Share

Ketika Yulia Semakin Gi_la

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-23 12:47:01

Apa? Mataku membola mendengar penuturannya. Yulia benar-benar sudah gi_la. Bagaimana mungkin ia akan tega membu_nuh bayi di dalam kandungannya, hanya demi terus bersamaku.

"Jangan gi_la kamu, Yulia. Istighfar!" ingatku. Lantas menepis tangannya yang hendak menyentuh pipi ini.

"Aku memang sudah gi_la, Mas. Aku ketakutan selama ini, menyimpan kebohonganku sendiri. Aku ketakutan setiap kali Mas Raffa memegang ponselku. Aku takut kehilangan suami terbaikku," tegasnya. Ia mencengkram tanganku dengan kuat, entah apa yang ingin ia lakukan.

"Lalu, mengapa kamu lakukan itu?" tanyaku heran.

"Sudah terlanjur, Mas. Semuanya terjadi begitu saja tanpa kusadari terlebih dahulu. Dan aku tidak bisa menghentikannya karena ..." Yulia menggantung ucapanya, membuatku menautkan alis dengan kepala yang dipenuhi tanda tanya.

"Karena apa, Yulia?" tanyaku tak sabar.

"Evano mengancam akan menyebarkan foto-foto dan video parbuatan bejat kami," akunya seraya terisak.

Aku sungguh tak menyangka, mereka melakukan i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Isi Hati Yulia

    PoV YuliaPagi itu Mas Raffa pergi ke luar kota. Ada urusan pekejaan, katanya. Kepergiannya mengingatkanku akan kejadian empat bulan lalu saat dirinya pergi ke luar kota juga. Saat itu, aku memang sudah sangat dekat dengan Evano dan tepat di hari kepergian Mas Raffa, lelaki itu berhasil mendapatkan apa yang dia mau.Hari ini pun sama. Evano datang ke rumah kami, tanpa melepaskan helm di kepalanya. Aku geram dan panik sekali, khawatir ada tetangga yang melihat. Berani-beraninya laki-laki itu datang ke rumah kami.Evano berhasil mengintimidasiku dengan foto-foto seksiku saat bersamanya, juga video yang mempertontonkan permainan panas kami. Aku benar-benar tak menyangka dia melakukan itu. Aku saja merasa jijik melihat video itu, apalagi jika suamiku yang melihatnya.Kurang aj*r sekali bujang lapuk itu. Tega-teganya dia mengkhianati kepercayaanku. Kupikir, dia benar-benar tulus mencintaiku hingga berani mengajakku bermain di belakang Mas Raffa. Ternyata aku salah. Evano hanya mengincar ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Pencarian Yulia

    'Aku berhasil,' batinku, menoleh terlebih dahulu sebelum menyeberangi jalanan.Sekarang saatnya aku mencari tempat yang aman. Lingkunganku termasuk ramai. Bahkan di jam tengah malam begini, masih saja ada warga yang berlalu lalang atau sekadar berbincang di depan rumah.Aku ingat, di ujung jalan komplek sebelah ada jembatan dengan aliran sungai yang cukup deras.Kutapaki jalanan luas ini dengan perasaan gamang. Berjalan dengan kaki telanjang, tak serta merta membuatku kesakitan pada telapak kaki ini. Kepedihan di hatiku jauh lebih mendera jiwa."Aku benci kamu, Mas!" teriakku, ketika kaki ini telah menapak pada jembatan beton itu."Aku memang bersalah. Tapi tidak sepatutnya kau jebak aku dengan acara pengajian itu," lirihku lagi. Sakit sekali rasanya hati ini, mendapat kejutan tak mengenakkan yang sempat kukira sebagai hadiah berharga.Ya, kejadian siang tadi memang bukan hadiah luar biasa yang Mas Raffa beri. Akan tetapi, pelajaran berharga yang kudapat. Andai aku tidak berkhianat ..

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kepergok

    "Ma-maksud, Anda, apa?" tanya Evano di titik terakhir keberaniannya."Lihatlah! Yulia ini yang kucari. Yulia istriku yang telah Anda hamili," tutur Raffa tetap santai, menunjukkan foto sang istri di ponselnya."Enggak tau! Anda pasti salah bertanya." Evano mulai gemetaran, membayangkan apa lagi yang akan Raffa lakukan padanya."Ini, lihat lagi. Kali ini tidak mungkin salah, bukan?" Raffa memutar video rekaman CCTV yang sudah ia simpan di ponselnya."Gak mungkin itu saya. Dari mana anda bisa yakin, sementara pria itu memakai helm," elak Evano sambil tertawa. Ia mulai merasa tenang, karena Raffa tak cukup bukti untuk menuduhnya.'Untung saja aku tidak melepas helm,' batin Evano, mengelus dadanya yang tadi sempat ketar-ketir."Lihat lagi!" bentak Raffa, membuat tangkapan layar dan memperbesar hasil tangkapan layarnya yang menyorot jelas wajah Evano ketika hendak mencium Yulia. Pria itu tak sadar, telah membuka kaca helmnya lebar-lebar.'Percuma saja pakai helm, jika wajah diekspos dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-27
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Pembelaan Yulia

