Pernikahan Dadakan dengan CEO의 모든 챕터: 챕터 2531 - 챕터 2540

2803 챕터

Bab 2550

Giselle berbalik dengan marah dan langsung melayangkan tamparan di wajah Rian.Rian merasa wajahnya memanas. Tanpa pikir panjang dia langsung melayangkan satu tamparan juga di wajah Giselle.Perempuan itu tidak menyangka kakak sepupunya bisa memukulnya. Dari kecil hingga besar, semua sepupunya selalu berusaha menyenangkannya. Bahkan kedua bibinya juga akan bersikap baik dengannya. Mereka tahu bahwa dirinya anak kesayangan kedua orang tuanya.Dia memegang wajahnya dan menatap Rian dengan sorot marah dan tidak percaya sembari berkata, “Kamu memukulku? Beraninya kamu memukulku!”Rian memarahinya, “Kamu pikir kamu siapa? Masih nona muda keluarga Siahaan? Cih! Hanya mantan napi saja dan kamu pikir kamu masih sama seperti dulu?”“Giselle, aku beri tahu, mamamu memang nggak akan keluar dari penjara dalam keadaan hidup. Sikapnya sangat buruk di dalam sana. Begitu masa penangguhan dua tahunnya habis, maka dia akan dieksekusi. Papamu bisa keluar sepuluh tahun lagi, saat itu semua sudah berubah.
더 보기

Bab 2551

Sekuriti yang mendengar seruan Giselle langsung menghubungi pengurus rumah dan dijawab, “Kalau dia buat keributan, usir saja dia.”“Baik.”Dicky yang melihat itu langsung berkata, “Untuk apa kamu meminta dia ribut di sana. Kalau sampai orang di rumah marah, kita juga akan dapat akibatnya.”Rian berkata, “Sekarang kita takut dengan apa lagi? Perusahaan sudah nggak ada, rumah dan mobil juga nggak ada. Mereka mau melakukan apa pada kita? Buat kita kehilangan pekerjaan? Paling kita jadi pemulung. Jadi pemulung juga bisa dapat uang.”“Takutnya jadi pemulung pun nggak bisa. Kamu juga nggak tahu cara kerja mereka. Bawa Giselle pergi dan jangan biarkan dia buat keributan di sini.”Rian hanya diam dan tidak berbicara.“Pikirkan kalau kita butuh dia untuk melawan Rosalina. Dia yang berhak untuk merebut, sedangkan kita hanya keponakan saja dan nggak bisa mengalahkan anak kandung.”Setelah mendengar nasihat dari kakak sepupunya, mereka membawa Giselle pergi dari sana. Kali ini mereka menyeret pere
더 보기

Bab 2552

Giselle sudah pernah merasakannya sebelumnya. Rosalina diperintah oleh ibunya untuk melakukan banyak pekerjaan rumah sehingga dia memiliki kekuatan yang cukup besar. Rosalina tidak mau melepaskan genggamannya.Giselle mengulurkan sebelah tangannya untuk melepaskan cengkeraman Rosalina. Namun, dia menunduk dan langsung menggigit tangan perempuan itu hingga membuat Giselle berteriak kesakitan.“Rosalina! Kak, Kakak! Aku nggak mengataimu lagi, nggak akan memukulmu. Lepaskan! Sakit!”Giselle kesakitan dan mengaku kalah. Rosalina melepaskan cengkeramannya setelah perempuan itu merintih sesaat. Dia menarik tangannya keluar dan gemetar sesaat.Telapak tangannya digigit hingga tampak jejak darah. Pergelangan tangannya yang dicengkeram juga tampak memerah. Sejak kapan gerakan perempuan buta ini begitu gesit? Dia bisa menangkapnya dan menggigit punggung tangannya dengan tepat.Giselle menatap kakaknya dengan tatapan penuh kebencian dan berkata, “Rosallina, ini rumahku! Aku mau pulang! Kenapa kam
더 보기

