Semua Bab Bukan Pernikahan Kontrak Biasa: Bab 31 - Bab 40

44 Bab

Bab. 31 Bulan Madu

“Mas, aku harus menemui Papa,” cicit Kinara dengan memasang wajah memelas.Kenzo melepaskan cekalannya membiarkan Kinara mendahuluinya pergi.Setelah Kenzo turun dari mobilnya, dia menghampiri Kinara dan meraih tangannya untuk digandeng. Kinara yang berusaha untuk melepaskan diri langsung dicengkeram dengan kuat. “Saya tidak suka penolakan,” desisnya membuat Kinara berhenti memberontak.Kinara mendongak. Dia bisa melihat, jika suaminya itu seperti sedang marah. Terlihat rahangnya mengeras dengan wajahnya berubah datar.“Di mana kamarnya?” tanya Kenzo dingin.“Kamar bangsal nomer 12,” jawab Kinara.Kinara yang hendak masuk ke dalam lift, di tahan oleh kenzo. Suaminya itu justru menariknya ke reesepsionis. “Kita mau ke mana?”Kenzo tidak menjawab pertanyaan Kinara. Mereka terdiam saat sampai di meja resepsionis.“Sus, saya mau tanya, apa pasien bernama Baim Nugroho berada di bangsal 12?” tanya kenzo.Kinara hanya diam. Dia menghela napas panjang, karena merasa aneh dengan suaminya.“Eun
Baca selengkapnya

Bab. 32 Mengukir Kenangan Manis

“Papa jelas setuju, dong. Soalnya kalian itu sudah menikah, Tanggung jawab Nara sudah berada di tangan kamu, Ken. Papa cuma minta, kamu bisa menyayangi putri Papa sepenuh hati kamu. Papa hanya bisa melihat binar cinta di mata Kinara hanya sama kamu sejak dulu. Papa merasa berdosa, karena sempat melarang kalian berhubungan. Waktu kamu menghilang, Kinara seperti kehilangan arah,” jelas Baim panjang lebar.Kenzo melirik Mega yang tampak ketakutan. Semua masalah berasal dari perempuan itu. Kenzo menatapnya tajam, seakan hendak menguliti wanita beranak satu itu.‘Kenapa dia natap aku begitu? apa dia masih begitu dendam terhadapku,’ batin Mega.‘Andai Papa tahu, kalau Kenzo bukanlah Keny, dan andai aku bisa bertemu dengan Keny.’ Kinara menatap nanar Baim, yang beranggapan, jika Kenzo adalah Keny.Tangan Kenzo kembali menggenggam Kinara, hingga sorot mata teduh beriris coklat itu saling bertemu. Begitu banyak kata dan kalimat yang tertahan dari mata Kenzo, Kinara mampu merasakannya.Entahla
Baca selengkapnya

Bab. 33 Ungkapan Isi Hati Kenzo

“Nar, soal bulan madu, bagaimana?” tanya Kenzo dengan hati-hati.Kinara terkesiap mendengar pertanyaan Kenzo. Entah, pikirannya sedang campur aduk. “Eungh … itu … aku ….”Kenzo menepikan mobilnya, lalu menggenggam kedua tangan Kinara. “Saya tahu, kalau kamu masih belum mempercayai saya. Saya minta maaf karena selama ini menjadi pasangan yang manipulatif. Saya benar-benar sangat menyesal. Saya mengira, jika kamu hanya mencintai Keny dan harta yang menyilaukan kamu. Nyatanya, yang saya lihat, kamu tidak silau dengan harta saya.”Kinara menghela napas panjang, lalu mengebuskannya begitu saja. “Mas, bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu mengenai aku.”“Mohon ampuni saya, Nara. Sungguh … saya hanya takut, jika pikiran saya itu benar, makanya sebelum saya terlanjur mencintai kamu, saya mengantisipasinya terlebih dahulu. Kamu boleh marah sama saya, pukul saya jika perlu. Tapi, saya mohon, bersikaplah seperti Kinara yang sebelumnya. Saya merindukan itu.”Kinara menatap manik mata Kenzo. Menc
Baca selengkapnya

