Semua Bab Nama Putriku Nama Mantannya : Bab 91 - Bab 100

104 Bab

91. Penangkapan Tante Mayang

“Pak, tangkap dia!”“Dia sudah mengakui semua kejahatannya!” pekik Ummi Syifa dengan penuh semangat.“Mbak, kamu tidak bisa melakukan ini semua, kamu tidak sayang sama aku, Mbak?”“Lepaskan aku!”“Aku tidak bersalah, itu bukan aku yang melakukannya, mereka sendiri yang mengantarkan kematiannya sendiri, hahaha ... “ teriaknya bercampur dengan air mata kesedihan.Saat akan di bawa ke kantor polisi, kedua anak Tante Mayang menyaksikan penangkapan ibunya di depan mata mereka.“Delia, Angga, tidak ... Mamah tidak melakukannya!”“Ini hanya kesalahpahaman saja, Sayang!”“Kalian harus percaya dengan Mamah!” “Mamah tidak pernah melakukannya, hanya Tante Syifa saja yang menuduh dan memaksa Mamah untuk mengakuinya!” teriaknya Tante Mayang yang masih berkilah di depan kedua anak mereka.“Mah, Delia nggak menyangka Mamah bisa setega ini dengan Tante Syifa!”“Jujur Delia sangat sayang sama Mamah, bahkan dari Mamahlah Delia bisa belajar banyak tentang kehidupan ini, tetapi sepertinya Delia salah me
Baca selengkapnya

92. Penasaran

Sedangkan Angga adik Delia pergi ke rumah mertua Delia, orang tua Doni suami Delia.Hujan deras yang tiba-tiba turun tidak menyulutkan Angga untuk mendatangi rumah mertua kakaknya.“Kalau tahu begini, aku memakai mobil bukan pakai motor dan sekarang aku terjebak di jalan, dan basah kuyub seperti ini.”Angga menghentikan sesaat dan mencari tempat bertedug sebentar di sebuah toko. Hari ini dia lupa membawa jas hujan sehingga dia sudah basah kuyub.Rasa dingin sudah menyelimuti tubuh kekarnya yang hanya memakai kaos berlengan dan juga switter yabg sudah basah.Dia pun memikirkan semua kejadian tadi siang yang dengan sekejab telah membuat keluarganya berantakan. Pria bertubuh kekar itu segera mengambil ponselnya untuk menghubungi papahnya.“Papah juga tidak bisa dihubungi, Mbak Delia masuk rumah sakit dan sekarang Mamah masuk penjara karena persengkongkolan dengan Fina dan Abbas.”“Sebenarnya apa yang mereka inginkan dari Mamah, dan mereka hilang tanpa jejak!”“Aku tidak tahu siapa mereka
Baca selengkapnya

93. Penculikan

“Angkat saja Mas!” suruh Ida kepada Sulthan.“Oke!”p[Hallo, siapa ini?][Halo Sulthan, ini aku mantan tunanganmu, Sayang][Fina? Kamu tahu dari mana nomorku, Fin?]Sulthan lalu menggunakan speaker agar Ummi dan Ida ikut mendengarkan pembicaraan Fina dengannya.[Itu tidak penting yang jelas aku berhasil melacak nomormu, Sayang][Kamu ada di mana, Fina?][Cepat serahkan dirimu ke kantor polisi, kalian berdua sudah membuat hidupku tidak tenang][Tidak semudah itu kamu mendapatkan kami, Sayang, masih banyak yang harus diselesaikan, sebelum kalian sekeluarga merasakan apa yang aku rasakan!][Apa maksudmu, Fina? Cinta itu tidak bisa dipaksakan dan kamu adalah masa laluku, aku tidak mungkin kembali denganmu, aku sudah punya istri dan anak, tidak mungkin aku meninggalkan mereka hanya untukmu!][Ya, aku tahu itu, bahkan aku sudah tahu kalau kamu memang telah jatuh cinta kepada istri kampungan kamu itu, tetapi aku tidak peduli, bahkan aku bisa membelimu agar kamu mau bersamaku][Kamu sudah ngg
Baca selengkapnya

