Home / Rumah Tangga / Seusai Ikrar Talak / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Seusai Ikrar Talak: Chapter 1 - Chapter 10

22 Chapters

bab satu

"Aku ingin bercerai." ucapku seraya melemparkan map ke meja dihadapannya. Jean, wanita yang sudah dua tahun ini berstatus menjadi istriku. "Jean, bukankah dari awal aku sudah katakan bahwa pernikahan ini tidak akan bertahan lama?" Aku beralih duduk dihadapannya namun dia masih diam tak bergemim , matanya menatap map yang masih diatas meja. Wanita didepanku ini biasanya akan cerewet, sesekali menjawab setiap perdebatanku dan akan ia akhiri dengan senyum simpul pertanda tak peduli. "Jean!" Aku mulai menaikkan nada suaraku. Jean tak seperti biasanya, dia hanya diam tanpa membantah ataupun menjawab permintaanku kali ini. Dua tahun hidup dengannya tidak banyak hal yang kita lakukan bersama, bahkan akupun tak ingin tau kegiatan apa saja yang dia lakukan setiap harinya. Sebaliknya, dia akan mencecarku banyak pertanyaan tentang hal tak penting yang kemudian akan aku jawab dengan nada tinggi untuk berhenti, dia selalu menganggu. Tapi hanya dia timpali dengam senyuman. "Baiklah." dia berja
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

bab dua

Sejak kembali masuk kedalam kamar Jean. Nampak dia masih berbaring tetap menghadap samping dengan selimut tertutup sampai dadanya. "Perlu kumatikan pendinginnya?" Entah sudah berapa pertanyaan yang terlontar dariku sejak tadi namun tak sekalipun dia menjawab selain dengan gelengan kepala. Ternyata begini rasanya bertanya tapi diacuhkan, sedangkan hampir setiap hari aku tak menghiraukan semua ucapan dari Jean. Aku bisa mendengar suara klakson mobil hinga berisiknya gerbang yang terbuka, pastilah mama sudah datang dengan supirnya. Bergegas aku keluar kamar ini menghampiri wanita setengah baya yang sudah nampak memasuki pintu utama. "Kenapa Jean?" Mata tua itu melotot seperti sudah siap keluar dari tempatnya. "Ini pasti ulahmu kan? Mama sudah katakan jangan gegabah, sudah mending dapat istri baik begitu masih aja kurang." Kemarin aku memang sempat datang kerumah mama sebelum akhirnya mengurusi semua berkas gugatan yang akan kudaftarkan ke pengadilan Agama.
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

bab tiga

"Jean, suamimu sedang berbicara denganmu." Sosok didepanku kini berbalik arah menghadapku. Tak ada jawaban atau bantahan lagi darinya, "Kamu terus mendiamkanku seharian." Aku sedikit melunak, namun Jean tetap tak bersuara Aku menghampirinya, duduk berlutut didepannya namun dia tetap tak menghiraukannya. "Jangan begini, rasanya gak enak." Aku meraih kedua tangannya, sempat kudengar helaan nafas berat dari sosok berbau wangi shampo didepanku ini. "Maafkan aku." "Iya." Hanya begitu, kemudian melepaskan tanganku. Jean beranjak menuju lemarinya, mengambil salah satu dari tumpukannya kemudian masuk kembali kedalam kamar mandi. Sungguh, belum ada sehari Jean mendiamkanku aku sudah kelabakan seperti ini. Bagaimana bila nantinya aku resmi berpisah dengannya? Namun bukankah dari awal aku memang sudah menginginkan perpisahan ini? Aku bahkan tidak pernah sebimbang ini. Jean selesai, mengenakan daster mini yang memang biasa ia kenakan dirumah. Kali ini aku memilih untu
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

