Home / Rumah Tangga / Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu / BAB 29. Penjahat wanita.

Share

BAB 29. Penjahat wanita.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2022-11-23 23:08:29

Assalamualaikum selamat malam semua. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Yuk, bagi yang belum follow akuku bantu follow!

Happy reading everyone!❤

Aku buru-buru pergi dari sini dan kembali ke rumah sebelah untuk mengambil wudu dan salat Magrib. Aku takut ketahuan kalau terlalu lama menguping. Apa yang mereka bicarakan cukup memberi bukti untukku.

Setelah salat Maghrib aku muhasabah diri. Aku termenung memikirkan semuanya. Apa salahku selama ini? Kurang cukuplah baktiku? Kurang sempurnakah aku? Padahal aku bisa menerima kekurangan Mas Eko dengan ikhlas tanpa protes sepatah kata pun. Atau aku kurang cantik? Kurasa aku lebih cantik dari pada Rara. Jauh malahan. Atau aku kurang saliha? Kurasa pun tidak karena Rara selalu memakai baju kurang paham sedangkan aku berhijab. Tega sekali Mas Eko berbuat curang di belakangku bahkan doa menjanjikan materi yang banyak untuk para maduku.

Bagaimana bisa juta Mas Eko membeli perkebunan dan juga sawah di sini? Dia dapat uang da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 30. Sebodoh itukah aku?

    "Ibu, Teh, nyebelin! Aku ini mau diet enggak mau makan malam, tapi masih aja dipaksa. Sudah alasan juga mau makan bareng Teteh, Ibu tetap maksa malahan marah-marah." Curhatnya. Lega kukira dia tahu siapa aku."Oh, gampang itu, kita pura-pura makan aja, kamu ambil makan dua piring, tapi dikit-dikit aja biar Teteh yang habisin," jawabku girang entah ide dari mana tiba-tiba muncul begitu saja di kepalaku. Kebetulan juga aku lapar karena belum makan sejak siang tadi. Hanya beberapa kue dan teh manis saja yang kumakan tadi di sini."Benaran, Teh?" tanyanya sumringah."Bener dong, buruan gih, ambil sana! Ingat jangan banyak-banyak, ya? Teteh tunggu di sini," kataku lagi.Aku harus kirim pesan pada Mbok Wati untuk hati-hati di rumah bersama Fia, aku sebenarnya sangat rindu meski baru sehari tidak bertemu anakku itu, tapi demi membongkar kebusukan Mas Eko aku harus sedikit berkorban.Aku makan dengan lahap, karena memang sangat lapar. Gadis ini melihatku heran dan takjub makan banyak, tapi ti

    Last Updated : 2022-11-23
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 31. Disapa madu pertamaku.

    Kulirik jam ternyata sudah jam 05.15 WIB. Ya, Allah ... aku kesiangan! Aku segera lari ke kamar mandi yang ada di luar. Masih sepi bahkan tak terlihat satu orang pun. Kulongok rumah sebelah yang punya hajat banyak para bapak yang tertidur di tenda tamu di sembarang tempat. Apa mereka semua mabuk. Membayangkannya saja aku bergidik ngeri.Tepat jam enam aku selesai salat subuh dan juga zikir pagi. Di luar sudah terdengar suara beberapa orang mungkin yang bantu-bantu punya hajat sudah mulai berdatangan.Aku bangunkan gadis ini sejak tadi, tapi tidak juga mau bangun apa dia tidak salat."Neng, sudah jam enam, emang Eneng enggak sekolah?" "Neng, bangun! Sudah jam 9 lewat, tuh!” seruku berbohong, benar saja gadis ini langsung bangun dan lari ke belakang. Aku tertawa melihat tingkah konyolnya."Ah, Teteh bohong, masih jam 6 tuh!" katanya ngambek sambil menata buku sekolahnya."He he ... maaf deh! Enggak usah cemberut gitu dong, nanti enggak Teteh beliin kuota lagi, loh. Sudah sana mandi na

    Last Updated : 2022-11-23
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 32. Rumah disita Bank?

