Share

BAB 36. Dimaki.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2022-11-25 21:29:01

“Bagaimana, Pak, apa kebunnya bisa ditunjukkan sekarang? Ini sudah siang dan aku harus kembali pulang karena masih banyak pekerjaan!” tegasku sekali lagi pada juragan kebun. Aku tidak mau mengulur-ulur waktu karena ditakutkan Mas Eko pulang terlebih dahulu.

“Oh ... ya, Neng, bisa! Mangga bapak antar. Mau pakai mobil Eneng atau pakai mobil Bapak?” tanyanya bersemangat sekali.

“Kita beriringan saja, Pak. Aku pakai mobilku dan Bapak pakai mobil bapak sendiri,” jawabku.

“Oh ... ya, sudah kalau gitu saya di depan, Neng ngikutin saya di belakang.” Aku mengangguk setuju.

Ponselku sejak tadi berdering dan itu dari Mas Eko. Entahlah dia mau apa lagi yang jelas untuk beberapa jam ke depan aku tidak mau diganggu oleh dia.

Harusnya hari ini aku kembali ke tempat bidan Linda karena urusan ini jadi aku menundanya. Semoga saja penundaanku dan kedatanganku ke sini tidak sia-sia.

Dreeettt ....

Ada telepon dari nomor tak dikenal. Segera saja aku jawab takutnya itu dari Mbok Wati. Perempuan paruh baya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 37. Sepakat.

    “Terserah kamu saja Mas, mau ngomong apa aku sama sekali tidak peduli!” balasku melalui voice note. Terlihat Mas Eko pun sedang mengetik pesan.Meski sebenarnya aku emosi pada Mas Eko, tapi lebih baik aku tahan dulu karena aku sedang berkendara dan juga jika aku ladeni dia maka akan berefek pada moodku.Aku sangat heran pada perubahan Mas Eko. Kenapa dia sekarang jadi seperti itu? Gila harta dan egois! Mungkinkah karena pergaulannya dengan orang-orang yang tidak benar atau mungkin juga pengaruh dari ke dua orang tuanya? Dulu dia tidak begitu jangankan untuk menikah lagi dengan perempuan lain selingkuh pun tidak pernah. Itulah sebabnya aku sangat percaya pada dia dan juga Mas Eko itu tipe laki-laki yang romantis.Mobil masuk di area persawitan dan tidak lama kami berhenti. Segera aku turun dari mobil dan menghampiri juragan tanah. Aku yakin sekali di sini adalah perkebunan yang dibeli Mas Eko.“Sawitnya sepertinya baru menanam sekitar 5 tahunan ya, Pak?” tebakku.“Iya, benar sekali Ne

    Last Updated : 2022-11-26
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 38. Siapa yang berhutang siapa pula yang suruh bayar.

    “Dik, kamu di mana katanya Mirna dua hari ini kamu tidak masuk ke kantor?” tanya Mas Eko melalui voice note.Duh, Mirna juga kenapa sih, pakai bilang aku enggak datang? Tapi, kalau dipikir-pikir ini juga salahku harusnya aku bilang sama Mirna siapa pun yang mencariku jangan katakan yang sebenarnya.“Di mana pun aku, kamu tidak perlu tahu Mas. Karena mulai sekarang kamu tidak boleh lagi mencampuri masalahku,” balasku. Sebenarnya aku ingin memaki, tapi aku tahan.“Eggak bisa begitu dong, Dik! Kamu itu masih istri sahku dan sampai kapan pun yang namanya seorang istri apa pun yang dia lakukan di luar rumah suami itu wajib tahu.”“Iya, Mas. Aku tahu itu, tapi mulai sekarang kamu tidak wajib tahu apa pun yang aku lakukan di luar rumah karena kamu pun tidak pernah memberitahukan kepadaku apa saja aktivitas kamu di luar. Jadi impas, kan? Bukankah suami istri itu memang seharusnya terbuka dalam segala hal? Kamu yang mulai duluan kan, Mas? Jadi, tidak usah banyak menuntut padaku.”“Makin ngelun

    Last Updated : 2022-11-27
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 39. 45 juta rupiah.