Bab. 34 Malam Pertama

“Pindah kamar?” Kinara masih tidak percaya. Entah, kali ini dia terlihat sangat gugup sekali.“Kinara, kita sudah sah, dan seharusnya, kita lakuin ini dari awal.”Kinara begitu grogi ditatap seperti itu oleh Kenzo, meski sekilas, akan tetapi mampu memporak-porandakan hatinya saat ini. Rasa panas kian menjalar ke seluruh tubuhnya, hingga sampai ke pipi yang kemudian terlihat bersemu merah.Andai lampu mobil sangat terang, Kenzoo mampu melihatnya..Sampai di mansion, setengah berlari Kenzo menghampiri pintu penumpang dan membukakan pintu untuk Kinara.“Makasih, Mas,” ucap Kinara dengan senyuman manisnya.Kenzo mengulurkan tangannya, yang kemudian diraih oleh Kinara. Keduanya tampak saling melempar senyuman, dengan saling bergandengan tangan, Kenzso masuk ke dalam gedung megahnya itu.“Buset … pemandangan langka ini. Beh … ademnya lihat rumah tangga seperti itu,” gumam Agus yang memperhatikan kedua majikannya yang terlihat mesra, tidak seperti biasanya yang hanya mendengar bentakan dar
Baca selengkapnya

Bab. 35 Berendam Air Dingin

“Kenapa, Kinara?”Jujur saja Kinara merasa tidak tega melihat mata Kenzo yang berkabut gairah bergantikan penuh dengan kecewa atas penolakannya. Kinara meraih wajah Kenzo dan menatap lekat manik hitam yang tangah memeluknya dengan posesif. “Maaf, aku sedang ada tamu bulanan.”Kenzo memejamkan matanya. Merasa lesu di tengah mode turn on-nya yang seketika lesu mendengar pernyataan Kinara, lalu membuka mata dengan tatapan memelas. “Sejak kapan?”“Eungh … baru saja,” cicit Kinara.Kenzo meraup wajahnya dan memalingkan pandangannya. ‘Alam sedang tidak merestui saya.’“Mas, kamu kecewa?” tanya Kinara hati-hati.Kenzo menggeleng. Tampak bibirnya sedikit melengkung ke atas, tetapi tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Nggak, Sayang.”“Maaf, Mas,” ucap Kinara merasa tidak enak hati kepada suaminya.Kenzo mengecup kening Kinara. “Tidak apa-apa. Saya akan menunggu. Sudah, sekarang kita tidur saja, ya.”Kenzo kembali memeluk Kinara. Dengan melingkarkan tangannya di perut Kinara. Meski perasaa
Baca selengkapnya

Bab. 36 Penghianat!

Kinara sama sekali tidak habis pikir dengan perbuatan suaminya. Di lain sisi ia merasa geli, di sisi lainjuga ia merasa kasihan dengan Kenzo. Sejak tadi ia hanya diam, merasa canggung sendiri.“Nara,” lirih Kenzo usai membuka matanya.Kinara yang baru saja menyelesaikan rajutannya pun mendekat, meletakkan benang dan jarumnya d atas meja. Wanita dengan rambut sebahu itu mencoba bersikap biasa saja, meski ia sendiri malu akan pengakuan Kenzo mengenai penyebab sakitnya sang suami pagi tadi.“Ya, Mas.”“Badan saya sudah enakan. Saya harus ke kantor.”Kinara membulatkan matanya. Ia bahkan menoleh pada jam yang ada di dinding. “Ini sudah sore, Mas. Apa sebaiknya besok saja? Lagian, kamu belum baik-baik saja, kan?”“Saya sudah membaik. Kamu jangan khawatir.” Kenzo mengusap pipi Kinara dengan lembut, kelakuannya itu justru membuat Kinara menjadi salah tingkah sendiri. Pi[inya sudah terlihat merona.“Ka-kamu beneran tidak apa-apa?”Kenzo menggelengkan kepalanya. “Yakin, saya jauh lebih baik. K
Baca selengkapnya

Bab. 37 Saling Terbuka

“Mas, ada apa?” Kinara terlihat panik saat melihat Kenzo yang tersulut emosi.“Bukan apa-apa. Ini hanya masalah kecil. Kamu enggak usah khawatir. Saya harap, kamu enggak kasih apapun ke Dirga.” Kenzo memegang kedua bahu istrinya itu, bahkan ia menatap penuh harap, supaya Kinara tidak melakukan hal apapun.“Iya. Aku akan menurut. Tapi, kamu bisa cerita apapun sama aku, Mas. Aku istri kamu, kan?” Meski ini terdengar berlebihan bagi Kinara sendiri, ia memang ingin menjadi teman yang baik bagi suaminya. Mengingat Kenzo sedah melakukan banyak hal terhadapnya, termasuk menghukum Bu Mega.“Nanti kalau semuanya sudah selesai urusannya, saya akan cerita sama kamu. Semuanya. Saya enggak mau nutupin apapun sama kamu, Nar. Tapo, saat ini saya sedang buru-buru.” Kenzo mengusap rambut Kinara dengan lembut.Kinara mengangguk, mengerti. Ia sudah sangat bersyukur atas perubaha sikap Kenzo yang begitu manis terhadapnya. Setidaknya, kali ini ia akan menanti janji dari Kenzo. Akan selalu terbuka, membagi
Baca selengkapnya

