Semua Bab Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Bab 21 - Bab 30

185 Bab

BAB 21. Membujuk.

🌸 Pasrahkan semua pada sang Maha Kuasa yakinlah jika itu sudah ketentuan-NYA menjadi hak kita maka Allah akan permudah segalanya.🌸🌸🌸Semalam aku sama sekali tidak gelisah tidurku sangat nyenyak dan aku bangun dalam keadaan segar. Aku sudah bilang ke Mbok untuk tidak masak apa pun kecuali untuk Mbok maupun Fia, aku sendiri hari ini lebih memilih puasa sunah. Aku akan lebih mendekatkan diri lagi pada Allah, karena selama ini aku sudah terlalu asyik terlena buaian dunia.Para benalu itu semalam tidak membuat keributan ini membuatku merasa sangat nyaman, meski di jauh di dasar lubuk hatiku terasa ada yang hilang.Ya, biasanya pagi begini aku asyik bercanda dengan Mas Eko dan Fia sekarang terasa sangat berbeda. Aku harus mulai terbiasa tanpa Mas Eko seperti dulu saat aku menjadi TKW karena hari-hariku berikutnya pasti akan terasa lebih sulit lagi.Ting!Ada WA dari Mas Eko. Ck! Dia pasti berusaha membujukku. Memang sedari tadi subuh Mas Eko mengetuk pintu tidak aku pedulikan.[Sayang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 22. Bertingkah bak nyoya.

“Tidak bisa, Ra! Ini beneran bukan tentang semalam. Sudah sana bantu ibu masak. Aku harus selesaikan masalahku dengan Lisa secepatnya.”“Enggak mau, Mas! Pokoknya aku ikut!”“Lisa, kamu tidak dengar perintah suamimu!”“Tidak. Aku tetap pada pendirianku!”Byuuuurr!Kusiram mereka berdua yang sedang berdebat di depan kamarku dengan air bekas mandi Fia.“Hah, kurang ajar kamu ya, mandul!” protes Rara tak terima. Dia berusaha membalasku, tapi kaku jenjangnya itu sudah lebih dulu aku tendang.Bugh! Dia terjatuh.“Rasain!” kataku.“Lama-lama kamu makin kurang ajar ya, Dik!” Mas Eko pun tidak terima dia berusa menolong Rara.“Gimana, Mas? Enak kan, rasanya disiram air. Mandi sana. Pasti kamu belum mandi junub, kan? Dasar menjijikkan!” umpatku.Brak!Kubanting pintu sekuat tenaga sampai Fia kaget dan berlari lucu menghampiriku.“Awas ya, kamu, Lisa! Aku bakalan balas perbuatan kamu!” teriak Rara. Pelakor itu rupanya tidak kapok- kapok juga!“Ada apa ini basah-basahan begini. Ya, Tuhan, Rara i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 23. Bertemu Bidan Linda.

"Heh Mbok! Mau ke mana bikin sarapan dulu!" teriak ibu."Masih pada punya tangan, kan? Bukankah dari kemarin aku sudah bilang kalau mau makan, ya masak sendiri, sudah bagus dikasih tumpangan," sindirku."Oh, ya? Enggak salah dengar aku? Ini rumah sudah jadi milik suamiku dan sekarang aku adalah nyonya di sini!" Rara langsung menghampiri Mas Eko membelai wajah Mas Eko dengan manja."Benar Mas Eko adalah suamimu, dan silakan ambil, aku tidak butuh. Barang bekasan memang cocok dengan perempuan murah*n seperti kamu. Kalian berdua sangat cocok." Mas Eko menghampiriku dia tidak terima dengan ucapanku dan hendak menamparku, tapi diurungkannya."Tampar aja Mas, tapi enggak gratis loh, habis ini aku pastikan kamu mendekam di penjara atas tuduhan KDRT. Oh, iya, sebelum aku pulang dari kantor kalian harus sudah angkat kaki dari sini. Aku tidak mau melihat wajah kalian lagi,” kataku."Enggak bisa! Ini rumah Eko, kamu yang harus angkat kaki dari sini!" sahut ibu tak terima."Buktinya mana? Kasih a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 24. Deg-degan.

