Semua Bab GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA: Bab 11 - Bab 20

136 Bab

Siapa Ayah Bayi itu?

Pria yang datang untuk menyaksikan sendiri perbuatan sang istri, mendapat kabar dari orang suruhannya, tentang keberadaan sang istri.'Aku tidak akan masuk dan merusak pesta kalian. Tapi, lihat saja nanti!' batin pria itu, melangkah pergi dari depan pintu apartement itu.Sang pria yang tengah merasa frustasi itu memilih pergi ke suatu tempat yang ia rasa adalah tempat yang patut didatangi, untuk mencari bukti lain.Ia mendatangi studio aerobik tempat istrinya biasa datangi."Permisi, saya mencari Yulia. Apa ada yang mengenalnya?" tanya pria itu, yang tak lain adalah Raffa."Yulia? Emm ... kami gak kenal. Beda jadwal, mungkin." Seorang wanita menjawab dengan suara terbata."Oh. Kalau begitu, saya mau bertemu dengan pemilik studio ini.""Apa? Eu, itu. Pemiliknya sedang pergi liburan ke luar kota, katanya." Wanita yang tadi menjawab, semakin bergetar mendengar pertanyaan pria di hadapannya. Tanpa disebutkan, wanita itu bisa menebak bahwa pria di hadapannya adalah suami Yulia."Oh, terima
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-05
Baca selengkapnya

Menolak Bekal yang Yulia Antarkan

Hingga larut malam, Raffa enggan pulang ke rumah. Ia tak ingin bertemu dengan Yulia, karena takut tidak mampu menahan emosinya.Meski dirinya marah, ia tidak ingin sampai melukai wanita yang telah dinikahinya selama sembilan tahun.Raffa tertidur di atas kursi dan meja kerjanya, setelah memandangi foto pernikahan mereka yang terpajang di atas meja.Menjelang subuh ia terjaga, menyalakan layar ponsel untuk melihat jam karena lampu ruang kerjanya sudah ia matikan sejak semalam.Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Yulia. Juga banyak chat yang wanita itu kirim.[Mas, kok, belum pulang?][Ini sudah malam sekali.][Kamu di mana, Mas?][Apa aku ada salah?][Sudah kubelikan kemejanya, langsung kucuci. Besok pagi kusetrika, supaya bisa kamu pakai (Disertakan sebuah foto kemeja)][Apa kamu lembur? Tolong angkat telfonku, aku khawatir.][Sudah lewat tengah malam. Aku takut sendirian.][Mas, ada apa? Mengapa tidak angkat telfonku?]Raffa tak bereaksi apa-apa. Ia kecewa luar biasa pada istri
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-06
Baca selengkapnya

PoV Yulia

Namaku Yulia Kamania, seorang perawat di salah satu rumah sakit ternama di kota ini, tadinya. Sekarang tidak lagi, setelah seorang pria tampan, berkharisma dan mapan melamarku.Ya, Mas Raffa namanya. Dia bukan kekasihku, melainkan sahabat dekat pamanku. Aku sendiri ketika itu sedang dekat dengan seorang pria bernama Ervan Evano, teman kuliahku. Dia sebetulnya adik tingkatku di akademi keperawatan.Mengapa aku lebih memilih menikah dengan Mas Raffa? Tentu saja karena dia jauh lebih dewasa dari Vano, lebih mapan dan sepertinya baik. Evano sendiri belum siap menikah, kala itu.Ternyata penilaianku tidak salah, Mas Raffa benar-benar pria yang baik. Tahun pertama kami menikah, ia masih menjabat sebagai manager di kantornya. Tapi aku tetap bersyukur. Semua gajinya ia berikan padaku, memintaku untuk me-menag semuanya, termasuk biaya sekolah adik-adikku.Tiga tahun berjalan, namun aku tak kunjung hamil. Jujur saja, aku merasa kesepian setiap kali Mas Raffa tengah bekerja. Hanya ponsel dan tel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-07
Baca selengkapnya

