All Chapters of GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA: Chapter 21 - Chapter 30

136 Chapters

Masalah Kamar

Ayah Yulia datang bersama kedua adiknya. Besok adalah acara pengajian empat bulanan kehamilan Yulia. Sementara ibunya Raffa akan datang besok pagi."Nurul ...!" Yulia memekik gembira, menyambut adik bungsunya yang baru saja turun dari taksi online."Mbak!" Gadis berusia tujuh belas tahun itu pun membalas pelukan sang kakak dengan erat."Ayo, Pak, Dek." Yulia pun menyambut adik pertama dan ayahnya, mengajak serta untuk masuk ke dalam rumah."Sehat, Nak?" tanya Pak Sujita--ayah Yulia, saat sang anak sulung menyalaminya."Alhamdulillah sehat, Pak. Bapak dan adik-adik juga sehat, 'kan? Maaf, ya, Yulia merepotkan." Tangannya terus menggenggam tangan keriput laki-laki yang merupakan cinta pertamanya, hingga ke depan pintu."Nurul seneng, deh, kalo nginap di sini. Rumahnya luas, adem, kasurnya juga nyamaaan ... gak kayak di rumah kita," ungkap Nurul, ketika menginjakkan kaki di rumah kakaknya."Harus disyukuri, Rul. Sudah bagus Mas Raffa yang bantu kita buat biaya sekolah dan makan sehari-ha
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Yulia Syok

"Iya, kayaknya. Mbak lupa naruh kuncinya," tutur Yulia semakin berdebar kuat. Ia takut keluarganya mencium keretakan dalam rumah tangganya."Yah! Aneh, nih Mbak Yulia. Masa, di rumah sendiri gak ingat naruh kunci. Harusnya, biarkan tetap menempel di sana." Nurul mencebik."Kita ke atas aja, ya." Yulia menarik tangan adik bungsunya, sebelum sang ayah mempertanyakan hal itu."Nanti sudah sampai atas, jangan-jangan dikunci juga dan Mbak gak tau kuncinya di mana," tukas Nurul."Enggak. Udah, ayo!"**Tanpa Yulia undang, beberapa orang berseragam putih khas juru masak datang membawa makanan yang sudah siap dihidangkan. Juga ada beberapa orang lainnya yang akan memasang hiasan minimalis untuk menyambut tamu."Ini, sih, bukan kecil-kecilan, Mbak."Yulia tersenyum, hatinya dipenuhi bunga-bunga. Ia merasa suaminya benar-benar perhatian meski sikapnya tengah membeku.Selesai mendekor, mereka pun pulang."Permisi, Mbak," ucap dua orang di depan pagarnya. Satu wanita dan satu laki-laki."Iya. Ada
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Sebuah Kenyataan

"Kenapa, Nak?" Ayahnya tampak panik, menggeser anak lelakinya dan duduk di samping Yulia."Pak, perut Yulia sakit. Sepertinya harus istirahat," keluh Yulia, memanfaatkan momen keram perutnya."Iya, iya. Kamu sabar, ya. Sudah, bersandar di sini saja." Pak Sujita yang sudah terlanjur penasaran dengan isi video tersebut, seolah tak mengijinkan Yulia pergi."Yulia ke kamar saja, Pak. Tolong suruh mereka pulang," mohonnya dengan wajah memelas.Pak Sujita mulai dilema, antara tetap menyaksikan pertunjukkan yang entah isinya apa, atau mengantar sang anak ke kamarnya. Ia menoleh lagi pada televisi yang kembali menyala.Yulia kian menegang. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. Bu Ajeng tiba-tiba saja berucap, "Keram perut ketika hamil sudah biasa terjadi, apalagi ketika ibu hamil sedang dalam kepanikan. Duduklah, biar kamu gak panik."Video pun kembali berputar dan kali ini mempertontonkan percakapan Raffa dengan dokter kandungan Yulia yang dengan jelas mengatakan tentang kedatangan Yulia dan E
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Sidang