Bab. 37 Masih Menyembunyikannya dari Kinara

Beberapa bukti transfer membuat tangan Kenzo bergetar. Ia sama sekali tidak menyangka akan penghianatan ini. Sungguh, hal ini membuat dadanya seakan ingin meledak. Ia begitu sangat percaya dengan Dirga. Tidak tahunya kecurigaannya terjawab sudah.“Jadi, Pak Dirga mengirimkan sejumlah uang di rekening pak Gunawan. Pak Gunawan rela melakukan hal itu demi putrinya, Pak.”Sebelah tangan Kenzo mengepal dengan kuat. Sungguh, ia ingin menghajar pria itu sekarang juga. “Di mana dia sekarang? Tadi dia sempat menghubungi Nara. Saya harap, dia tidak berbuat nekat dengan mengacaukan semuanya.”“Pak Dirga sudah tahu tentang penyelidikan saya ini, Pak. Saya juga tidak tahu kalau selama ini Pak Dirga inging menghancurkan usaha Bapak.”Kenzo sejenak diam. Ia mengungat sesuatu, yang mungkin sebagai pemicu tindakan Dirga itu.‘Apa kamu mengenal wanita tadi?’‘Kenal, Pak. Di-dia—‘‘Sudahlah, Ga. Banyak gadis di dunia ini. Tinggalkan saja! Toh, dia sudah pergi dengan pria lain. Kerja saja yang benar, jik
Baca selengkapnya

Bab. 39 Kamu yang Terpenting

Kinara tidak habis pikir dengan Kenzo. Suaminya itu benar-benar diluar dugaannya. Ia hanya menitip beberapa benag wol dengan warna putih dan hitam. Namun, suaminya itu membeli satu kardus dengan berbagai warna.“Mas, kamu berlebihan gak sih?” Kinara sampai geleng-geleng kepala.“Ya dari pada salah, kan? Saya juga lupa kamu minta warna apa. Lagian, dengan berbagai warna ini, kamu bisa membuat kreasi yang berbeda-beda, bukan?”“Tapi ini pemborosan, Mas. Pasti kamu—““Ini enggak seberapa, Sayang.” Kenzo duduk di sebelah istrinya itu, lalu mengeluarkan isi dalam tas kartonnya. “Ini buat kamu. Sudah saya isi dengan nomor baru.”Kinara mengeryitkan dahi. “Untuk apa kamu beliin aku ponsel lagi, Mas?”Kenzo tengah memilih kalimat yang tepat, ia menggaruk pelipisnya, masih terlihat bingung, hal itu membuat Kinara semakin penasaran dan meletakkan rajutannya di atas meja.“Ini aku beli karena model terbaru. Banyak diskon juga. Aku dapat vocernya langsung soalnya. Sayang kan kalau enggak diambil.
Baca selengkapnya

Bab. 40 Jangan Tinggalkan Aku

“Kamu adalah yang terbaik.” Kinara memeluk Kenzo dengan erat, sesekali wanita cantik itu menghidu wangi mawar pemberian suaminya. Bahkan wanginya saja mampu menggetarkan hati.“Kamu yang tersayang. Bahkan kamu lebih indahh dari mawar itu, Kinara.” Kenzo memejamkan mata, menikmati kesempatan seperti ini. Di mana ia bisa libur dan menghabiskan waktu bersama seharian bersama Kinara.“Bagus, Pak Keny!”Buru-buru Kinara melerai pelukannya. Ia menoleh pada Dirga yang baru saja datang dengan senyuman sinis dan tepuk tangannya.“Apa maksud Anda?” Kinara merasa bingung dengan sebutan itu.Dirga tengah menyeringai. “Suamimu itu penipu, Kinara! Harusnya kamu bersamaku. Dia adalah Keny. Mantan kekasihmu yang kamu buang dulu. Tujuannya menikahimu adalah demi untuk balas dendam. Setelah kamu menyerahkan semuanya, dia akan menyampakkanya seperti sampah. Kamu lihat ini.” Dirga menunjukkan selembar kertas.Sebuah gambar lukisan Kinara dan Keny. Gambar itu diambil setahun setelah mereka pacaran dulu. Sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status