kawannya. Dunida hanya tersenyum saja, lalu berpaling ke arah kakeknya. "Izinkan aku untuk bertarung dengan mereka, Kek," pinta gadis itu."Jangan, Dunida! Jangan kau kotori pedangmu dengan darah orang-orang jahat itu!" cegah Ki Youma, "Sebaiknya, kau pulang ke rumah, nanti Kakek menyusul!" sambung pria senja itu, meminta agar cucunya lebih baik pulang saja daripada harus melibatkan diri dalam pertarungan itu.Dunida hanya mengangguk saja, lalu kembali memasukkan pedang tersebut ke dalam selongsongnya, dan kembali meluruskan pandanga
Last Updated : 2023-05-10 Read more