bab empat

Tepat adzan magrib saat akhirnya membelokkan mobil di tempat pengisian bahan bakar. Jean masih saja menutup matanya, bajunya sudah berganti dengan kaos polos dan celana panjang saat akan berangkat tadi. "Aku antar ke kamar mandi dulu sebelum shalat." Baru saja aku akan melepaskan sabuk pengamannya, namun dia seolah tau dan terlebih dahulu melepasnya. Jean bergegas akan membuka pintu mobil. Aku masih memandanginya saat akhirnya dia juga berbalik arah memandangku, ya pintu mobil belum ku buka kunci otomatisnya, kali ini aku tersenyum mengejek kearahnya. Ku buka pintu disebelahku kemudian bergegas keluar membukakan pintu untuknya. "Hati-hati istriku." Ucapku mengedipkan mata kearahnya, dia hanya memandang tak berekspresi. Jean beranjak, memberi isyarat kepadaku untuk membuka bagasi mobil dan langsung kuturuti perintahnya. Dia mengambil sebuah totebag terpisah yang sengaja disiapkan untuk perlengkapan shalatnya. Begitu pula aku, mengambil sarung yang kemudian sege
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

bab lima

Setelah selesai berjamaah, seorang driver yang sudah menyelesaikan pesananku mengabari sudah menunggu didepan. "Maaf ya mas. Pasti tadi kesusahan mencari pesanan saya." Aku berucap bebarengan dengan sekantong kresek yang diberikan driver tersebut kepadaku. "Carinya gampang mas, antrinya itulo yang butuh waktu lama." Pria yang mungkin seumuranku tersebut tertawa, aku memberikan uang beserta tips untuknya. "Saya kira tidak akan menemukan makanan ini disini mas. Istri saya sedang hamil dan hanya mau makan ini katanya." Aku bernafas lega, mengintip makanan dalam kotak yang lengkap dengan jus tomat permintaannya. "Namanya orang hamil mas, sabar aja. Sebagai suami emang tugasnya nurutin ngidamnya istri biar dunia baik-baik saja." Akupun ikut tertawa, kemudian pria ini pamit untuk pergi begitupun aku yang segera kembali kekamar. Jean terlihat duduk dikursi, menyeduh teh panas yang kusiapkan tadi mungkin sudah dingin. Rambutnya dia ikat keatas, tanganny
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

enam

Seusai makan Jean meminta untuk langsung kembali kehotel, tak lagi ada obrolan diantara kita setelahnya.Langsung saja kududuki kursi empuk yang terletak dipojok ruangan ini, mengamati setiap gerak geriknya sejak kembali kesini. Sudah berganti pakaian lagi dengan daster mininya, sudah selesai pula membersihkan diri dari kamar mandi kemudian duduk dikursi menghadap kaca, mengeluarkan pouch kecil yang ternyata berisi banyak sekali kebutuhan skincarenya."Sesibuk inikah kamu setiap mau tidur?" Kali ini biarlah aku yang berusaha membuat suasana diantara kita mencair. Jean hanya mengangguk, dan aku masih memikirkan topik apalagi yang akan kubahas kali ini.Baiklah, giliranku yang harus membersih diri. Akupun berganti pakaian menggunakan kaos pendek dan boxer pendek pula. Kali ini langsung merebahkan diri ke salah satu bed. Jean nampaknya sudah menyelesaikan ritualnya, memilih lampu dalam mode tidur dan ikut berbaring namun berada di bed seberangku.Jean sungguh tak memperdulikanku, segera
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

tujuh

Sepertinya Jean lupa tentang apa yang terjadi sebelumnya. Senyumnya nampak sumringah saat menatap hamparan laut. "Bagaimana? Bagus kan?" Jean hanya mencibir tanpa menoleh ke arahku. "Suka gak?" Kami berdua telah duduk di tepian pantai. Sejak tadi siang, aku sengaja mengajaknya pindah ke resort yang memang mempunyai fasilitas langsung terhubung dengan pantai. "Bukankah aku dan laut itu sama?" Jean mulai bereaksi, dia menoleh gegas padaku dengan pandangan tak terima. "Segara berarti laut. Tepat sore hari dimana pancaran warna sore hari bernama aurora." Aku mengulas senyum padanya. Aurora adalah nama lengkapnya. "Pemandangan laut sore hari memang sangat indah mas. Tapi tak akan sepadan dengan hubungan pernikahan kita. Jadi jangan berharap bahwa keserasian mereka akan menular pada kita." Nafasku terhembus dengan berat. Rasanya sangat susah sekali meluluhkan hati istriku saat ini. "Jean.." "Sesuai janjimu, besok kamu harus mengizinkanku pulang." Jean bangkit dari tempat duduknya.
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

