Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 2341 - Chapter 2350

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 2341 - Chapter 2350

2383 Chapters

Bab 2341

Sang Ratu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu di kepalanya. Maka Yuna pun melanjutkan, “Ya benar aku memang belum setua itu dan ngga tahu gimana rasanya. Apa aku akan takut mati dan berusaha mati-matian untuk bisa terus hidup, aku nggak tahu. Tapi aku rasa apa pun yang terjadi, setiap orang harus punya batas. Seandainya aku mau terus hidup, nggak sepantasnya aku sampai mengorbankan nyawa orang lain. Anakku, temanku, saudaraku, kalau mereka sampai disakiti, aku juga pasti bakal sedih. Karena aku nggak mau orang lain memperlakukan aku dan orang terdekatku seperti itu, aku juga nggak melakukannya ke orang lain. Seperti yang orang sering bilang. Kalau nggak mau dijahati, jangan menjahati orang lain duluan.”“Aku capek,” kata Ratu seraya memejamkan matanya. “Kamu istirahat saja dulu.”“Ratu, aku harap kamu bisa mengerti. Sebenarnya kehidupan abadi ini nggak realistis. R10 cuma ilusi. Aku cuma membuatnya sesuai dengan resep yang mereka kasih. Masalah bisa berhasil atau nggak … aku bena
Read more

Bab 2342

“Namanya Shane.”Dengan suara lirih Ratu menyebut namanya sekali lagi, dan merasa nama itu tidak asing. Dia lantas menatap anak buahnya itu dan memikirkan sesuatu.“Apa sebaiknya usir saja orang itu?” tanya si anak buah itu.“Jangan, suruh Rainie temui dia.”Meski bertanya-tanya, anak buah itu tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh sang Ratu kepadanya. Di satu sisi, sang Ratu ingin melihat sebenarnya apa yang sedang Rainie rencanakan. ***Shane dipersilakan masuk dan dibawa ke ruang tamu untuk duduk sejenak. Mata Shane menyapu ke empat penjuru. Karena ini bukan kedatangannya yang pertama kali, kurang lebih dia masih ingat gambaran gedung ini secara kasar meski tidak terlalu detail. Selagi duduk di sana, di tangan Shane hanya membawa satu ponsel miliknya. Dia menunggu sambil mengelus ponsel tersebut untuk mengusir kebosanan.Setelah beberapa saat berlalu, dari luar ruang tamu dia mendengar langkah kaki yang mendekat, lalu Rainie pun menampakkan diri. Ketika melihat Shane, awalnya
Read more

Bab 2343

“Siapa aku?” Rainie bertanya.”“Kamu tuanku.” Walau terdapat sedikit keraguan, Shane tetap menjawab Rainie dengan patuh.Rainie masih menaksir Shane, mulai dari atas sampai bawah, lalu dia menyipitkan matanya dan bertanya, “Masa iya? Tapi kamu kok kayaknya nggak menuruti perintah tuanmu?”“Kamu memang tuanku, tapi kamu juga harus menepati janjimu,” kata Shane. “Dulu bos kita masih mengizinkan aku untuk ketemu anakku sebentar, tapi sekarang aku nggak dapat kabar tentang dia sedikit pun. Kamu ….”“Dia sudah mati,” kata Rainie secara mendadak.Terkejut mendengar itu, raut wajah Shane pun terlukis ekspresi panik. “Apa?”“Kubilang … dia sudah mati! Anakmu sudah mati.”“Apa kamu bilang? Ulangi sekali lagi!” Shane membentak dengan suaranya yang gemetaran, seolah-olah dia tidak mendengar apa yang Rainie katakan. “Bohong … kamu pasti bohong! Nathan … Nathan pasti baik-baik saja!”“Aku nggak bohong. Ini ulahnya Fred. Dia yang membunuh anakmu. Aku nggak kasih tahu karena takut kamu jadi sedih. Ta
Read more

