Semua Bab Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Bab 131 - Bab 140
248 Bab
Chapter 70 B
"Soal semalam, Dina minta maaf ya, A', Dina terlalu emosional," lanjut Dina masih tertunduk."Saya sudah memaafkan kamu sebelum kamu memintanya, Din. Saya juga minta maaf ya, semua ini terjadi juga karena kecerobohan saya," balas Al membuat Dina mengangkat kepalanya."Bagaimanapun jalannya, tetap hidup dan mati mutlak kuasa Allah, A', jadi Aa' tak perlu menyalahkan diri sendiri," balas Dina."Ya sudah, kamu lanjut makannya ya?" ucap Al seraya kembali menyuapkan makanan ke mulut Dina, tak ingin berlarut-larut membahas sesuatu yang menyesakkan dada bagi keduanya."Iya, Aa' juga makan ya?" ucap Dina."Ya, nanti saya akan makan di kantin.""Makan ini aja, A', bareng sama Dina.""Jangan, nanti kamu kekurangan nutrisi.""Dina nggak mau makan kalau Aa' nggak makan juga," balas Dina merajuk."Din ....""Ayolah, A', soal nutrisi nanti bisa ditambah lagi, kita kan bisa makan lagi? Yang penting sekarang makan bareng," pinta Dina setengah memaksa.Al menahan senyuman, ada hangat dalam hatinya mer
Baca selengkapnya
Chapter 71 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (71)"Kalau memang masih ingin menunda, sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi ya Bu. Apa sebelumnya sudah pernah ber-KB?" tanya dokter Ahmad balik."Iya Dok, sebelumnya saya menggunakan KB pil," jawab Dina."Nah, kalau memang sudah cocok dengan KB pil, bisa langsung dilanjut ya, Bu. Untuk hari pertama pendarahan setelah kuretase dihitung sebagai hari pertama keluar darah haid," jelas dr. Ahmad."Baik, Dok.""Baik, ada lagi yang ingin ditanyakan?""Sepertinya tidak ada, Dok.""Ya sudah, kalau begitu saya periksa dulu ya, Bu." Dokter Ahmad kemudian mulai mengecek kondisi Dina."Pendarahannya normal kan, Bu?""Normal, Dok.""Baik, Suster tolong siapkan USG ya?" titah dr. Ahmad."Baik, Dok.""Bisa kita bicara sebentar, Pak?" ucap dr. Ahmad pada Al."Bisa, Dok."Sambil menunggu persiapan USG, dr. Ahmad berbincang dengan
Baca selengkapnya
Chapter 71 B
"Maaf ...," ucap Al sekali lagi."Dina tahu, ini berat untuk Aa', dan sama, Dina pun tidak ingin berlaku egois pada Aa', dengan memaksakan kehendak Dina tanpa peduli dengan kesiapan Aa'," jawab Dina kemudian menghela nafasnya panjang, mencoba membesarkan hatinya demi kebaikan bersama.Al terus memandangi Dina lekat, merasa bersyukur sebab Tuhan telah menghadirkan sosok malaikat untuk membersamai hari-harinya.Al lalu mengangkat tangan Dina, dan mengecupnya lama, membuat desiran hangat mengaliri hati Dina."Terima kasih, Din ... Terima kasih," ucap Al masih dengan menciumi tangan Dina.Dina tersenyum, "sama-sama, A'," jawab Dina, yang kemudian dibalas dengan kecupan di kening oleh suaminya.Saat suasana sedang romantis-romantisnya, tiba-tiba perut Dina berbunyi."Kamu masih lapar, ya?" tanya Al menebak, sedangkan Dina hanya tersenyum kuda."Saya bilang juga apa, harusnya kamu yang habiskan makanan kamu tadi, Din.
