Home / Romansa / Titipan Cinta Bentara / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Titipan Cinta Bentara: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Chaterine dan Lara

Setelah mengakhiri percakapannya dengan Mas Gala, Lara kemudian kembali naik ke lantai dua. Setelah tiba di ruang tengah, teman-temannya tidak ada lagi di sana. ini baru pukul 21.00 dan teman-temannya tidak biasa berada di kamar pada waktu-waktu tersebut. Mereka semua baru meringkuk di kasur saat malam nyaris mencapai puncak begitu juga suhu dingin di sana.Saat Lara masuk ke dalam kamar, mata teman-temannya melirik sinis kecuali Rachel dan Aulia. Aulia langsung menghambur padanya, dengan wajah khawatir dia pelan-pelan mulai menanyakan apa gerangan yang terjadi pada Lara.“Siapa yang menelepon, Ra?” Tanya Aulia.“Bukan siapa-siapa, Aul.” Jawab Lara.“Ibu kamu, ya?” Tanyanya lagi.“Bukan.”“Tante kamu? Atau saudara kamu?” Aul masih tak mau berhenti bertanya.“Bukan, Aul. Bukan keluarga aku.” Jawab Lara.“Terus siapa? Pacar virtualmu itu?” Sahut Aniya yang sedari tadi menahan kesalnya pada Lara.Lara terdiam, tak menjawab apapun dia hanya menoleh pada Aniya lalu membuang mukan
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Jul

Catherine menoleh ke arah Lara, gadis itu masih menangis di dalam pelukan Aulia. Lara kemudian beranjak ke tempat tidurnya. Membaringkan tubuhnya menghadap ke arah tembok agar wajahnya tak terlihat, karena dia masih urung berhenti menangis.Pikiran Lara berkecamuk, dia mulai merasa apakah dirinya tak pantas untuk Mas Gala ataukah lelaki itu yang tak pantas untuknya. Mas Gala bilang dia mencintai Lara, tetapi kenapa dia bisa berhari-hari tanpa menerima kabar dari Lara. Sedangkan Lara, sedetikpun tak bisa tidak mengingat Mas Gala. Tak mungkin tak ada waktu barang beberapa detik untuk membalas pesan Lara, satu kata saja.Dari semua ucapan tentang Mas Gala yang dilontarkan dari teman-temannya tak ada satupun yang mengatakan bahwa Mas Gala baik dan dia pantas untuk diperlakukan sedemikian istimewanya oleh Lara.Mungkin sebagian ucapan teman-temannya itu benar. Mas Gala memang salah pada beberapa hal, atau bisa jadi cintanya pada Lara tidak sebesar seperti apa yang selama ini dia gadang-gad
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Roti Bakar Pemersatu Bangsa

Lara melihat Jul berjalan menaiki anak tangga dengan mengendap-endap. Matanya awas menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memastikan bahwa tak ada yang melihatnya. Namun, Lara yang bersembunyi di balik bunga-bunga yang berjejer tinggi itu luput dari pandang matanya. Lara melihatnya terus, sampai Jul masuk ke rumah lantai dua dan menutup pintunya."Nggak nyangka banget Jul kayak gitu." Gumam Lara pada dirinya sendiri.Lara berusaha menjernihkan pikiran dan bersikap seolah dia tidak melihat apa-apa. Setelah cukup tenang Lara kemudian beranjak dari tempat itu dan kembali menuju ke dapur. Pintu dapur yang semula tak terkunci itu, sekarang sudah terkunci."Tok tok tok, selamat pagi Bu Marta." Ucap Lara seraya mengetuk-ngetuk pintu itu.Tak lama berselang Bu Marta membukanya, /Lara langsung disuguhi senyuman manis wanita itu. Marta menggunakan baju mandi dan rambutnya masih basah."Eh, Nak Lara. Ada apa, nak?" Tanyanya."Lara boleh nggak bikin roti bakar, Bu." Tanya Lara dengan menonjolkan roti
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Cipta Rumah Baca

"Loh kenapa kok minta maaf sama aku?" Lara kebingungan dengan obrolan teman-temannya."Katanya Catherine pernah ngembat jatah makan siang kamu." Jawab Bentara dengan terburu-buru, sepertinya dia berusaha menutup kegaduhan semalam dari Lara."Emang iya?" Lara memasang wajah polosnya."Emang jatah makanan kamu pernah hilang?" Tanya Adrian."Pernah, pas aku baru dua hari di sini." Jawab Lara."Nah, berarti iya bener." Ujar Bentara, "Iya kan, Cat?" Lanjutnya.Catherine tak menjawab, dia hanya tertawa terbahak-bahak dan Lara menganggap bahwa Catherine benar-benar mengambil jatah makanannya padahal yang terjadi sebenarnya saat itu, Aulia yang bertugas piket untuk memasak hari itu lupa membuatkan makanan untuk Lara, karena memang saat itu Lara baru saja dua hari berada di sana.Lara masih memasang wajah kebingungannya, sebenarnya dia tak percaya bahwa Chaterine yang mengambil jatahnya. Catherine memiliki postur tubuh yang kurus, dia juga tidak terlihat suka makan. Tetapi Catherine tidak meny
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Vintage