Bab 2553

“Sebelum papaku meninggal, dia meninggalkan surat wasiat. Semua hartanya sebelum menikah akan diberikan padaku. Mamamu melihat aku masih kecil makanya mengambil hartaku. Sedangkan harta bersamanya mamamu dan papaku, sudah diambil oleh mamamu sejak lama.”Ketika ayahnya meninggal, usia Rosalina hanya dua tahun. Namun, ketika ayahnya membuat surat wasiat, dia meminta banyak orang untuk hadir. Banyak orang yang tidak mengerti kenapa ayahnya yang masih muda membuat wasiat. Tante Rida bilang karena ayahnya sangat menyayanginya sehingga sudah membuat surat wasiat ketika muda.Dia menyerahkan semua harta sebelum menikah dan setengah harta milik bersama pada Rosalina. Vila ini dibeli oleh nenek dan kakeknya sebagai hadiah pernikahan ayahnya. Tentu saja vila ini menjadi milik ayahnya dan diberikan untuknya. Selain itu, saham dari Siahaan Group juga menjadi milik ayahnya sebelum menikah. oleh karena itu juga otomatis diberikan padanya.Meski dulu Siahaan Group tidak sekaya sekarang, perusahaan i
더 보기

Bab 2554

Dia berbalik dan meraba badan mobil kemudian membuka pintu mobil. Perempuan itu duduk kembali dan berkata pada sopir, “Antar aku kembali ke depan pintu.”“Biarkan dia ikut aku masuk,” ujar Rosalina pada pengurus rumah.Giselle yang melihat gerakan Rosalina langsung menganggap perempuan itu masih tidak bisa melihat. Dia merasa tenang dan tidak khawatir. Giselle akan mengambil ponsel dan kartu bank nya terlebih dahulu.Beberapa menit kemudian, mereka naik ke lantai atas. Giselle berjalan di depan karena takut Rosalina akan berubah pikiran dan mengusirnya. Dia harus segera mengambil barangnya. Rosalina terlihat santai dan tenang.Di tengah jalan, dia menerima telepon dari Calvin. Rosalina menghentikan langkah kakinya dan menerima telepon lelaki itu. Sesaat kemudian, dia melangkahkan kembali kakinya. Saat tiba di lantai dua, dia melihat Giselle keluar dari kamarnya.Di tangannya terlihat perempuan itu keluar dari kamar sambil membawa tas ternama. Tanpa perlu di tanya dia tahu jika Giselle
더 보기

Bab 2555

Giselle seketika tertegun. Rumah ini memang tertulis nama Rosalina! Berarti dia dan keluarganya merebut rumah perempuan itu.Dia ingat jika rumah dia sendiri dan rumah lainnya tidak seluas vila ini. Mereka sudah terbiasa tinggal di sini dan keberadaan Rosalina hampir tidak kasat mata. Bahkan pelayan saja bisa menindasnya.Rosalina mengulurkan tangannya dan merebut sertifikat rumah tersebut. Kemudian dia menghubungi pengurus rumah dan berkata, “Bibi, bawa orangnya naik dan usir Giselle!”“Rosalina, kau … Siapa bilang rumah ini atas namamu? Aku sudah lihat nama di sertifikat dan itu tertulis nama mamamu. Ini rumah mamaku, rumahku. Yang seharusnya keluar itu kau!”Rosalina tertawa sinis dan berkata, “Giselle, mataku sudah sembuh berkat Dokter Kellin dan aku sudah bisa melihat. Kamu pikir aku buta huruf? Di sini tertulis Rosalina! Jelas-jelas rumah ini milikku.“Kalian sekeluarga tinggal di rumahku dan nggak pernah kasih uang sewa sama sekali. Jangan bawa barang di kamarmu, anggap saja seb
더 보기

Bab 2556

Giselle berusaha keras ingin melindungi uang itu, tapi apa daya, dia tidak bisa mengalahkan kekuatan kedua pelayan itu sendirian. Entah Rosalina merekrut dua pelayan itu dari mana, bisa-bisanya mereka begitu kuat. Uang tunai sebanyak ratusan juta itu pun diambil kembali.“Ini rumahku, semua barang di rumahku adalah milikku. Giselle, terima kasih sudah bukakan pintu untukku. Kalau untuk tas yang kamu pegang, aku nggak mau lagi. Kasih kamu saja, anggap saja sebagai imbalan karena sudah bukakan pintu untukku.”Giselle sangat marah sampai ingin mencekik Rosalina sampai mati. Jelas-jelas dia yang mengeluarkan uang untuk beli tas itu. Rosalina yang tidak tahu malu itu malah bilang dia kasih tas itu kepada Giselle.“Kalau kamu masih melototi aku, aku akan ambil kembali tas itu. Kamu mau keluar sendiri atau aku suruh orang bawa kamu keluar?”Rosalina berkata sambil tersenyum tipis. Namun, kata-kata yang dia ucapkan terdengar begitu dingin di telinga Giselle, membuat Giselle spontan bergidik. K
더 보기

