"Nggak usah sok perhatian, Mas! Aku muak! Sumpah, aku muak melihat tingkahmu!""Jane, mas benar-benar khawatir dan peduli sama kamu.""Bohong! Kamu nggak pernah benar-benar peduli padaku, Mas.""Nggak, Jane. Mas peduli dan khawatir. Mas masih mencintaimu.""Diaaam!" Kututup telingaku dengan menggunakan tangan kanan. "Sebaiknya kamu pergi, Mas. Aku nggak mau lihat kamu lagi. Aku udah muak! Aku benci! Pergi, Mas, pergiiii!" teriakku seraya mendorong tubuhnya, meski gerakanku masih sangat lemah."Jane, tolong jangan usir mas.""Pergi, Mas. Pergiii!"Tiba-tiba pintu membuka. Bang Yudha, Bang Revan, dan Kak Vera masuk ke dalam ruang rawat inapku. "Ada apa ini ribut-ribut? Astaga, kenapa ada gelas pecah di sini?" tanya Bang Yudha."Ah, itu tadi aku nggak sengaja menyenggolnya, Bang," jawab Mas Firman. "Aku panggil petugas kebersihan dulu." Lelaki berkulit putih itu ke luar dari ruangan."Gimana keadaan kamu, Dik?" tanya Bang Yudha."Alhamdulillah, jauh lebih baik, Bang. Walaupun masih saki
Last Updated : 2023-01-30 Read more