Bab 2344

“… lihat atau nggak lihat apa bedanya? Memangnya aku punya kepentingan apa untuk bohong ke kamu soal anakmu? Cukup, aku cuma mau kasih tahu itu saja. Bukannya aku nggak bantu, tapi sekarang mau bantu pun sudah nggak mungkin bisa! Yang terpenting sekarang cepat kasih resep obat itu. Nanti kalau aku bisa menyelesaikan obatnya, kita bakal sukses besar!” kata Rainie sembari menyodorkan tangannya ke arah Shane lagi.Shane menggenggam ponselnya ke belakang untuk menghindari tangan Rainie. Kemudian, dengan nada sinis Shane bilang, “Maaf! Aku bersedia kasih kamu resep ini karena aku mau kamu bantu menolong anakku. Tapi karena sekarang anakku sudah nggak perlu ditolong lagi, aku nggak perlu kasih resep ini ke kamu!”“Hah? Apa kamu lupa kalau kamu itu ….”“Aku Shane, dan kamu adalah tuanku, ‘kan?” kata Shane seraya terkekeh. “Rainie, atas dasar apa kamu berhak menganggap diri sendiri sebagai tuanku? Hah? Atas dasar apa?!”“... kamu sudah sadar?”Rainie bertanya dengan penuh keraguan, tetapi dili
Read more

Bab 2345

“Jadi kamu terima penawaranku?” tanya Shane.“Kamu belum bilang permintaan kamu, gimana aku bisa bilang terima atau nggak.”Rainie tidak bodoh. Dia jelas tidak akan mau dengan gamblang menerima penawaran yang tidak jelas tujuannya itu. Paling tidak dia harus tahu apa yang Shane inginkan darinya.Lantas, Shane pun maju sampai tepat ke depan wajah Rainie dan berkata, “Oke! Kamu harus bantu aku menolong Yuna. Bawa dia keluar, baru aku kasih resepnya. Gimana? Tertarik?”“Kamu gila, ya?!” kata Rainie dengan mata terbelalak.“Aku sudah sampaikan permintaanku, terserah kamu mau terima atau nggak! Kalau nggak mau, nggak masalah. Anggap saja penawaranku ini batal.”“Shane, kamu sengaja menjebakku, ya? Jelas-jelas kamu sudah tahu nggak mungkin aku sudi menolong Yuna! Kamu tahu apa alasan dia datang ke tempat ini, dan kamu juga tahu bukan persoalan aku mau atau nggak, tapi aku memang nggak bisa sama sekali menolong dia. Kalau kamu minta aku menolong anak kamu, mungkin masih ada sedikit harapan, t
Read more

Bab 2346

“Kamu … kamu sengaja mengulur waktu?!” tanya Shane sambil marah-marah.“Ya, aku sengaja menahan kamu di sini sampai mereka datang,” kata Rainie, dia kemudian mendekati Shane dan mengangkat dagunya. “Aku nggak ada niat sama sekali untuk menyetujui penawaran kamu, dan kamu juga nggak pantas untuk mengajukanya! Resepnya sudah di sini, nggak mungkin kamu bisa bawa pergi lagi!”Rainie berbicara sambil merebut ponsel Shane dari tangannya. Saat Shane melawan, kepalanya langsung ditodong oleh moncong pistol. Alhasil Rainie merebut ponsel itu dengan mudah dan menaruh layar ponsel tepat di depan wajah Shane untuk membuka layar yang dikunci oleh face recognition.“Isi HP kamu banyak juga, ya, ternyata, “ ujarnya. Dia terus mengorek-ngorek isi ponsel Shane sambil tersenyum senang. “Shane, mending kamu bantu aku cari di mana file resepnya.”Rainie menyodorkan ponsel itu ke depan Shane, tetapi Shane membuang muka ke samping. Melihat itu Rainie justru malah makin kegirangan. Dia berkata, “Terserah. K
Read more

Bab 2347

Rainie memegang ponsel itu erat dan dengan penuh semangat berjalan keluar karena sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk melakukan eksperimennya.Saat Rainie baru mau keluar, dia mendengar orang di belakang memanggilnya. Rainie pun menoleh dan baru ingat kalau Shane masih ada di sana. Lantas dia meminta orang itu untuk menendang Shane keluar dari gedung ini. Dia sudah mendapatkan resepnya dan tidak membutuhkan Shane lagi. Membiarkan Shane terus di sini lebih lama yang ada malah membuat masalah.“Rainie, apa kamu nggak takut aku bakal lapor polisi?!” Shane mengancam.“Lapor polisi? Apa gunanya? Amu mau bilang apa ke mereka? Kamu mau bilang ke mereka kalau aku mencuri resepmu? Atau kamu bilang karena aku nggak bantu menolong anakmu? Oh ya, aku lupa kasih tahu satu hal. Aku sudah jadi warga negara Yuraria. Aku mendapat perlindungan mereka, jadi polisi di sini nggak bakal bisa menangkapku! Simpan saja idemu itu!”Sekarang Rainie sudah tidak perlu takut rencananya terbongkar. Dia sud
Read more