    🌸🌸🌸🌸🌸Kutarik lengan anak ini dan gegas mengajaknya pergi dari sini.“Teh, kenapa kok, buru-buru?”“Teteh takut ketemu siapa itu si Eko. Ups!” jawabku keceplosan.“Ha ha ... iya, Teh. Emang mengerikan itu laki-laki mata keranjang. Kalau lihat aku saja enggak mau kedip. Apalagi lihat Teteh yang cantik jerit begini,” jawabnya. Untung saja anak ini enggak curigaan. Aman!“Makanya itu Teteh takut. Yuk, buruan! Itu mobil Teteh di sana!” ajakku."Baru kali ini loh, aku sekolah diantar pakai mobil, biasanya nebeng sama teman kalau Bapak enggak bisa antar," celotehnya.“Alhamdulillah semoga saja nanti Neng jadi orang sukses dan ke mana-mana naiknya mobil,” jawabku.“Aamiin ... Teh!” Kemudian dia selfie-selfie. Bisa gawat nih, kalau dia update status terus ketahuan Mas Eko dan yang lainnya.“Neng. Pemandangan di sini bagus sekali , ya?”“Iya, Teh. Kan, masih di pelosok kampung. “"Eh, iya Neng, tahu enggak kebun di sini yang mau dijual? Kayaknya kalau beli kebun di sini enak juga,"

    Last Updated : 2022-11-23
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 33. Tak tahu diri.

    [Bu, kata orang Bank, bapak dan ibu harus segera pulang kalau tidak maka saya terpaksa harus mengosongkan rumah ini.]Kubaca berkali-kali WA dari Mbok Wati. Kalau posisiku ada di Mbok Wati pasti aku juga akan terus mengirimi pesan untuk majikanku. Kasihan dia pasti bingung.[Iya, Mbok, tolong sampaikan kepada orang bank aku akan segera pulang mungkin kalau tidak besok ya, lusa dan akan segera datang ke bank untuk mengkonfirmasi.] Dengan tangan gemetaran aku mengetik balasan untuk Mbok Wati.[Baik, Bu!][AKu juga minta tolong Mbok, jangan beritahu pada ke dua orang tuaku. Biarlah aku yang menyelesaikan masalah ini sendiri. Kasihan mereka sudah sepuh.][Iya, Bu. Pasti Mbok akan rahasiakan ini dari orang tua Ibu.]Tak kubalas lagi Wa dari Mbok Wati. Aku harus segera tancap gas dan mencari tahu tentang perkebunan yang Mas Eko janjikan untuk teh Oca.Laki-laki itu benar-benar brengsek. Dia tak hanya cukup dengan satu wanita saja bahkan sampai tiga wanita berhasil dia bohongi. Kalau tahu j

    Last Updated : 2022-11-24
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 34. Mereka kenapa?

    “Ha ha ha ... kasihan banget sih, kamu. Sudahlah ditinggal nikah ini jarang dibelai dan Mas Eko memilih aku. Heh, Lisa! Yang harusnya berkaca itu kamu bukan aku nyatanya Mas Eko memilihku dari pada kamu. Asal kamu tahu aja ya, Mas Eko setiap denganku pasti dia selalu membandingkan aku dan kamu bahwa kamu itu loyo tidak bisa memanjakan suami sedangkan aku bisa. Itulah kenapa Mas Eko lebih memilihku dari pada kamu. Sudah, ya, awas kamu kirim-kirim pesan lagi Sama Mas Eko. Aku tabok mulutmu!”“Ha ha ha ... kamu mau Mas Eko? Ambil! Ambil sana! Aku sudah tidak butuh laki-laki seperti dia. Buaya buntung seperti Mas Eko memang pantas untuk aku hempaskan jauh-jauh dari hidupku. Silakan pungut sampah yang sudah aku buang. Memang sampah itu pantas dipungut oleh pemulung seperti kamu dan satu lagi kamu dan aku memang berbeda bagaikan langit dan bumi. Aku cantik, kamu jelek. Aku berkualitas kamu tidak! Yang menjadi andalan kamu hanyalah Miss V dan goyanganmu saja. Aku ditinggal Mas Eko tidak ma

    Last Updated : 2022-11-24
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 35. Bertemu juragan tanah.

    “Assalamualaikum ... permisi, Pak,” sapaku pada seorang lelaki tua yang masih berkacak pinggang di teras rumahnya.Sebenarnya aku sedikit takut untuk bertamu kalau tidak mengingat harus menyelesaikan semuanya dan harus tahu tentang kelakuan Mas Eko di sini maka aku tidak sudi mendatangi bapak sepuh yang terlihat amat sombong ini. Salamku saja tidak dijawab malah dia melengos lalu memperhatikanku dari atas sampai bawah.“Kamu siapa dan cari siapa?” tanyanya ketus.“Saya Vira, datang ke sini mau bertemu dengan Bapak si juragan kebon. Apakah itu anda?” jawabku balik bertanya. Aku tidak mungkin mengatakan namaku Lisa kalau sampai aku ketahuan mengorek informasi dari lelaki di depanku ini, maka Aku pastikan dia tidak akan terbuka nantinya makanya aku sengaja menyamarkan namaku.“Betul sekali saya si juragan kebun. Apa Neng, mau beli kebun?” tanyanya lagi. Kali ini ada sedikit guratan senyum di bibirnya. Mungkin menurutnya, aku adalah keberuntungan baginya karena menanyakan tentang kebun

    Last Updated : 2022-11-24
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 36. Dimaki.

