Aku memandangnya lekat. Tapi pandanganku tembus pandang ke titik yang jauh. Mungkin titik ini akan berhenti di kutub utara sana.Aku senang ia tak bertanya mengenai jas yang kupakai."Kau tampak sedikit aneh dengan jas ini, Jani," ia mulai menginterogasi."Ya, aku tahu. Blusku sobek.""Sobek, tadi blusmu tak apa-apa saat kau di sini? Katakan, siapa yang mengganggumu di sana, ada bedebah liar?"Iya, namanya Biru. Bos CEO-ku tentu saja. Dia menakutkan, galak, dan terasa mengintimidasi. Mungkin penyakit orang kaya dan cakep. Kebanyakan kan seperti itu, ya kan, Go?Namun, aku diam saja."Tapi kau kelihatan segar, kau memakai make up di sana? Kau tampak cantik."Begitulah akhirnya, benar-benar menjadi kencan yang mendekati jurang bahaya."Jangan merayuku. Teman tidak merayu temannya," sahutku dingin. Sementara itu aku memegang tengkukku dan merasa merinding saat mendengar sayup-sayup suara Biru dan orang-orang JMTV terasa riuh dari arah 10 meter."Maaf, tapi itu benar, Jani.""Oh, iya deh.
Last Updated : 2022-12-27 Read more