Sungguh kasihan, mungkin saat ini dia sedang berperang dengan hatinya. Di sini lain dia ingin mendapat pengakuan siapa ayah anaknya. Namun, di sisi lain, hatinya terlanjur sakit karena dulu pernah disia-siakan."Lis, tolong maafkan aku." Lelaki itu meratap, masih dengan posisi yang sama, bersimpuh di hadapan Lilis. Sepertinya dia benar-benar menyesali perbuatannya dulu.Sementara Lilis masih bergeming, rahangnya mengeras seolah menahan amarah yang akan tumpah, sedangkan air mata semakin meluncur deras hingga menetes membasahi kepala sang lelaki."Aku berjanji akan menjaga kalian, mencintai dan menyayangi kalian berdua." Lelaki itu perlahan berdiri, kini mereka saling berhadapan."Waktu itu aku khilaf, Lis. Pikiranku sedang kalut dan kamu datang dengan membawa berita di saat yang tidak tepat. Percayalah, Lis, sejak kamu memutuskan untuk pergi, hidupku seolah hancur," ucapnya lirih sambil berusaha memegang kedua tangan Lilis."Gombal!" bati
Last Updated : 2023-02-26 Read more