    “Bagaimana, Pak, apa kebunnya bisa ditunjukkan sekarang? Ini sudah siang dan aku harus kembali pulang karena masih banyak pekerjaan!” tegasku sekali lagi pada juragan kebun. Aku tidak mau mengulur-ulur waktu karena ditakutkan Mas Eko pulang terlebih dahulu.“Oh ... ya, Neng, bisa! Mangga bapak antar. Mau pakai mobil Eneng atau pakai mobil Bapak?” tanyanya bersemangat sekali.“Kita beriringan saja, Pak. Aku pakai mobilku dan Bapak pakai mobil bapak sendiri,” jawabku.“Oh ... ya, sudah kalau gitu saya di depan, Neng ngikutin saya di belakang.” Aku mengangguk setuju.Ponselku sejak tadi berdering dan itu dari Mas Eko. Entahlah dia mau apa lagi yang jelas untuk beberapa jam ke depan aku tidak mau diganggu oleh dia.Harusnya hari ini aku kembali ke tempat bidan Linda karena urusan ini jadi aku menundanya. Semoga saja penundaanku dan kedatanganku ke sini tidak sia-sia.Dreeettt ....Ada telepon dari nomor tak dikenal. Segera saja aku jawab takutnya itu dari Mbok Wati. Perempuan paruh baya

    Last Updated : 2022-11-25
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 37. Sepakat.

    “Terserah kamu saja Mas, mau ngomong apa aku sama sekali tidak peduli!” balasku melalui voice note. Terlihat Mas Eko pun sedang mengetik pesan.Meski sebenarnya aku emosi pada Mas Eko, tapi lebih baik aku tahan dulu karena aku sedang berkendara dan juga jika aku ladeni dia maka akan berefek pada moodku.Aku sangat heran pada perubahan Mas Eko. Kenapa dia sekarang jadi seperti itu? Gila harta dan egois! Mungkinkah karena pergaulannya dengan orang-orang yang tidak benar atau mungkin juga pengaruh dari ke dua orang tuanya? Dulu dia tidak begitu jangankan untuk menikah lagi dengan perempuan lain selingkuh pun tidak pernah. Itulah sebabnya aku sangat percaya pada dia dan juga Mas Eko itu tipe laki-laki yang romantis.Mobil masuk di area persawitan dan tidak lama kami berhenti. Segera aku turun dari mobil dan menghampiri juragan tanah. Aku yakin sekali di sini adalah perkebunan yang dibeli Mas Eko.“Sawitnya sepertinya baru menanam sekitar 5 tahunan ya, Pak?” tebakku.“Iya, benar sekali Ne

    Last Updated : 2022-11-26

Latest chapter

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 185. Kebenaran map merah. End.

    POV Lisa. ***“Ibu, aku ada di mana? Di mana Via da Bapak?” tanyaku pada ibu yang sedang mengaji di sampingkuAku pindai ruangan ini dan sekarang aku paham aku ada di mana seingatku memang aku pingsan rupanya aku dirawat di sini.“Alhamdulillah ... Nak, kamu sudah sadar. Bapak ada di luar. Via juga ada di luar sama Mbok. Alhamdulillah sadar, Ibu senang sekali. Kamu pingsan terlalu lama Lisa, sampai membuat Ibu khawatir. Jangan tinggalkan Ibu, ya, Nak, kita hadapi ini sama-sama kalau kamu sakit begini Ibu juga ikut sakit. Kalau kamu lemah, Ibu lemah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau kamu kuat menghadapi, Ibu akan jauh lebih kuat lagi. Lisa, maafkan Ibu. Sungguh maafkan Ibu selama ini tidak jadi orang tua yang perhatian padamu sampai-sampai masalah seperti ini harus kamu telan sendiri. Ayo, Sayang, bangkit anak Ibu yang cantik anak ibu yang kuat. Tetaplah bersama Ibu, tetaplah menjadi kebanggaan Ibu yang tidak pernah takut apa pun di luar sana. Ibu akan selalu ada di sampingmu sam

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 184. Kenyataan pahit.

