"Hanya hadiah kecil. Tandatangan saja, nanti juga kamu akan tahu sendiri.""Aku baca dulu, ya, Mas." Yulia ingin meraih berkas di tangan Raffa, namun segera Raffa merebutnya."Kamu tidak percaya padaku? Baiklah. Tidak usah!" Raffa menarik dan memeluk berkas itu."Mas ... sini, biar aku tandatangai," bujuk Yulia, lagi-lagi ia tidak ingin membuat Raffa kecewa.Yulia juga ingat pada permintaannya beberapa tahun lalu."Mas, kita belum punya rumah, lho.""Ini rumah kita, Sayang.""Beda, Mas. Rumah ini hadiah dari Ibumu.""Sama saja.""Tapi aku ingin punya rumah lagi, dari hasil keringatmu. Setidaknya, kalau kita sedang ada masalah, bisa kabur ke rumah itu. He he he ... tidak perlu kabur ke rumah orang tua masing-masing.""Tidak akan, jika tujuannya itu. Cukup satu rumah, agar tidak ada di antara kita yang lari dari masalah. Gak usah kabur-kabur."'Mungkin saja Mas Raffa ingin membelikan rumah untuk kami. Bisa saja, 'kan rumah itunia hadiahkan untukku atas kehamilanku. Tapi, aku takut ia ak
Terakhir Diperbarui : 2022-11-13 Baca selengkapnya