PoV RaffaHari ini aku berencana memberikan kejutan kecil untuk Yulia, istriku yang paling kusayangi setelah ibu. Sebetulnya aku merasa bimbang. Karena jujur saja, hati ini masih merasa tak sanggup melihat lelehan air mata di wajah Yulia.Tapi demi memberikan efek jera, aku rasa tak masalah melakukannya.Semua foto dan video yang bersangkutan dengan perbuatan Yulia dibelakangku, sudah kusatukan dalam satu file. Kutugaskan dua orang anak buah untuk mengaturnya.Dua hari tinggal terpisah dengan Yulia, tak sekalipun kuhubungi dirinya. Biarkan saja ia berpikir sendiri tentang kesalahan dan nasibnya. Tapi tak kusangka, baru saja aku pergi, dia sudah didatangi oleh kambing jantannya.Tentu saja hal itu menjadi kesempatan yang baik bagiku. Benar-benar menguntungkanku yang selama ini memang belum cukup bukti jika wanita di dalam foto dan video itu adalah Yulia. Berkat instingku yang ingin memasang CCTV di sana, semua pekerjaan menjadi lebih mudah.Diriku memang lemah. Entah karena cinta yang
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

Haruskah kumaafkan?

"Ibu percaya, anak ibu bisa bersikap bijak." Senyuman itu bagaikan penyejuk dalam teriknya mentari."Inshaa Allah, Bu." Kubalas senyuman teduh ibuku.Kulihat dari ekor mataku, Pak Sujita sudah mampu duduk di sofa yang tengah kuhadapi. Tapi, napasnya terlihat sangat sesak hingga terdengar suara napas berat itu."Raffa, duduklah, Nak." Pria yang usianya tak jauh dengan almarhum ayahku itu, menepuk sofa di sampingnya.Kuanggukkan kepala, tersenyum tipis dan mendudukkan diri di sisinya. Kulihat Satya pun menghampiri kami, begitu pun Yulia yang baru datang dari dapur membawa bejana dan handuk kecil."Mas, kuobati dulu, ya." Yulia mencelupkan handuk itu ke dalam air, memerahnya dan siap menempelkan handuk itu ke hidungku. Namun pikiranku mendorongku untuk menolaknya. Kutepis dengan halus tangannya."Raffa, apa benar semua yang baru saja Bapak lihat? Apa artinya, Yulia telah selingkuh darimu?" tanya Bapak mertuaku.Aku tak bisa menjawab. Aku menoleh pada wanita yang telah sembilan tahun ini
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

Kenyataan Tentang Kesehatan Reproduksi Raffa

"Aku pun minta maaf, karena sudah mempermalukanmu. Dan maafkan juga karena ternyata aku didiagnosa infertil. Kesuburanku terganggu karena suatu penyakit." Yulia mendongak dengan mulut ternganga. Ia membuka matanya lebar-lebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan."Benarkah?" tanya Yulia bersamaan dengan Ibuku.Aku memang belum mengatakan ini pada ibu, karena takut beliau semakin khawatir. Sementara masalah pengkhianatan Yulia, sudah kujelaskan sejak kemarin."Iya, Bu. Hasil pemeriksaannya baru keluar kemarin pagi," jawabku ramah."Ya Allah, anak Ibu." Wanita cantik yang telah melahirkanku itu mendekat, lantas meminta Yulia untuk bergeser. Ibu memelukku, membagi kekuatan padaku."Ibu tenang, ya. Aku baik-baik saja," ucapku, mengusap lelehan air mata di pipinya."Baik-baik saja, bagaimana? Pasti saat ini hatimu sangat hancur, Nak." Ibu menangis di balik bahuku. Bisa kurasakan debaran keras di dadanya. Ya Allah, jangan biarkan wanita tercintaku menangisi deritaku."Pe
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more

Yulia Menggila

PoV RaffaPagi yang cerah dengan semburat jingganya yang berkilau, sesekali membuatku memicing karena sinarnya yang menyilaukan. Namun hawa dingin tetap terasa menusuk hingga ke tulang. Pagi ini, di sini kuberada. Di sebuah villa yang berada tak jauh dari puncak.Kejadian kemarin membawaku ke tempat ini, sekadar untuk menenangkan jiwa yang dipenuhi dengan tanda tanya. Jujur, aku sendiri masih tak tahu harus bertindak apa setelah ini.Rasa cinta yang kupunya seolah berperang dengan kecewa yang mendalam. Andai ia terang-terangan mengaku ingin mencari laki-laki lain, agar bisa memiliki anak, mungkin aku akan rela melepaskan. Tapi ... dia melakukan itu di belakangku, tanpa sepengetahuanku. Dia berkhianat dari cinta yang kupunya yang begitu besar kuberikan.Apa masih pantas cinta yang besar ini kulabuhkan ke hatinya? Apa masih pantas pengorbanan ini kuperbuat untuknya? Apa masih pantas, jika semua kebebasan yang aku beri, akan dilalaikan lagi olehnya?Rasanya sulit.Kemarin, Pak Sujita sam
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