Dingin Lebih Segar tapi Tidak dengan Sikapmu

PoV YuliaEvano ingin menjadi penyumbang pembuahan untuk rahimku."Ayolah, Yulia. Selain kita sama-sama menikmatinya, kamu juga bisa memanfaatkan apa yang kutanam di dalam rahimmu. Siapa tau, kamu bisa hamil olehku. Dan pastinya, suamimu akan sangat bahagia."Kedua kalinya kami melakukan itu, dengan kesadaran penuh dan tentu saja dengan penyesalan yang tak kunjung usai."Aku hamil." Hari itu, aku menunjukkan sebuah alat tes kehamilan pada Evano. Pria itu berjingkrak kegirangan."Aku akan berjuang untuk bisa hidup dengan kalian," katanya. Padahal mulanya, ia tidak berniat seperti itu."Tapi, apa kamu yakin jika bayi ini anakmu?""Tentu saja. Suamimu belum pernah membuahi rahimmu, bukan?""Lalu, apa rencanamu?" Aku sudah tak tahu harus berbuat apa. Aku takut Mas Raffa curiga, jika aku tiba-tiba hamil setelah sembilan tahun tak pernah hamil.Sejak kehamilan itu, Evano semakin menggila. Ia selalu memintanya, lagi dan lagi. Dan bodohnya, aku tidak mampu menolak. Bahkan melakukan pemeriksaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-08
Baca selengkapnya

Rencana di Balik Diamnya Raffa

PoV AuthorSenja menghilir angin sejuk yang terasa menenangkan. Raffa menyusuri jalanan menuju rumahnya, seraya memasukkan tangan ke dalam saku celana. Tas yang biasanya ia taruh di jok mobil, kini ia sangsangkan pada bahunya.Menatap ke kiri dan kanan jalan, ia merasakan sedikit damai. Terutama ketika melewati sebuah taman, yang ramai dengan anak-anak dan para ibu yang sedang menyuapi anaknya.Raffa sengaja pulang dengan berjalan kaki, karena sebetulnya ia enggan untuk kembali ke rumah. Bayangan wajah pengkhianat seolah membuatnya tak ingin lagi melihat.Namun Raffa memiliki sebuah rencana. Ia hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan kesuburannya di sebuah rumah sakit. Dan setelah hasilnya keluar nanti, ia akan bertindak sesuai dengan hasil pemeriksaan itu.Ada dua pilihan yang akan diambilnya.'Andai kesuburanku baik-baik saja, maka aku akan mengijinkanmu tetap tinggal di rumah kita, sampai bayi itu lahir. Kita akan buktikan nanti, siapa ayah dari bayi itu. Jika pun bayi itu anakku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-09
Baca selengkapnya

Kemarahan Raffa

"Hati-hati, ya, Mas. Nanti siang, kuantar makan siang ke kantor." Yulia mengatakan itu di samping kaca mobilnya. Wanita itu memohon dengan sangat, agar sang suami mau memakai mobilnya, sampai mobil suaminya itu selesai diperbaiki. Pikir Yulia, sebagai permintaa maaf.Ia bertekad tak akan lagi keluar rumah selain dengan suaminya. Sudah dibiarkan tetap tinggal saja, ia sudah bersyukur, meski dinginnya sikap Raffa nyaris membuatnya beku tak bisa berkutik.Tentu saja hal itu menguntungkan bagi Raffa. Ada banyak rencana mencuat di kepalanya. Mobilnya sudah selesai diperbaiki sejak kemarin. Hanya saja, ia belum sempat mengambil. Bila perlu, tak usah diambil saja, pikirnya."Terserah," jawab Raffa, seolah tak peduli. Ia melesatkan mobil sedan keluaran terbaru itu dengan kecepatan sedang.Pria itu memposisikan kembali dirinya sebagai atasan di kantor tersebut. Sejenak mengesampingkan semua masalah yang tengah menerpa hidup dan rumah tangganya. Ia harus selalu menjadi panutan di kantor itu, ag
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-10
Baca selengkapnya

Dicampakkan

"Maafkan Mama, Nak. Karena kebodohan Mama, nasabmu masih tak jelas," ucap Yulia, seraya menitikkan air mata dan jatuh ke atas hijab warna maroonnya.Raffa memilih pergi ke kafe terdekat untuk menenangkan diri, serta menyantap beberapa suap asupan gizi yang dibutuhkannya.Ia teringat kembali pada berkas itu. Bukan hal sulit untuk mendapatkan kembali berkas yang kemarin dibawa oleh Embun. Ia hanya perlu meminta salinannya lewat email, lalu mengeprintnya. Namun kemarahannya bukan hanya karena alasan berkas itu saja. Melainkan atas pengkhianatan Yulia.Raffa pun mengirim pesan pada Embun, meminta salinan berkas permohonan kerjasama itu lagi. Ia mendapatkan nomor telepon Embun dari kartu nama yang diberikan.[Siang, Embun. Maaf, aku bisa minta salinan berkas kemarin?] [Siang, Mas. Boleh. Sebentar, ya, aku kirim.]Tak berapa lama, berkas itu masuk melalui emailnya.[Terima kasih.][Sama-sama. Oh, iya, berkas yang kemarin, kenapa?] tanya Embun.[Basah, kena tumpahan air.] Raffa berbohong. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

Tandatangan?