"Maafkan kami atas kelalaian ini Bu, ka ...." Sedang serius ngobrol ponselku berdering, tertera nama Mbok Wati memanggil. Kupandang sekilas Bidan Linda, beliau memberi kode tidak apa-apa jika aku menjawab telepon ini."Assalamualaikum Mbok?" Tut, tuuutt, sambungan telepon di matikan. Aneh. Ada apa ya. Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini. Lebih baik aku selesaikan urusanku dulu dengan Bidan Linda."Bu Bidan, apakah benar-benar tidak ingat dengan saya?" tanyaku lagi."Lupa-lupa ingat, karena pasien saya kan, banyak Bu, tapi akan lebih akurat jika kita lihat data nanti," jawab beliau tenang.Ting!Ada pesan masuk dari Mbok Wati bersamaan suster Lilis masuk."Ibu, ini berkas bulan Juli tahun lalu." Dua Buku besar dibawa masuk."Mari kita periksa tanggal 14 Juli sesuai dengan akta ini." Bidan Linda dan asistennya tampak serius mencari data. Aku membuka ponsel untuk melihat pesan masuk dari Mbok.[Bu, maaf tadi kuota Mbok habis, jadi mati teleponnya, Mbok cuma mau kasih tahu, itu Bapak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 25. Ambil uang tarikan.

[Mas, kamu di mana bisa datang ke kantor sekarang?] Aku kirim pesan Whatsapp pada Mas Eko. Harus kupastikan dia akan pergi ke mana jika apa yang dikatakan Mbok Wati benar, maka Mas Eko harus menerima konsekuensinya.Aku paling tidak suka dibohongi dan aku paling tidak suka dengan orang yang tidak tepat janji.[Aku di rumah, Dik. Kenapa kamu rindu ya padaku?] jawab Mas Eko dengan pedenya.[BAru juga kamu pergi 2 jam yang lalu dari rumah sudah rindu padaku. Apa aku bilang Dik, makanya kamu enggak usah sok jaim kalau sama aku. Eggak enakan kalau rindu sama aku?] Balas Mas Eko lagi.[Enggak usah ge-er deh, Mas! Jawab aja Kamu lagi di mana?] Tanyaku lagi.[Di rumah, Dik.]Apa yang dikatakan Mbok Wati salah? Akan tetapi perempuan paruh baya itu tidak pernah berbohong padaku. Pasti Mas Eko takut aku marahi makanya dia jawab ada di rumah.Rasanya Percuma saja menekan masalah WA. Lebih baik aku video call dengan dia.Panggilan pertama tidak dijawab ke dua pun tidak dijawab aku yakin sekali
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 26. Aku harus bersandiwara.

"Ya, sudah tidak apa-apa, Mir. Kamu enggak usah takut begitu, nanti kalau ada setoran lagi langsung Ibu bawa pulang saja." Mirna mengangguk dan meminta maaf atas kelalaiannya.Jam sudah menunjukkan angka 11.00 WIB semoga saja aku tidak ketinggalan jejak mereka. Dulu waktu hamil pernah ke sana mengantar sepupu Mas Eko menikah semoga saja tidak nyasar.Tiga jam perjalanan aku sudah masuk Unit 2 istirahat sebentar ishoma dan lanjut perjalanan. Sampai Rowo Pitu sudah jam empat sore, dan aku bingung mau ke mana. Setiap warga yang kutanya di mana ada hajatan mereka tidak tahu. Apa aku salah alamat ya, tapi benar ini desa Rowo Pitu.Kubuka sosmed mencari hiburan sebentar untuk menghilangkan penat dan lelah. Salsa mengupload fotonya bersama laki-laki yang tidak pernah aku lihat mungkin pacarnya. Di belakangnya ada sepasang pengantin yang duduk di pelaminan.[Sudah sampai. Sakinah, mawadah, warohmah untuk Teh Sinta.] Caption Salsha.Dasar anak itu lebai sekali. Apa-apa diupdate di sosmed, tap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 27. Istri ke tiga?

Gadis ini pasti tahu banyak tentang keluarga mertuaku. Buktinya dia tahu pernikahan Mas Eko yang ke dua. Sayangnya mereka tidak mengenaliku. Andai mengenaliku mungkin mereka tidak akan menyambutku seperti ini dan tidak akan beramah-tamah kepadaku."Enggak mungkin berani bawa, takutlah. Eko itu nikah lagi istri tuanya enggak tahu," jawab ibu yang duduk di depanku.Lagi-lagi dadaku bergemuruh. Kalau aku tidak ingat ini ada di mana sudah aku cari Mas Eko dan aku hajar dia habis-habisan. Aku benar-benar tidak terima diperlakukan seperti ini. Harga diriku benar-benar diinjak-injak oleh dia dan keluarganya."Kasihan ya, padahal Eko nikah tiga kali. Pintar juga si Eko sampai istri tuanya enggak tahu," sahut yang lain.Astagfirullah apalagi ini? Menikah tiga kali? Apa Eko yang mereka maksud berbeda dengan Eko suamiku? Hanya kebetulan namanya saja yang sama. Karena Mas Eko hanya menikah dua kali denganku dan juga si Rara, ulat gatal itu.Ini tidak bisa aku terima dengan akal sehat. Otakku ras
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 28. Apalagi ini?

