“Marah-marah bagaimana, Nyonya?” tanya Ana balik ke Kinara.“Maksud saya, apa Mas Kenzo suka marah-marah tidak jelas sama kalian?”Ana menggeleng kuat. “Pak Kenzo akan marah, jika kami memang melakukan kesalahan yang fatal, Nyonya. Jika kami tidak ada salah apapun dan mungkin kerjaan di kantor sedang ruwet, Pak kenzo hanya akan diam dan enggan berkata apa-apa.”Jujur saja mendengar seperti itu membuat Kinara lebih over thinking. Jika Kenzo bukanlah pria temperamental, lalu apa alasan pria itu selalu marah terhadapnya? Bahkan suaminya itu enggan tidur satu kamar dengannya. Kinara merasa ada yang janggal di sini. Dia memang menyadari, jika pernikahannya itu tanpa cinta. Namun, mengingat Kenzo pernah berjanji untuk menjadi suami yang baik, tentu membuat Kinara semakin bertanya-tanya mengenai kejelasan hubungan mereka.“Nyonya, itu telurnya kenapa ditambah lagi?” tanya Ana.Kinara berjengit. “Astaga, saya keblalasan, Mbak.”“Sepertinya Nyonya sedang banyak pikiran. Kalau begitu, biar saya
Baca selengkapnya