Bab 2348

Pria yang berdiri di samping sang Ratu hanya diam saja mendengar ocehan tuannya tanpa banyak bicara. Dia tak jauh berbeda seperti benda mati yang membiarkan sang Ratu mengungkapkan keluh kesahnya tanpa berkomentar.“Kamu sangat setia, tapi aku bosan banget ngobrol sama kamu!” kata sang Ratu menggeleng. “Yuna juga nggak sependapat denganku. Aku nggak bisa ngobrol sama dia lagi. Soal Rainie ….”Rainie lebih-lebih lagi. Dia bukan orang yang enak untuk diajak berbicara. Dengan tempat sebesar ini, menyedihkan sekali sang Ratu tidak bisa menemukan orang yang bisa menemaninya mengobrol untuk melewati hari-harinya. Sang Ratu menoleh ke jendela sejenak untuk melihat pemandangan di luar, lalu dia tiba-tiba teringat sesuatu.“Sebelumnya Fred ada bawa dokter datang kemari, ‘kan?”“Iya, seorang cowok tua, gurunya Yuna.”“Iya, iya. Dia! Dia dikurung di mana?”“Di gudang yang ada di lantai paling atas.”“Cepat bawa dia kemari. Aku mau ketemu! Ah, ga usah. Bawa aku ke sana saja biar cepat. Aku nggak m
Read more

Bab 2349

“Nggak penting siapa aku. Aku cuma seseorang yang mau ketemu dan ngobrol sama kamu,” ujar sang Ratu tersenyum. Dia tidak ingin mengatakan siapa dirinya. Lalu dia berbalik dan berbisik kepada pengawalnya itu dan memintanya untuk pergi. Tampak si pengawal itu sedikit ragu, tetapi dia tetap menuruti perintah dan undur diri.Sekarang di dalam gudang itu tinggal sang Ratu dan Juan saja.“Aku tahu kamu siapa,” kata Juan.“Oh ya? Siapa?”“Kamu cewek Yuraria,” kata Juan sambil menunjuknya.Sang Ratu tersentak, tetapi kemudian dia tersenyum dan mengangguk, “Kamu benar! Tapi aku nggak nyangka kamu bisa ngomong pakai bahasaku dengan cukup lancar. Di usia kamu itu jarang ada.”“Usiaku memangnya kenapa? Aku ini masih muda!” kata Juan tanpa tahu malu sembari menepuk dadanya.“Kamu … umur berapa?” taya sang Ratu. Melihat Juan begitu percaya diri, sang ratu jadi takut dia salah menebak umurnya.Namun bagaimanapun, yang namanya dokter tua tentu saja usianya pasti sudah cukup tua. Dilihat dari semangatn
Read more

Bab 2350

Melalui cermin sang Ratu melihat makin hari kerutan di wajahnya makin banyak. Rambut putihnya pun makin hari makin lebat. Tak peduli seperti apa dia menutupinya dan menunda pertumbuhannya, pada akhirnya dia tetap terus menua sampai dia pun menyerah dan tidak lagi menatap dirinya di cermin.“Jadi maksudmu, jadi tua itu adalah hal yang membahagiakan?” tanya sang Ratu dengan rasa penasarannya yang baru.“Tentu saja!” kata Juan dengan begitu yakin sambil menepuk pahanya. “Bisa hidup dengan aman sampai usia tua itu bukan hal yang gampang, lho. Aku seumur hidup ini sudah berkelana ke ujung dunia dan ketemu sama berbagai macam orang, nyembuhin banyak penyakit. Benar-benar, deh, sampai penyakit yang aneh-aneh juga ada. Banyak anak kecil yang masih muda sudah kena penyakit mematikan. Itulah yang bikin aku benar-benar … sedih. Aku nggak takut jadi tua, yang aku takut itu nggak bisa hidup sampai tua. Tapi yang aku bilang tadi, aku memang nggak tua!”Kata-kata itu menyentuh selera humor sang Ratu,
Read more
PREV
1
...
233234235236237
...
239
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status