"Oh, tidak kenapa-kenapa, Neng. Aku ikut prihatin sama Teh Oca, jadi langsung speechles gini. Apa itu beneran Teh Oca diguna-guna, Bu?" tanyaku lagi."Iya, katanya orang pintar gitu sih, Neng. Dia diguna-guna. Oca kalau sama anak kecil sayang banget dan dia sakit begitu setelah melahirkan terus anaknya meninggal," terang ibu yang duduk di depanku.Innalillahi waInnailaihiroji’uun. Kasihan sekali dia. Kalau sudah begini aku harus marah atau bagaimana?Ya Allah kenapa makin tahu malah semakin runyam begini, jadi anak Teh Oca meninggal. Pasti dia terkena baby blues dan di pikiran dia, Mas Ekolah yang bersalah."Mungkin dia rindu dengan anaknya ya, Bu," ucapku prihatin."Kalau kata Ibu juga gitu Neng. Apa sih istilahnya sekarang ini blus-blus gitu? Ditambah lagi Eko kawin sama adiknya ya, makin sakit jiwa dan raganya. Batin dia tersiksa,” ujar yang lain."Baby blues, Bu.” Jawabku. Benar kata ibu ini pasti Teh Oca banyak menderita batin."Nah, itu iya, baby blues,” sahutnya lagi."Kasih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 29. Penjahat wanita.

Assalamualaikum selamat malam semua. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Yuk, bagi yang belum follow akuku bantu follow!Happy reading everyone!❤Aku buru-buru pergi dari sini dan kembali ke rumah sebelah untuk mengambil wudu dan salat Magrib. Aku takut ketahuan kalau terlalu lama menguping. Apa yang mereka bicarakan cukup memberi bukti untukku.Setelah salat Maghrib aku muhasabah diri. Aku termenung memikirkan semuanya. Apa salahku selama ini? Kurang cukuplah baktiku? Kurang sempurnakah aku? Padahal aku bisa menerima kekurangan Mas Eko dengan ikhlas tanpa protes sepatah kata pun. Atau aku kurang cantik? Kurasa aku lebih cantik dari pada Rara. Jauh malahan. Atau aku kurang saliha? Kurasa pun tidak karena Rara selalu memakai baju kurang paham sedangkan aku berhijab. Tega sekali Mas Eko berbuat curang di belakangku bahkan doa menjanjikan materi yang banyak untuk para maduku. Bagaimana bisa juta Mas Eko membeli perkebunan dan juga sawah di sini? Dia dapat uang da
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

BAB 30. Sebodoh itukah aku?

"Ibu, Teh, nyebelin! Aku ini mau diet enggak mau makan malam, tapi masih aja dipaksa. Sudah alasan juga mau makan bareng Teteh, Ibu tetap maksa malahan marah-marah." Curhatnya. Lega kukira dia tahu siapa aku."Oh, gampang itu, kita pura-pura makan aja, kamu ambil makan dua piring, tapi dikit-dikit aja biar Teteh yang habisin," jawabku girang entah ide dari mana tiba-tiba muncul begitu saja di kepalaku. Kebetulan juga aku lapar karena belum makan sejak siang tadi. Hanya beberapa kue dan teh manis saja yang kumakan tadi di sini."Benaran, Teh?" tanyanya sumringah."Bener dong, buruan gih, ambil sana! Ingat jangan banyak-banyak, ya? Teteh tunggu di sini," kataku lagi.Aku harus kirim pesan pada Mbok Wati untuk hati-hati di rumah bersama Fia, aku sebenarnya sangat rindu meski baru sehari tidak bertemu anakku itu, tapi demi membongkar kebusukan Mas Eko aku harus sedikit berkorban.Aku makan dengan lahap, karena memang sangat lapar. Gadis ini melihatku heran dan takjub makan banyak, tapi ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status