Bab 2557

Karena tidak bisa menghubungi Nyonya Vikar, Giselle pun menghubungi tantenya. Begitu tantenya mengangkat telepon, Giselle langsung berkata, “Tante, aku sudah ambil kembali barangku. Sekarang aku punya uang. Tante bantu aku sewa apartemen untuk jadi tempat tinggal sementara. Tunggu aku tuntut Rosalina untuk bagi harta keluarga, aku akan dapatkan banyak uang. Setelah itu, kita baru beli rumah yang besar.”Begitu mendengar Giselle telah mengambil kembali barang-barangnya, Cahaya langsung bertanya, “Kamu bisa masuk? Kalau bisa masuk ke rumah itu, kenapa kamu nggak tinggal di sana saja? Bukannya lebih enak tinggal di rumah besar? Kalau sewa apartemen, kamu harus keluarkan uang lagi.”Giselle terdiam sejenak, lalu menjawab, “Tante, tunggu kita bertemu aku baru ceritakan ke Tante. Nggak semudah yang kalian bayangkan. Begini saja dulu, sekarang aku bawa mobil pergi isi minyak dulu. Minyak tinggal sedikit. Habis isi minyak, aku ke tempat Tante.”“Oh ya, bilang ke Tante Intan dan yang lainnya. N
더 보기

Bab 2558

Sedangkan Sinta, takutnya perempuan itu tidak akan bisa keluar dari sana hidup-hidup. Sebenarnya Cahaya tidak menyukai kakak iparnya itu. Dia merasa Sinta perempuan yang sangat licik. Sinta menikah dengan adiknya dulu. Setelah membunuh adiknya, Sinta menikah dengan kakaknya. Sekarang kakaknya juga masuk penjara gara-gara Sinta.Meskipun kakaknya juga terlibat dalam kematian adiknya, Cahaya merasa semuanya berawal dari Sinta. Demi Sinta, Johan menjalin hubungan dengan Sinta secara terang-terangan, bahkan bersekutu untuk membunuh adiknya sendiri.Cahaya juga berpikir alangkah baiknya kalau dia bisa membalas dendam pada Rosalina. Setelah dipikir-pikir, sekarang Rosalina adalah calon menantu keluarga Adhitama, ada keluarga Adhitama sebagai bekingannya. Takutnya mereka tidak akan memiliki kesempatan, juga tidak memiliki keberanian untuk membalas dendam pada Rosalina. Cahaya sudah memarahi keponakannya itu ratusan kali di dalam hati untuk melampiaskan amarahnya.Rosalina bisa menebak ke mana
더 보기

Bab 2559

Pasti ada seseorang yang memprovokasi Rosalina, memicu Rosalina, membuat kebencian yang sudah terpendam selama bertahun-tahun di hati Rosalina meledak lagi. Makanya Rosalina mengambil keputusan untuk mengosongkan kamar orang tuanya.Selain itu, Rosalina tidak tahu kata sandi dari kunci pintu digital orang tuanya. Bahkan Jordan sendiri juga tidak tahu. Selama ini, ibunya selalu mengatakan kalau Jordan lebih memihak Rosalina. Oleh karena itu, ibunya tidak mau memberitahu banyak hal kepadanya.Rosalina tidak menyembunyikan masalah dari adiknya. Dia memberitahu adiknya tentang Giselle yang keluar dari penjara lebih awal, juga tentang Giselle yang masuk ke dalam rumah di pagi-pagi buta.Setelah mendengar cerita Rosalina, Jordan spontan menghela napas panjang. Ternyata kakak kedua yang tukang pembuat masalah itu telah keluar dari penjara. Kalau begitu, kemungkinan akan terjadi keributan lagi di keluarga Siahaan.“Kakak pindahkan saja barang Papa dan Mama ke kamarku. Kalau barang Kak Giselle,
더 보기
이전
1
...
252253254255256
...
281
DMCA.com Protection Status