Odelina keluar dari kamar mandi dan segera melakukan panggilan video kepada adiknya. Olivia dengan cepat menerima panggilan tersebut. Begitu panggilan tersambung, wajah kecil putranya, Russel, langsung muncul di layar. “Mama.” Awalnya, Russel sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur. Namun, ketika ponsel bibinya berbunyi dan ia diberitahu bahwa ibunya menelepon, ia langsung bertahan. Ia tahu bahwa ibunya hanya punya waktu luang di larut malam. Karena rindu, ia sengaja menunggu agar bisa berbicara sebentar dengan ibunya sebelum tidur. “Russel, sudah malam sekali, kenapa belum tidur?” Odelina bertanya dengan lembut, senyumnya penuh kasih sayang. Sejak dia datang ke Cianter, satu-satunya kesempatan bertemu langsung dengan putranya adalah ketika Daniel membawanya ke sana. Selain itu, mereka hanya bisa bertatap muka lewat panggilan video. “Aku menunggu Mama selesai bekerja, supaya bisa telepon video sama Mama. Mama, apa Mama sudah selesai bekerja? Di sana turun salju, nggak? Dingin, ng
Baca selengkapnya