"Mas hari ini kayaknya bakal pulang telat, Dek. Ada meeting. Kamu tidur aja duluan.""Iya, Mas.""Ini uang lembur Mas bulan ini. Dapat sejuta, kita bagi dua, ya?" ucapnya sambil menyodorkan lima lembar berwarna merah."Alhamdulillah, makasih, Mas," ucapku."Sama-sama. Jangan boros-boros, ya."Aku mengangguk, kata-kata itu memang sudah menjadi andalannya setiap kali memberi uang yang tak seberapa ini. Namun, aku tetap bersyukur.Aku mengantar Mas Arga, setelah mobilnya tak kelihatan lagi, aku berbalik masuk ke dalam rumah."Raina!" teriak Ibu mertuaku."Huh, ini masih pagi, Bu. Kenapa harus teriak, sih?" gumamku sambil berjalan menghampirinya."Kenapa, Bu?" tanyaku."Raina, kamu mau bikin ibu diabetes? Ini manis sekali!" "Maaf, Bu. Raina lupa memasukkan gula kebanyakan," jawabku."Berapa sendok yang kamu masukkan?" tanyanya."Dua sendok, Bu," jawabku lagi."Apa? Pantas saja teh ini terasa begitu manis!"Aku memutar bola mata. Malas rasanya. Sudah dua tahun menjadi menantu di keluarga
Last Updated : 2022-10-13 Read more