PoV AuthorTiga hari menjelang pengajian empat bulanan kehamilan Yulia, semua sudah ia persiapkan dengan sukacita. Raffa sangat mendukung rencana itu, dengan cara memodalinya."Coba dicek, ada lagi yang kurang, enggak?" tanya Raffa dengan nada datar. Hingga hari ini, ia masih belum berkata manis sedikitpun pada Yulia."Sudah cukup, Mas. Tinggal nunggu harinya saja. Aku jadi gak sabar, ingin segera mengirim do'a untuk bayi kita." Yulia tersenyum bahagia, membayangkan wajah gembira suaminya ketika nanti sang bayi lahir."Kirim do'a tidak perlu menunggu empat bulan," tukas Raffa dengan malas."Iya, Mas. Setiap habis shalat, aku selalu melantunkan do'a untukmu, untuk kita dan bayi kita."Yulia bersyukur, di balik semua kebohongannya, Raffa tak sedikitpun membuangnya. Meski sikap Raffa sedingin es, namun perhatiannya tetap bisa ia rasakan lewat materi yang tak terhingga. Sampai hari ini, Raffa dan Yulia tidur terpisah di kamar yang berbeda.Yulia pikir, 'Tak masalah. Seiring berjalannya wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

Penyakit Raffa

"Hanya hadiah kecil. Tandatangan saja, nanti juga kamu akan tahu sendiri.""Aku baca dulu, ya, Mas." Yulia ingin meraih berkas di tangan Raffa, namun segera Raffa merebutnya."Kamu tidak percaya padaku? Baiklah. Tidak usah!" Raffa menarik dan memeluk berkas itu."Mas ... sini, biar aku tandatangai," bujuk Yulia, lagi-lagi ia tidak ingin membuat Raffa kecewa.Yulia juga ingat pada permintaannya beberapa tahun lalu."Mas, kita belum punya rumah, lho.""Ini rumah kita, Sayang.""Beda, Mas. Rumah ini hadiah dari Ibumu.""Sama saja.""Tapi aku ingin punya rumah lagi, dari hasil keringatmu. Setidaknya, kalau kita sedang ada masalah, bisa kabur ke rumah itu. He he he ... tidak perlu kabur ke rumah orang tua masing-masing.""Tidak akan, jika tujuannya itu. Cukup satu rumah, agar tidak ada di antara kita yang lari dari masalah. Gak usah kabur-kabur."'Mungkin saja Mas Raffa ingin membelikan rumah untuk kami. Bisa saja, 'kan rumah itunia hadiahkan untukku atas kehamilanku. Tapi, aku takut ia ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

Lelaki itu Adalah ...

"Hai, Yulia!"Yulia terperanjat melihat motor yang amat ia kenali, lantas mematikan keran air dan berjalan mendekat ke arah pagar rumahnya."Mau apa kamu ke sini?" tanyanya panik. Ia sampai beberapa kali menoleh ke sekitar, khawatir ada yang melihat."Mau memastikan, apakah dirimu masih aman di sini?""Tentu saja aman. Kehadiranmu yang membuatku tidak aman!" tegasnya, penuh penekanan di akhir kalimat."Oh, ya? Bukankah aku ini bagaikan dewa yang hadir mengusir kesepianmu?" sindir pria yang masih duduk di atas jok motornya."Cih!" Yulia berdecih. "Pergilah, sebelum ada yang melihat. Jangan buat posisiku semakin sulit," pintanya."Aku akan pergi, setelah kamu menyepakati sebuah perjanjian," pungkas pria berhelm fullface warna hitam itu."Gak akan. Sedikitpun, aku tidak akan lagi percaya padamu. Aku akan berbakti pada suamiku.""Ha ha ha ...! Yakin?" tanya pria yang tak lain adalah Evano. Ia menyalakan layar ponselnya, lalu menekan tombol segitiga, memutar sebuah rekaman video panas anta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status