    “Nah, iya, bener tuh, dia yang harusnya tanggung jawab. Ayo, cepat turun kamu!” teriak Rara. Dasar perempuan tidak tahu malu sudah menjadi benalu di rumah tangga orang lain, kini menyalahkanku.“Sebaiknya tutup mulutmu atau aku robek menggunakan tang. Sampah sepertimu tidak pantas menegurku,” jawabku pada Rara.“Kurang ajar kamu, ya! Dasar perempuan tidak tahu diri. Pantas aja Mas Eko lebih memilihku dari pada kamu. Rupanya memang kamu tuh begini tukang hutang dan juga semena-mena pada orang lain!” kata Rara lagi. Dia tidak terima dengan ucapanku.“Yang kurang ajar itu kamu bukan aku. Kalau Mas Eko memilihmu, ya wajar saja karena memang yang namanya pemulung itu mungutnya sampah. Aku tidak masalah dia mau mungut sampah seperti kamu karena barang berharga sepertiku tidak pantas dimiliki oleh pemulung tidak tahu diri seperti Mas Eko,” jawabku lagi.“Mas ... ih, kamu tidak dengar si Lisa sudah merendahkan kita begitu. Kenapa kamu malah diam saja di situ!” seru Rara. Dia meminta pembelaan

    Last Updated : 2022-11-28
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 40. Apa yang diambil?

    “Mbok, apa Mas Eko dan keluarganya sudah pulang sejak tadi? Apa mereka juga sudah masuk rumah?” tanyaku pada Mbok yang sedang menyiapkan baju gantiku.“Sudah, Bu. Kira-kira 1 jam yang lalu mereka memaksa masuk. Lagi pula tadi Mbok sedang bermain sama Non Fia di teras depan. Mereka lebih banyak jadi Mbok kalah jumlah. Terus setelah dua orang penagih hutang itu datang mereka ribut di depan karena Pak Eko sempat dihajar oleh dua orang itu dan diseret sampai jalan, Bu,” jelas Mbok.“Oh ... syukurlah itu berarti Mas Eko sudah kena bogeman lebih dulu dari dua orang penagih hutang itu. Oh, ya, Mbak, apa orang banknya meninggalkan berkas untuk aku pelajari terkait penyitaan rumah kita?” Mbok terlihat bingung lalu menggeleng.“Enggak ada, Bu. Orang banknya baik. Ke sininya enggak seperti dua orang itu. Cuman memang mereka minta keterangan di mana Pak Eko berada lalu menyegel rumah ini katanya agar Pak Eko cepat melunasi sangkutannya di bank terus kan, Ibu pesan supaya pihak bank datang lagi. M

    Last Updated : 2022-11-29
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 41. Mengambil barangku.

    “Iya, sih, Mbok benar itu bagus. Hanya saja tidak segampang itu mengambil kunci rumah. Pasti mereka punya duplikatnya. Mungkin satu-satunya cara adalah kita mengganti semua kunci rumah ini dan rumah itu dengan begitu si pelakor dan juga Mas Eko beserta keluarga benalu itu tidak akan bisa masuk ke rumah ini ataupun rumah pelakornya. Apa Mbok bisa bantu?”“Bisa dong, Bu. Nanti Mbok akan hubungi si Mamang sayur itu. Dia kan, kerja jadi tukang kunci juga, Bu. Semoga saja rencana kita berjalan lancar ya, Bu?”“Aamiin ... semoga saja, ya, Mbok. Ya, sudah aku mandi dulu Mbok aku minta tolong sama Mbok, cek semua baju-baju aku dan juga perhiasanku. Sebenarnya perhiasannya rnggak banyak sih, Mbok karena beberapa sudah aku simpan di brankas hanya beberapa perhiasan yang sering aku pakai saja. Kalau ada yang kurang Mbok laporan padaku. Setelah ini aku akan datangi si pelakor itu.“Baik, Bu. Ya, sudah sana mandi keburu Magrib. Aku mengiyakan dan segera masuk kamar mandi, mengguyur badanku yang

    Last Updated : 2022-11-29
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 42. Tidak mau kuajak pisah.

    “Mas! Tolong!”“Lisa, cukup keterlaluan kamu! Mas, tahu kalau Rara salah, tapi tidak sepantutnya kamu melakukan ini padanya dan apa tadi kamu bilang aku ini sampah? Kamu ya, Lis, semakin nglunjak saja tidak ada hormatnya sama sekali pada suami!” jawab Mas Eko. Dicengkeramnya tanganku lalu dihempaskan dengan kuat sampai aku mundur beberapa langkah. Sakit sih, tapi aku coba untuk tahan.“Kalau kamu bukan sampah lalu apa? Pemulungnya? Kan, aku sudah bilang berkali-kali bahwa hanya pemulung yang memungut sampah di jalanan. Mas tahu kan, apa maksudku?”“Cukup Lisa! Kupingku pedes mendengar ucapanmu yang semakin tidak benar. Cincinnya sudah ada di tangan kamu, kan? Lebih baik sekarang kamu pulang lalu renungkan kesalahanmu,” pinta Mas Eko.“Aku merenungkan kesalahanku? Sepertinya aku tidak punya kesalahan, Mas. Walau bagaimana pun juga yang namanya perempuan apalagi statusnya adalah istri, dia tidak akan pernah salah. Harusnya kamu yang ngomong seperti itu untuk diri kamu sendiri, Mas. Ngac

    Last Updated : 2022-12-01
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 45. Dibela ibu mertua.