Baca selengkapnya
Chapter 72 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (72)"Pak Al?" gumamnya pelan."Ada perlu apa kamu berada di ruangan istri saya?" tanya Al sinis."Saya hanya ingin menjenguk dan memastikan kondisi Dina," jawab Ali apa adanya."Kamu tidak perlu repot-repot untuk memastikan bagaimana kondisi Dina, karena itu bukan kewajiban kamu, melainkan kewajiban saya sebagai suaminya," ucap Al penuh penekanan.Ali tersenyum, pembawaannya memang selalu tenang."Saya melakukannya bukan sebagai kewajiban, akan tetapi sebagai bentuk kepedulian terhadap teman, apakah salah?" tanya Ali dengan nada sopan, merasa segan dengan Al yang berusia jauh di atasnya."Tidak salah, hanya saja Dina tidak membutuhkannya," ucap Al mewakili kekesalan hatinya."Mohon maaf jika kehadiran saya membuat Bapak tidak berkenan, tapi sekali lagi saya tidak ada niatan apapun selain ingin menjenguk Dina," ucap Ali berusaha mengontrol emosi."Tidak seharusn
Baca selengkapnya
Chapter 72 B
"Terus, ngapain kamu laporan sama saya? Nggak penting," sahut Al sewot."Ya penting lah, A', sebab Aa' berhak tahu siapapun yang berinteraksi dengan Dina, terlebih dia cowok, supaya Aa' nggak salah faham sama Dina," jelas Dina menyampaikan alasannya."Ya sudah, sekarang kita makan ya?" ajak Al mengalihkan pembicaraan.Dina memandang suaminya lekat, merasa aneh dengan suaminya. Tak biasanya suaminya itu hanya diam ketika ia menyebut nama Ali di hadapannya, bahkan saat ini dia terkesan tidak peduli atau menganggapnya tidak ada.Ada rasa khawatir bahwa suaminya itu tak lagi posesif dan pencemburu seperti dulu. Ada rasa khawatir akan rasa cintanya terhadap Dina akan berkurang setelah beberapa kejadian yang mereka alami. Akan tetapi Dina tetap mencoba untuk berpikir positif dan berbaik sangka, mungkin saja suaminya sudah semakin mempercayainya, sehingga tak lagi mempermasalahkan apa yang tidak seharusnya dipermasalahkan.Hal yang sama juga ten
Baca selengkapnya
Chapter 73 A
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (73)"Apa kamu melakukannya karena sudah terlanjur terikat perjanjian dengan saya di awal?" tanya Al sekali lagi, dan berhasil membuat Dina tersentak untuk kedua kalinya."Astaghfirullah, kenapa Aa' bertanya seperti itu? Tentu bukan itu alasan Dina. Dina tidak pernah menganggap pernikahan ini main-main, A'. Sebelum Dina meminta Aa' untuk menikahi Dina, Dina sudah memantapkan hati, untuk menjalani pernikahan ini dengan sepenuh hati.Soal perjanjian itu, hanya upaya Dina untuk mendapatkan persetujuan Aa', sungguh saat itu dan sampai kapanpun, Aa' adalah tumpuan harapan Dina," jelas Dina panjang kali lebar, membuat hati Al kembali menghangat."Apa kamu bisa berjanji? Untuk tidak berpaling dari saya, selamanya?" tanya Al ingin semakin diyakinkan."Jangankan berjanji pada Aa', bahkan sejak Aa' mengucap Ijab Qobul di hadapan penghulu, Dina sudah berjanji pada Allah dan diri Dina sendiri, untuk menjalankan pernikahan ini dengan sepenuh hati, menjadik
Baca selengkapnya
Chapter 73 B
"Kenapa?" tanya Dina menuntut penjelasan."Nggak suka aja," jawab Al membuat Dina mengerutkan keningnya."Tapi suka banget," lanjut Al dengan senyuman jailnya, bersamaan dengan itu, darah seolah mengalir lebih banyak di wajah Dina, hingga membuatnya merah merona."Aa', ih!" ucap Dina seraya memukul dada suaminya pelan, lalu membenamkan wajahnya di sana, menyembunyikan gurat merah yang menandakan ia begitu tersipu mendengar gombalan suaminya. "Menggemaskan sekali," batin Al tersenyum penuh makna.Sesaat kemudian Dina kembali memandang suaminya dengan senyuman merekah, masih dengan sisa-sisa rona merah di wajahnya."Bisa jangan pandangin saya seperti itu?""Memangnya kenapa? Halal kan?" balas Dina."Memang halal, tapi saya masih harus puasa dua minggu ini, khawatir nggak kuat kalau terus-terusan lihat kamu begitu," jawab Al membuat Dina semakin tersipu."Kalau nggak kuat jangan ditahan, A', ntar sakit.""Terus?""Ya disalurkan.""Memangnya bisa?""Bisa dong.""Kan nggak boleh sama dokt
