Bukan cerita Cinderella, tapi peristiwanya nyaris sama. Bedanya, bukan ibu tiri yang menungguku kembali. Tetapi suami. Buru-buru turun untuk berlari agar tidak terlambat pulang ke rumah, sepatuku terlepas. High heels yang dipilih Caca benar-benar menyulitkan. Akhirnya, sebelah sepatu yang masih menempel di kakiku pun sengaja kulepas agar aku bisa berlari dengan bebas menerobos halaman, ruang tamu, ruang keluarga, dan naik ke lantai dua. Kujinjing dress panjang yang membuat gerakku terbatas. Satpam melihatku sambil berteriak. “Nyonya, sepatunya lepas.” Tak kuhiraukan teriakan satpam. Besok masih bisa kuurus, tapi kemarahan Mas Danu, aku khawatir akan semakin membesar jika dalam 10 tak menit aku tak segera tiba di hadapannya. Tak kusangka ia pulang malam ini. Kukira ia akan kembali bersama wanita itu tanpa peduli pada diriku.Mobil Mas Danu telah terparkir, tapi mobil mertuaku tak ada. Siapa yang akan membelaku jika Mas Danu kelewat salah paham?Tiba di lantai dua, nafasku tersenggal
Read more