    “Apa katamu? Aku pelacurnya Mas Eko? Aku ini istrinya, istri sah juga,” sahut Rara tidak terima. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehan dia.“Iya, aku tahu kamu itu istri sahnya Mas Eko, tapi jalur ilegal di mata negara. Kamu juga harus garis bawahi bahwa kamu hanya dibutuhkan Mas Eko untuk memuaskan ranjangnya. Itu namanya apa kalau bukan budak seks?! Terserah kamu terima atau tidak aku katakan seperti itu toh, nyatanya kamu memikat Mas Eko dengan pelayanan ranjangmu, tapi bukan hanya itu saja, aku rasa Mas Eko pun menikahimu sepenuhnya bukan karena cinta, tapi 90% karena nafsu. Kamu tahu kan, di mana pun laki-laki keranjang hanya lihat dari pelayanannya saja. Memuaskan atau tidak. Dan tentu saja rayuan maut mereka mampu membuat laki-laki buaya buntung macam Mas Eko bertekuk lutut. Kalau kamu tidak terima aku katakan sebagai pelacur, ya, terserah dan kalau kamu tidak percaya sekarang tanyakan saja pada Mas Eko. Dia menikahimu karena apa,” jawabku seraya kusunggingkan senyu

    Last Updated : 2022-12-02
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 46. Hartaku=hartanya?

    “Iya, Ibu benar sekali itu aku yang buang karena rumah ini adalah milikku. Aku yakin sekali bahwa rumah ini dibeli pakai duitku. Ibu dan kamu wahai pelakor, harus paham bahwa yang mencari uang selama ini adalah aku. Semua harta yang aku dapatkan dalam pernikahanku dengan Mas Eko atas hasil kerja kerasku dan kenapa aku datang ke sini, Bu? Karena menantu kesayangan ibu ini sudah maling cincin berlianku.”“Maling? Mak—sudnya maling gimana? Memang apa salahnya kalau kamu berbagi dengan Rara. Kamu ngasih dia, jadi kalian itu akur tidak ada masalah. Karena dia adik madumu,” jawab ibu. Beliau tetap saja kekeh membela Rara.“Oh ... tidak bisa, Bu! Apa yang aku miliki tidak akan pernah aku bagi kepada orang lain selain sampah. Kalau Ibu menyuruhku berbagi dengan cara begitu ya, salah besar. Cukup suami saja yang aku bagi karena suami seperti Mas Eko begitu adalah seonggok sampah yang tidak berguna, jika pemikiran Ibu seperti itu apa susahnya kalau perhiasan Ibu satu saja dibagikan kepada men

    Last Updated : 2022-12-02

Latest chapter

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 185. Kebenaran map merah. End.

    POV Lisa. ***“Ibu, aku ada di mana? Di mana Via da Bapak?” tanyaku pada ibu yang sedang mengaji di sampingkuAku pindai ruangan ini dan sekarang aku paham aku ada di mana seingatku memang aku pingsan rupanya aku dirawat di sini.“Alhamdulillah ... Nak, kamu sudah sadar. Bapak ada di luar. Via juga ada di luar sama Mbok. Alhamdulillah sadar, Ibu senang sekali. Kamu pingsan terlalu lama Lisa, sampai membuat Ibu khawatir. Jangan tinggalkan Ibu, ya, Nak, kita hadapi ini sama-sama kalau kamu sakit begini Ibu juga ikut sakit. Kalau kamu lemah, Ibu lemah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau kamu kuat menghadapi, Ibu akan jauh lebih kuat lagi. Lisa, maafkan Ibu. Sungguh maafkan Ibu selama ini tidak jadi orang tua yang perhatian padamu sampai-sampai masalah seperti ini harus kamu telan sendiri. Ayo, Sayang, bangkit anak Ibu yang cantik anak ibu yang kuat. Tetaplah bersama Ibu, tetaplah menjadi kebanggaan Ibu yang tidak pernah takut apa pun di luar sana. Ibu akan selalu ada di sampingmu sam

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 184. Kenyataan pahit.

