Selanjutnya, kuliah yang berlangsung beberapa jam itu tidak ada yang masuk dalam ingatan. “Kapan kau masuk kerja, Rin?” Ayuk Indah bertanya saat kuliah usai dan kami berjalan beriringan di koridor kampus.Kuhela napas sekali lagi. Berpikir beberapa kali belakangan ini tentang sebuah keputusan besar yang harus kuambil.“Rin resign aja, Yuk. Manda ndak ada yang jaga di rumah. Cuma ada Amak yang sudah tua, sama pembantu yang sibuk dengan kerjaan.”“Aih, sayang nian.”Apa boleh buat. Aku melanjutkan kuliah sebenarnya agar bisa setara dan dapat membuka rumah bersalin sendiri. Namun, nasib terkadang membelokkan ke arah yang berlainan dengan kehendak hati.Abah dan Amak yang sedianya hanya menjenguk pun, akhirnya memutuskan tinggal. Mereka tidak ingin aku kerepotan sendirian. Aku tidak mampu menolak. Toh, rumah itu milik mereka juga.Untuk masalah resign ini, aku sudah diskusi sama Bapak dan ibu di rumah, Bang Sam, dan Amak tempo hari. Justru laki-laki bermata teduh itu yang memintaku mengu
Read more