    "Aku ... aku semalam stres berat, Mas. Kumohon jangan marahi aku lagi. Aku baru saja datang ke sini setelah merenungi semuanya, setelah menyadari semua kesalahanku. Kedatanganku ke sini, sebetulnya untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang Evano perbuat padaku," lirih Yulia, merosot ke atas lantai dan memeluk lutut suaminya."Beda lagi alasanmu. Bagaimana mungkin aku bisa percaya padamu!" Raffa menyingkir dari hadapan Yulia dengan kasar, membuat wanita itu terjatuh.Hatinya yang masih selembut kapas, tentu tidak tega melihat Yulia terjatuh. Raffa kembali dan membantu Yulia untuk bangun. "Maaf.""Lakukanlah apa pun yang ingin Mas Raffa lakukan padaku, sebagai hukuman. Aku ikhlas," ucap Yulia, mengambil kesempatan itu saat Raffa memegangi kedua lengannya."Aku lebih memilih mengadu pada Rabbku dan pasrah atas hukuman apa yang akan kau terima. Sedikitpun tidak akan kuminta balasan atas semua perbuatanmu. Tapi ingat, setiap dosa harus dipertanggung jawabkan dan mendapatkan hukuman en

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Melawanmu dengan Ejekan

    PoV AuthorKetegangan kembali terjadi setelah Raffa meminta keluarga dari istrinya untuk berkumpul di ruang keluarga. Tak hanya itu, Raffa bahkan meminta sang ibu untuk datang juga ke rumahnya.Di saat tengah menunggu, Pak Sujita tampak tak tenang. Lekaki tua itu terus saja melirik ke arah anak sulungnya, sepertinya sangat mengkhawatirkan kondisi sang anak.Beliau sudah banyak bertanya tentang apa yang akan dibicarakan oleh menantunya, namun Raffa berpegang teguh pada pendiriannya. Raffa hanya menjawab, "Nanti akan saya katakan semuanya, setelah Ibu datang."Lelaki tua itu sangat takut dengan keputusan Raffa.Sementara Satya, menatap malas ke arah kakaknya yang tidak berhenti menangis, seolah dirinya adalah korban. Nurul duduk di samping sang kakak, terus menerus mengusap bahu kakaknya dengan sabar.Lalu apa yang Raffa lakukan? Ia hanya duduk santai di kursi teras, sambil menyeruput kopi hitam yang ia buat sendiri. Sebetulnya Nurul sudah menawarkan membuatkannya, namun Raffa enggan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Perkara Mobil

    Yulia menggeleng lemah, memajukan bibirnya dengan tatapan yang tak teralihkan dari Raffa. "Jahat, kamu, Mas!""Aku? Apa yang sudah kuperbuat, hingga kamu mengatakan aku jahat? Jahat, ya, aku memberikanmu banyak uang? Jahat, ya, aku menjamin semua kebutuhan keluargamu? Jahat, ya, aku memberimu mobil mahal keluaran terbaru? Dan jahat, kah, aku memberimu kebebasan untuk beraktivitas di luar?" tanya Raffa mulai terdengar tegas.Yulia terdiam. Ia sadar apa yang telah diperbuatnya adalah suatu kesalahan yang berakibat fatal, apalagi dirinya sampai hamil oleh lelaki itu.Tapi kedatangannya sore tadi ke apartement Evano memang untuk menuntut tanggung jawabnya."Dan mulai sekarang, aku tidak akan lagi bertanggung jawab atas hidupmu dan keluargamu!" sambung Raffa, membuat Yulia semakin tak percaya. Dunianya seakan runtuh menimpa diri. Ia ternganga beberapa saat, berharap kalimat itu hanya sebuah ilusi."Ma-maksud, ka-kamu, apa, Mas?" tanyanya, dengan dada naik turun menahan sisa napas yang sep

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bersikeras Ingin Merebut Mobil itu

    PoV RaffaSembilan tahun aku menikahi Yulia. Empat tahun pertama, aku masih menjabat sebagai manager tingkat menengah, dua tahun menjabat sebagai senior manager dan tiga tahun terakhir aku diangkat menjadi direktur personalia.Sejak pertama kali menikah, kuberikan semua uang gaji yang kuterima, namun Yulia tidak mau menerimanya. Katanya, dia tidak mau pusing mengelola keuangan. Pada akhirnya, aku yang me-manag semua keuangan termasuk jatah bulanan keluarganya.Yulia kuberi jatah belanja untuk makan kami sehari-hari, jatah kebutuhannya dan apa pun yang dia ingin beli pasti kuberikan uangnya. Karena merasa risih menyimpan uang sisa belanja, aku mengajaknya membuka rekening bank, namun dia tidak mau. Akhirnya aku membuatkan rekening atas nama diriku sendiri. Yulia hanya memegang kartu ATMnya saja.Setiap bulannya, Yulia akan melapor, berapa uang belanja yang tersisa dalam rekening. Aku memintanya menyimpannya saja untuk tabungan, siapa tahu suatu saat bisa kubelikan rumah untuk keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kepemilikan Mobil itu

    "Bapak benci perilakumu, Yulia!" balas Pak Sujita menyentak.Sudahlah, sepertinya sudah cukup bermain-main. Aku tidak ingin ada lagi tangan yang melayang ke wajahnya jika aku terlalu lama di sini."Mas! Mobilku," rengeknya lagi, ketika aku membuka pintu mobil."Tunggu!" pintaku. Geram rasanya diperlakukan seperti maling. Gegas kuambil berkas di dalam mobil dan menunjukkannya. Aku beruntung, tidak terlalu lama mengurus berkas ini."Lihat, siapa nama pemilik mobil ini sekarang!" Kutunjuk nama yang tertera pada STNK dan BPKB mobil ini yang sudah kualihkan menjadi atas namaku."Mengapa bisa begini, Mas? Surat-surat mobil ini atas namaku," tanya Yulia dengan dahi berkerut. Tentu saja nada bicaranya naik beberapa oktaf."Tadinya begitu. Tapi sejak kemarin, aku sudah membalik nama kepemilikkannya menjadi atas namaku." Kukatakan itu dengan senyuman tipis.Yulia terdiam, seolah berpikir bagaimana caranya bisa seperti ini. Tentu saja aku bisa melakukan itu, karena sudah memintanya menandatangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status