Baca selengkapnya
Chapter 74 A
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (74)"Uhuuukkk!"Al tiba-tiba terbatuk mendengar ucapan Oma Rose."Pelan-pelan, Al!" ucap Oma Rose memperingati sembari beranjak dan menepuk-nepuk bahu cucunya.Al meletakkan kembali gelas di tangannya, kemudian memandang sang Oma."Mau ngapain lagi, Oma? Dipingit lagi?" tanya Al dengan pandangan meminta pengertian."Bukan, Dina hanya butuh pengawasan aja, setelah keguguran itu masa rawan, hampir sama seperti seorang yang baru saja melahirkan, butuh penjagaan ketat.Sedangkan kalau di rumah kamu, siapa yang akan menjaga Dina? siapa yang akan memantau Dina? Di sana tidak ada orang tua, Al. Memangnya kamu tahu bagaimana merawat seseorang yang baru saja mengalami keguguran?" jawab Oma Rose."Kan ada Bi Ina, Oma?""Bi Ina nggak akan bisa menjaga kalian seperti Oma menjaga kalian, dia pasti akan segan menegur kamu jika kamu melakukan kesalahan.Pokoknya Oma nggak ingin terjadi sesuatu lagi sama Dina, Oma harus memantau perkembangan Dina secara lang
Baca selengkapnya
Chapter 74 B
Al melirik Oma dan Dina bergantian,"Tapi Oma juga benar, Dina butuh bed rest, untuk pemulihan kesehatannya, gua nggak bisa egois tanpa memikirkan kesehatan Dina. Gua nggak mau terjadi apa-apa lagi dengan Dina," batin Al.Dina yang melihat perubahan mimik wajah Alfaro, mulai paham apa yang harus dilakukannnya."Oma, Dina nggak apa-apa kok pulang ke rumah, insyaAllah Dina bisa jaga diri sendiri. Dan masalah Aa' Al, insyaAllah Dina juga bisa mengendalikannya," ucap Dina berusaha berpihak pada sang suami."Kamu yakin, Din?" tanya Oma Rose ragu."InsyaAllah, Oma!" balas Dina seraya memandang suaminya lekat."Nggak, Din. Oma benar, kamu butuh pengawasan, jadi memang sebaiknya kamu ikut pulang ke rumah Oma," sahut Al tiba-tiba membuat Oma dan Dina terkejut bersamaan."Aa' yakin? Dina nggak apa-apa lho A' pulang ke rumah," ucap Dina."Saya yakin, Din.""Alhamdulillah, Oma seneng dengernya. Ya udah, sekarang Oma bantu siap-siap ya?" sahut Oma Rose bersemangat."Tapi Al juga ikut tinggal di ru
Baca selengkapnya
Chapter 75 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (75)"Kalian sedang membicarakan siapa sih?" tanya Oma Rose penasaran."Ini Oma, Kakaknya Dina," jawab Al sekenanya."Oh, kamu punya Kakak, Din? Tinggal di mana?" tanya Oma Rose yang memang tak banyak tahu tentang asal usul Dina. Al sengaja tidak ingin memberitahu Oma tentang latar belakang Dina, agar perempuan sepuh itu tidak terbebani pikirannya."Tinggal di Surabaya juga, Oma." Dina menjawab apa adanya."Oh gitu? kok Oma nggak pernah ketemu? kamu kenapa nggak pernah ajak Kakak kamu datang ke rumah untuk dikenalkan sama Oma? Waktu acara pernikahan kalian juga mereka nggak hadir?" Tanya Oma Rose membuat Dina kebingungan."Saat itu kakak Dina sedang berhalangan, Oma, lagi pula hubungan mereka kurang baik, sebab mereka lahir dari ibu yang berbeda," jelas Al menyelamatkan kebingungan Dina."Oh begitu ceritanya. Terus tadi kalian sedang membahas apa? memberi pekerjaan untuk kakak-kakaknya Dina?" tanya Oma Rose."Iya, Oma. Dina yang minta. Padahal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
25
DMCA.com Protection Status