94. Permintaan Fina

Namun, saat ingin membuka aplikasi platfom itu, tiba-tiba ponsel Ida berdering. Dia langsung mengambilnya.“Siapa Sayang?”“Mbok Siti, Mas!”“Cepat angkat!”[Assalamu’alaikum, Mbok!][Wa’alaikumsalam, Neng Ida, gawat Neng, maaf Neng ... hiks ...hiks ... baby Salsa, Neng][Mereka mengambil baby Salsa Neng, cepat pulang, Neng][Mbok baru sadar kalau baby Salsa tidak ada di kamar, kami diikat dan dibiarkan tergeletak di lantai, cepat Neng pulang, hiks ... hiks][Iya Mbok, Ida sudah tahu bahkan mereka sudah menghubungi kami, tetapi kalian baik-baik saja kan?][Iya Neng, alhamdulillah, cuma kami hanya syok saat kami sadar tangan dan kami terikat kuat][Maaf Neng, Ibu Lina mau bicara][Halo Bu, apakah Ibu baik-baik saja? Dan bagaimana Bapak, kalian semua nggak apa-apa kan?][Iya, Sayang, cepat kamu pulang, kita tidak aman di sini, bisa-bisa mereka akan datang lagi ke sini, Ibu takut][Bu, sebentar lagi kami akan pulang, kita akan bicara di rumah, kami masih dalam perjalanan][Baiklah, hati-
Baca selengkapnya

95. Kekhawatiran Seorang Ibu

“Neng Ida akhirnya Neng pulang juga, Non Salsa Neng ... hiks ,hiks... Non Salsa ... diculik, pasti itu Non Fina, pasti dia, entah tahu dari mana rumah ini, Mbok nggak mengerti, semua terjadi begitu cepat.“Tiba-tiba saja saat kalian pergi setelah sepuluh menitan, ada asap masuk ke rumah ini dan seketika kami nggak tahu apa yang terjadi, Mbok langsung mengantuk.”“Saat kami sadar tangan dan kaki kami sudah terikat dan Mbok tidak menemukan keberadaan Non Salsa di mana-mana!” Mbok Siti menceritakan semua kejadian yang dia alami.“Nduk, siapa Fina kenapa dia ingin menculik anakmu dan apa hubungan dengan kedatangan kami ke sini, bukannya kita akan menangkap Abbas dan Ibunya yang nggak waras itu?” tanya Bu Lina yang masih bingung.“Bu, ceritanya panjang, dan nanti aku ceritakan, sekarang aku harus menyelamatkan anakku dari tangan mereka,” jawab Ida yang masih tampak khawatir dengan keselamatan anaknya.“Kamu harus hati-hati dengan mereka, kenapa kamu nggak lapor polisi saja, agar masalah in
Baca selengkapnya

96. Kecelakaan

Udara dingin menyelimuti malam itu, tidak ada rembulan atau bintang yang menerangi jalan yang mereka lalui.Di dalam mobil mereka terdiam sejenak, pandangan Ida lurus ke depan tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Sesekali bening-bening air kristal itu keluar begitu saja dari pelupuk matanya yang indah. Tangannya mengepal memegang ujung hijabnya.Sulthan lalu memegang tangan Ida, berharap dengan sentuhan hangat dari suaminya bisa merendam amarah yang bergejolak di dalam hatinya.Dan benar saja, saat tangan Ida tersentuh oleh tangan suaminya, kepalannya merenggang dan dia menoleh ke arah Sulthan.“Terima kasih, Mas, masih ada di samping untuk menguatkanku!” “Aku nggak habis pikir jika Ibu bisa mengatakan seperti itu!”“Aku memang menyayangi Ibu, tetapi aku juga tidak mau kehilangan anakku, Mas. Aku bingung!”“Aku tidak mau ibu menganggapku sebagai anak durhaka, aku ingin Ibu tahu kalau aku memang menyayanginya tetapi aku tidak tega melihat anakku terpisah dariku, Mas ... hiks ...
Baca selengkapnya

97. Kebenaran Yang Hampir Terkuak

Agnes mencoba menghubungi di antara mereka tetapi tidak ada yang menjawab, membuat dirinya juga ikutan khawatir.“Berkali-kali menghubunginya sampai setengah jam kemudian tiba-tiba layar ponsel Agnes berdering.“Kringg ... Kringg ...“Siapa Nes, Ida, atau Sulthan yang telepon kamu?” tanya Ummi Syifa semringah.“Ida, Ummi!” teriaknya bahagia.“Cepat kamu angkat!”perintahnya yang tak sabar ingin mendengar suara mereka.“Baik, Ummi!”“Tunggu di speaker saja, biar Ummi bisa langsung mendengarkan suara mereka!”“Iya, Ummi!Agnes dengan segera melaksanakan perintah Ummi Syifa.[Halo, Assalamu’alaikum, Da?][Kamu di mana sih, susah sekali dihubungi, aku dan Ummi sangat khawatir dengan kalian?][Tetus ponsel Sulthan juga nggak bisa dihubungi, memang kalian itu ada di mana, kenapa nggak kabar ke kita?][Maaf, sebelumnya saya menemukan ponsel ini tidak jauh dari mobil si korban yang terbakar, Bu][Maaf, korban? Korban apa Pak, dan siapa Anda?][Kami tidak melihat seseorang di sini Bu, hanya mo
Baca selengkapnya