delapan

"Kamu nyuruh orang buat bersihi rumah ini?" Aku tak menjawab dan memilih memasukkan beberapa barang yang datang bersama supir mama. Jean menatap lekat padaku. Saat aku justru mendekat pada mbok Wati, salah satu rewang di rumahku yang di minta mama untuk menemani Jean di sini. "Aku memang mengizinkanmu tinggal disini sementara waktu, tapi jangan menolak untuk ditemani mbok Wati." Aku meraih tangannya dan memberikan sebuah kartu debit yang memang sengaja aku siapkam semalam. "Aku tak akan datang jika kamu menggunakan uang ini. Tapi jika sebaliknya, maka setiap hari aku yang akan antar belanjaan buatmu." Tak butuh waktu lama, aku juga tak ingin melihat reaksi Jean dan memilih untuk segera pergi dari rumah ini. Memastikan lebih dulu bahwa rumah ini layak untuk Jean tempati. Untung saja, selama aku berlibur, mama sudah menyuruh beberapa orang untuk membersihkannya dan membenahi beberapa bagian yang rusak. "Mas..." Aku memilih ta
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

sembilan

"Jean, aku sudah meminta Rudi untuk reservasi ke dokter kandunganmu. Ku pastikan akan menjemputmu lebih cepat." Aku melahap habis nasi yang berada di depanku. Jean hanya mengangguk saja, semalam aku memang memohon pada Jean agar dia memperbolehkanku mengantarnya periksa. "Tapi mas. Mama meneleponku kemarin." Aku menoleh padanya, dia menunduk lagi dan hanya memainkan makanannya. "Ada masalah?" Jean nampak menggeleng. "Mama juga mau ikut mengantar periksa." "Oh..." Aku mengangguk mengerti, seketika aku terpaku dan mencoba memahami perkataan Jean barusan. "Berarti hari ini mama pulang?" Kedua bahu Jean terlihat terangkat bersamaan. Kuulas senyumku pada Jean. Lalu bangkit untuk berangkat ke kantor. Sebelum itu, aku mendekat pada Jean untuk mengecup ubun-ubunnya. Berusaha tak memaksa Jean agar mau salim padaku seperti biasanya saat dia memaksa mengecup punggung tanganku walaupun aku menolak. Aku masih terdiam
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

sepuluh

"Oma jadi tinggal dirumah mama mas?" Jean bertanya saat aku mengantar bungkusan bubur ayam pagi ini. Keningku mengernyit karena memang semalam aku tak pulang kerumah mama. "Kata siapa?""Oma sendiri." Baru saja dia akan menarik kursi, aku langsung mendahuluinya. Nampak sekali bibirnya mencibir seolah merendahkanku. Yah, selama ini memang aku tak pernah memperhatikannya seperti ini. "Oma bilang apa?" "Minta kita kesana." Senyumku mengembang. Luar biasa sekali Oma. Padahal kemarin Jean masih menolak untuk kuajak menginap dirumah mama. Bahkan dia beralasan banyak sekali."Pulang kantor aku jemput kamu ya." Aku langsung memasang muka serius, jangan sampai Jean curiga. "Kita jadi menginap disana?" Aku mengangguk. Meletakkan mangkuk dan sendok agar Jean bisa segera memakan bubur ayam tersebut. Melirik pada wanitaku yang justru terlihat kurang antusias dengan kabar kedatangan Oma."Tapi hanya semalam kan?" Langsung ku jawab
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status