    POV Lisa. ***“Ibu, nggak usah kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Kalaupun orang tuanya teh Ocha mau mengatakan sesuatu ya, biarkan saja dulu berbicara setelah selesai berbicara baru Ibu menyangkalnya tidak begini. Namanya nggak sopan,” kataku.“Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi kami harus mengungkapkan kebenarannya. Neng Lisa maafkan Ibu selama ini menyembunyikan padahal sebenarnya awal dari kedatangan kami ke sini ingin memberitahukan kebenaran ini pada Neng Lisa, tapi yang ada banyak sekali kendala-kendalanya dan mungkin hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami untuk mengatakan sejujurnya. Perlu Neng Lisa dan keluarga tahu bahwa Ocha benar-benar istrinya ke dua Eko. Sedangkan Rara istri ketiganya Eko jelas,” bapaknya Teh Ocha.Ibuku jangan ditanya beliau langsung ambruk jatuh ke lantai,meski tidak pingsan, tapi aku yakin hatinya hancur mendengar kejujuran ini semua.“Kenapa begini? Kenapa rumah tangga anakku jadi begini sakit sekali aku mendengarnya. A

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 183. Kejutan lagi.

    POV Lisa. *** “Lapor sana, lapor cepetan aku tidak akan pernah takut! Asal kamu tahu saja ya, perempuan murahan, pezina macam kamu bisa dipenjara. Perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Eko bisa kena pasal dan kamu akan membusuk di penjara bersama Eko! Paham kamu?!” teriak ibuku tepat di depan wajahnya Rara sampai dia mundur matanya dan wajahnya merah aku tahu Rara ketakutan. “Jangan sok tahu Ibu tua. Aku dan A Eko itu melakukannya atas dasar suka dan sama suka, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kami dan begitu dengan kamu tidak akan pernah bisa memenjarakan kami,” jawab Rara. “Dasar perempuan bodoh! Selain bodoh kamu juga norak. Perselingkuhan zaman sekarang bisa dipenjarakan. Oh, ya, aku baru tahu kalau ternyata seleranya Eko rendahan begini. Lihat besan selingkuhannya Eko bahkan tidak lebih baik daripada Lisa. Udik sudah seperti jemuran jalan nggak jelas begitu. Pokoknya aku mau Eko dan Lisa pisah,” ucap ibuku. “Terserah kamu saja Besan yang penting aku juga tetap pada pendi

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 182. Perang dunia ke-3.

    POV Lisa. **** “Bahkan perempuan yang duduk di seberang Ibu yang diperkenalkan sebagai saudara itu adalah maduku,” kataku lagi. Perih sekali aku harus mengatakan jujur kepada kedua orang tuaku, tapi di sisi lain aku plong karena merasa berhasil mengeluarkan racun yang ada di dalam dadaku. “Apa!” teriak ibuku. “Be—san ... ini masuknya gimana, ya, tolong jelaskan pada kami!” bentak bapak. “Tidak ... ini pasti Lisa dan Besan sedang ngeprank kan, bentar lagi kan Ibu mau ulang tahun jadi pasti kalian bikin surprise kan?” kata ibuku sepertinya beliau memang belum bisa menerima kenyataan ini, tapi air mata sudah membasahi pipinya. “Tenang dulu Bu, kita minta penjelasan mengenai ini dari Besan dan juga Lisa,” sahut Bapak seraya mengusap bahu ibu. “Bapak, tahu ‘kan kalau mereka biasanya memang suka bikin kejutan begini. Bikin hati orang tua cemas ujung-ujungnya nge-prank seperti yang sering kita lihat di YouTube itu loh, Pak dan ujung-ujungnya kita dapat hadiah. Iya, kan, Lisa?” kata i

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 181. Jujur.

    POV Lisa.****“Iya, Besan memang aku yang melarang Lisa untuk memberitahukannya pada kalian karena kami pikir bisa menyelesaikannya. Kasihan kalian juga kan, kalau terbebani dengan masalah anakku. Sudah kukatakan tadi bahwa anakku di sini posisinya bersalah Aku malu jika harus memberitahukan padamu. Aku juga yang mewanti-wanti Lisa agar tidak memberitahukan bukan kami tidak menghargai Besan, tapi sebenarnya malu," jawab ibu mertua aku beliau pasang muka sesedih mungkin.Bapak menatapku meminta penjelasan. Aku mengangguk saja karena memang aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Biarkan saja Ibu mendramatisir apa yang terjadi itu tidak akan pernah merubah keputusanku nantinya jadi aku bebaskan saja Ibu mengarang cerita.“Tapi, ya, enggak boleh gitu juga lah besan. Kita ini kan, keluarga jadi mau sekecil apa pun permasalahan kita harus berdiskusi apalagi ini sampai di penjara loh, si Eko dan sampai dihajar bahkan kritis begitu. Kita bisa menuntut yang menghajar Eko jangan mau kita diinjak

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 180. Syok!

    POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

    POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 178. Konslet.

    POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 177. Kritis?

    POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status