98. Siksaan

Bu Romlah datang di akhir pertemuan mereka, dan membuat Fina bertambah bingung, siapa yang harus dipercaya toh pada kenyataannya adalah semua memang sudah direncanakan.“Apa maksud kalian semua?”“Aku tidak mengerti!” Fina hanya bisa melihat mereka yang tertawa puas atas semua tindakan yang dilakukannya berhasil membuat keluarga Sulthan berantakan.“Kamu ingin tahu bagimana dan kenapa semua ini harus dilakukan, bahkan kamu saja tidak mampu menganalisis siapa lawan dan kawanmu, Fina!”“Kamu hanya terobsesi oleh satu tujuan saja yaitu Sulthan!”“Sedangkan kami begitu banyak tujuan tetapi mengarah kepada Sulthan!”“Bahkan Oh ya adiknya juga yang bernama ... siapa namanya ...”“Papah Ridwan, Mah,” sahut Angga spontan.Seketika Fina semakin bingung saat Angga memanggil Bu Romlah dengan sebutan Mah.“Mah ... maksudmu Mamah?” tanyanya untuk meyakinkan.“Hahaha ... Fina ... Fina kamu ternyata lebih polos dari Ida.”“Ya ... kamu benar sekali, Angga Bramana Danendra adalah anak kandungku, pu
Baca selengkapnya

99. Balas Dendam

“Apa yang kalian mau dari aku?”“Mengapa semuanya menjadi rumit, dan mengapa kalian ingin menghancurkan keluarga kami dan sungguh terlalu kalian!”“Cepat katakan apa yang kalian inginkan dari aku?” tanya Sulthan yang masih bingung dengan semuanya ini.“Aku mau kekuasaan, kekayaan dan terlebih utama adalah nyawamu Sulthan, hahaha ... tawanya menggelegar.“Baiklah, akan aku ceritakan dari awal agar kamu mengerti apa yang kami mau dari kamu dan juga keluargamu, Sulthan!” Abbas menyeringai dan merasa puas karena satu persatu rencananya pun hampir berhasil bahkan Fina pun tidak tahu rencana sebenarnya.“Kamu mungkin tidak tahu kalau semua sudah direncanakan oleh seseorang yang mungkin kamu akan tidak percaya siapa dalang semuanya ini!”“Namun sayang, dia sudah ditangkap oleh polisi karena ulah ibumu sendiri!”“Ya, kamu pasti bertanya apa hubunganya dengan Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma dengan masalah ini kan?” “Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma adalah ayahku , suami dari ibuku Romlah Nirma
Baca selengkapnya

100. Pengakuan Abbas

“Bos!” Bos!” teriak salah satu anak buahnya dari kejauhan dan berlari menghampiri Abbas.“Ada apa, kenapa kamu?” tanya Abbas terlihat marah.“Itu Bos ... anu Bos ... itu!”“Ada apa, kalau ngomong yang jelas!” bentaknya seketika.“Itu Bos ... anak kecil itu tidak ada di kamar!” pekiknya dengan napas ngos-ngosan.“Apa ... kenapa bisa dia hilang, bagaimana kerja kalian?” hardiknya emosi.“Tadi saya dengar ada suara yang jatuh, ya saya ke sana tetapi nggak ada, terus saya balik nggak ada yang mencurigakan, Bos,” jelasnya yang juga bingung kenapa bisa tidak ada gadis kecil itu.“Mengurus anak kecil saja tidak bisa, cepat cari sampai dapat, pasti belum jauh dari sini perginya!” perintahnya menyuruh semua anak buahnya ikut mencari.“Jika sampai terjadi sesuatu dengan anakku, akan kupastikan nyawamu juga menjadi taruhannya!” “Hahaha ... memang kamu bisa apa Sulthan, kamu tidak bisa apa-apa, bahkan tubuh mu saja susah untuk digerakkan,” ejek Abbas dan tersenyum sinis.“Dengar Sulthan, ini ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status