    POV Lisa. ***“Ibu, nggak usah kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Kalaupun orang tuanya teh Ocha mau mengatakan sesuatu ya, biarkan saja dulu berbicara setelah selesai berbicara baru Ibu menyangkalnya tidak begini. Namanya nggak sopan,” kataku.“Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi kami harus mengungkapkan kebenarannya. Neng Lisa maafkan Ibu selama ini menyembunyikan padahal sebenarnya awal dari kedatangan kami ke sini ingin memberitahukan kebenaran ini pada Neng Lisa, tapi yang ada banyak sekali kendala-kendalanya dan mungkin hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami untuk mengatakan sejujurnya. Perlu Neng Lisa dan keluarga tahu bahwa Ocha benar-benar istrinya ke dua Eko. Sedangkan Rara istri ketiganya Eko jelas,” bapaknya Teh Ocha.Ibuku jangan ditanya beliau langsung ambruk jatuh ke lantai,meski tidak pingsan, tapi aku yakin hatinya hancur mendengar kejujuran ini semua.“Kenapa begini? Kenapa rumah tangga anakku jadi begini sakit sekali aku mendengarnya. A

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 183. Kejutan lagi.

    POV Lisa. *** “Lapor sana, lapor cepetan aku tidak akan pernah takut! Asal kamu tahu saja ya, perempuan murahan, pezina macam kamu bisa dipenjara. Perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Eko bisa kena pasal dan kamu akan membusuk di penjara bersama Eko! Paham kamu?!” teriak ibuku tepat di depan wajahnya Rara sampai dia mundur matanya dan wajahnya merah aku tahu Rara ketakutan. “Jangan sok tahu Ibu tua. Aku dan A Eko itu melakukannya atas dasar suka dan sama suka, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kami dan begitu dengan kamu tidak akan pernah bisa memenjarakan kami,” jawab Rara. “Dasar perempuan bodoh! Selain bodoh kamu juga norak. Perselingkuhan zaman sekarang bisa dipenjarakan. Oh, ya, aku baru tahu kalau ternyata seleranya Eko rendahan begini. Lihat besan selingkuhannya Eko bahkan tidak lebih baik daripada Lisa. Udik sudah seperti jemuran jalan nggak jelas begitu. Pokoknya aku mau Eko dan Lisa pisah,” ucap ibuku. “Terserah kamu saja Besan yang penting aku juga tetap pada pendi

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 182. Perang dunia ke-3.

    POV Lisa. **** “Bahkan perempuan yang duduk di seberang Ibu yang diperkenalkan sebagai saudara itu adalah maduku,” kataku lagi. Perih sekali aku harus mengatakan jujur kepada kedua orang tuaku, tapi di sisi lain aku plong karena merasa berhasil mengeluarkan racun yang ada di dalam dadaku. “Apa!” teriak ibuku. “Be—san ... ini masuknya gimana, ya, tolong jelaskan pada kami!” bentak bapak. “Tidak ... ini pasti Lisa dan Besan sedang ngeprank kan, bentar lagi kan Ibu mau ulang tahun jadi pasti kalian bikin surprise kan?” kata ibuku sepertinya beliau memang belum bisa menerima kenyataan ini, tapi air mata sudah membasahi pipinya. “Tenang dulu Bu, kita minta penjelasan mengenai ini dari Besan dan juga Lisa,” sahut Bapak seraya mengusap bahu ibu. “Bapak, tahu ‘kan kalau mereka biasanya memang suka bikin kejutan begini. Bikin hati orang tua cemas ujung-ujungnya nge-prank seperti yang sering kita lihat di YouTube itu loh, Pak dan ujung-ujungnya kita dapat hadiah. Iya, kan, Lisa?” kata i

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 181. Jujur.

    POV Lisa.****“Iya, Besan memang aku yang melarang Lisa untuk memberitahukannya pada kalian karena kami pikir bisa menyelesaikannya. Kasihan kalian juga kan, kalau terbebani dengan masalah anakku. Sudah kukatakan tadi bahwa anakku di sini posisinya bersalah Aku malu jika harus memberitahukan padamu. Aku juga yang mewanti-wanti Lisa agar tidak memberitahukan bukan kami tidak menghargai Besan, tapi sebenarnya malu," jawab ibu mertua aku beliau pasang muka sesedih mungkin.Bapak menatapku meminta penjelasan. Aku mengangguk saja karena memang aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Biarkan saja Ibu mendramatisir apa yang terjadi itu tidak akan pernah merubah keputusanku nantinya jadi aku bebaskan saja Ibu mengarang cerita.“Tapi, ya, enggak boleh gitu juga lah besan. Kita ini kan, keluarga jadi mau sekecil apa pun permasalahan kita harus berdiskusi apalagi ini sampai di penjara loh, si Eko dan sampai dihajar bahkan kritis begitu. Kita bisa menuntut yang menghajar Eko jangan mau kita diinjak

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 180. Syok!

    POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

    POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 178. Konslet.

    POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 177. Kritis?

    POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na

DMCA.com Protection Status