Ketika Yulia Semakin Gi_la

Apa? Mataku membola mendengar penuturannya. Yulia benar-benar sudah gi_la. Bagaimana mungkin ia akan tega membu_nuh bayi di dalam kandungannya, hanya demi terus bersamaku."Jangan gi_la kamu, Yulia. Istighfar!" ingatku. Lantas menepis tangannya yang hendak menyentuh pipi ini."Aku memang sudah gi_la, Mas. Aku ketakutan selama ini, menyimpan kebohonganku sendiri. Aku ketakutan setiap kali Mas Raffa memegang ponselku. Aku takut kehilangan suami terbaikku," tegasnya. Ia mencengkram tanganku dengan kuat, entah apa yang ingin ia lakukan."Lalu, mengapa kamu lakukan itu?" tanyaku heran."Sudah terlanjur, Mas. Semuanya terjadi begitu saja tanpa kusadari terlebih dahulu. Dan aku tidak bisa menghentikannya karena ..." Yulia menggantung ucapanya, membuatku menautkan alis dengan kepala yang dipenuhi tanda tanya."Karena apa, Yulia?" tanyaku tak sabar."Evano mengancam akan menyebarkan foto-foto dan video parbuatan bejat kami," akunya seraya terisak. Aku sungguh tak menyangka, mereka melakukan i
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

Isi Hati Yulia

PoV YuliaPagi itu Mas Raffa pergi ke luar kota. Ada urusan pekejaan, katanya. Kepergiannya mengingatkanku akan kejadian empat bulan lalu saat dirinya pergi ke luar kota juga. Saat itu, aku memang sudah sangat dekat dengan Evano dan tepat di hari kepergian Mas Raffa, lelaki itu berhasil mendapatkan apa yang dia mau.Hari ini pun sama. Evano datang ke rumah kami, tanpa melepaskan helm di kepalanya. Aku geram dan panik sekali, khawatir ada tetangga yang melihat. Berani-beraninya laki-laki itu datang ke rumah kami.Evano berhasil mengintimidasiku dengan foto-foto seksiku saat bersamanya, juga video yang mempertontonkan permainan panas kami. Aku benar-benar tak menyangka dia melakukan itu. Aku saja merasa jijik melihat video itu, apalagi jika suamiku yang melihatnya.Kurang aj*r sekali bujang lapuk itu. Tega-teganya dia mengkhianati kepercayaanku. Kupikir, dia benar-benar tulus mencintaiku hingga berani mengajakku bermain di belakang Mas Raffa. Ternyata aku salah. Evano hanya mengincar ha
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

Pencarian Yulia

'Aku berhasil,' batinku, menoleh terlebih dahulu sebelum menyeberangi jalanan.Sekarang saatnya aku mencari tempat yang aman. Lingkunganku termasuk ramai. Bahkan di jam tengah malam begini, masih saja ada warga yang berlalu lalang atau sekadar berbincang di depan rumah.Aku ingat, di ujung jalan komplek sebelah ada jembatan dengan aliran sungai yang cukup deras.Kutapaki jalanan luas ini dengan perasaan gamang. Berjalan dengan kaki telanjang, tak serta merta membuatku kesakitan pada telapak kaki ini. Kepedihan di hatiku jauh lebih mendera jiwa."Aku benci kamu, Mas!" teriakku, ketika kaki ini telah menapak pada jembatan beton itu."Aku memang bersalah. Tapi tidak sepatutnya kau jebak aku dengan acara pengajian itu," lirihku lagi. Sakit sekali rasanya hati ini, mendapat kejutan tak mengenakkan yang sempat kukira sebagai hadiah berharga.Ya, kejadian siang tadi memang bukan hadiah luar biasa yang Mas Raffa beri. Akan tetapi, pelajaran berharga yang kudapat. Andai aku tidak berkhianat ..
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status