"Ya emang kenapa kalau udah punya istri?" Tanya Lara."Gila, mau jadi pelakor kamu?" Ujar Baham."Lah kenapa jadi pelakor sih?""Lah itu mau ngerebut suami orang.""Yee, bukan mau kenalan buat pacaran juga kali, Ham." Balas Lara."Terus?""Aku suka aja sama konsep warkopnya. Jadi penasaran pasti orangnya punya selera seni yang tinggi." Jelas Lara."Oh, gitu." Ujar Baham, "Baguslah kalau bukan mau jadi pelakor. Bikin malu aja kalau sampai ada anak program yang punya skandal sama warga desa." Lanjut Baham lalu terkekeh.Lara seketika terdiam mendengar kalimat Baham. Saat Baham mengucapkan kata "skandal" Lara langsung teringat kejadian antara Jul dan Bu Marta di dapur pagi tadi."Heh, kok bengong." Bentara mengetikkan jarinya di depan wajah yang sontak membuat gadis itu menyingkirkan lamunannya."Wah, jangan jangan kamu ada skandal sama Pak Sepuh lagi, Ra." Seloroh Baham."Apaan sih bercandanya kok gitu. Kualat baru tau rasa kamu, sesepuh desa kok digituin." Ujar Lara dengan serius."Ya,
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Cantik Adalah Musibah Baginya

“Jadi deal ya, kak?” Tanya Adrian.“Deal dong.” Jawab Kak Syafran.“Kalau pengerjaannya, gimana kak. Apa udah bisa dimulai besok, biar cepat jadi juga kan.” Tanya Jul.“Wah boleh sih, kalau saya terserah dari adik-adik.” Jawab Kak Syafran.“Kalau aku sih, kalau bisa secepatnya, ya. Karena warkopnya kan udah grand opening juga.” Ucap Lara.“Yaudah kalau gitu besok aja, ya, kak?” Tanya Baham pada Kak Syafran.“Sok atuh boleh kalau mau besok, ya besok aja.” Jawab Kak Syafran.“Yaudah guys, besok jangan ada yang tidur pagi lagi.” Ujar Baham“Siap, siap.” Jawab Adrian, meskipun esok harinya dia tetap mendengkur sampai pagi.***Keesokan harinya, setelah gagal berkali-kali membuat Adrian berhenti mendengkur dan bangun. Tanpa mandi, mereka bersepuluh berangkat ke warkop Kak Syafran. Dengan wajah yang masih mengantuk, Baham menguap berkali-kali.“Dingin banget.” Ujarnya. “Aku ngerokok nggak apa-apa nih?” Tanyanya lalu memandang ke arah para gadis.“Dih tumben izin. Biasanya langs
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Sejak Kapan Cinta Itu Ada?

Setiap malam di awal-awal pernikahan mereka, Marta selalu melihat seorang lelaki tua yang melenguh di atasnya, wajahnya basah oleh keringat. Gerakan tubuhnya seakan-akan mencabik-cabik pangkal paha Marta. Sampai dia trauma dengan segala yang terjadi pada kehidupannya setelah menjadi istri dari pemuka desa.***Bu Marta mengantar suaminya sampai ke pagar rumah. Memandangi punggung tua renta yang bergetar saat laki-lakinya mengayuh sepeda hingga suaminya itu menghilang di kelokan jalan.Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Saat Bu Marta menoleh, dia langsing mengembangkan senyum manisnya."Eh, nak, Jul. Sudah bangun?" Sapa Bu Marta."Iya, Bu. Kebelet pipis, keran di atas ." Jawab Jul. "Saya izin ke kamar mandi ya, Bu." Lanjutnya."Eh, nak Jul pakai acara minta izin segala." Bu Marta tertawa kecil.Jul buru-buru masuk ke lantai bawah karena dia tidak kuat lagi menahan untuk membuang air kecil. Saat Jul selesai dan keluar dari kamar mandi, Bu Marta sedang m
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bukan Kebetulan

"Ra, foto yang tadi mau dikirim pakai lewat chat aja ya, soalnya shareit sama bluetooth bluetooth dihp aku error " Tanya Bentara yang segera menghampiri Lara sesaat setelah mereka sampai di rumah."Iya." Jawab Lara dengan cuek tanpa menoleh ke arah Bentara sama sekali.Bentara tertegun sejenak mendapat perlakuan seperti itu, apakah itu semua karena Lara cemburu pada saat Bentara menggendong Bila? Jika benar Lara cemburu, Bentara bingung dia harus senang atau sedih karenanya.Lara duduk di tepi tempat tidur saat foto-fotonya yang dikirimkan oleh Bentara masuk berturut-turut ke ponselnya. Dia segera membukanya, lalu mengucapkan terima kasih lewat chat itu.Kemudian kirimkannya beberapa foto itu kepada Mas Gala. Tak lama kemudian, Mas Gala membalasnya."Bu guru yang cantik!""Makasih. Mas Gala jangan lupa makan." Balas Lara."Lara juga jangan lupa makan ya, sayang." Balas Mas Gala.Tak lama berselang sebuah panggilan dari nomor tak dikenal membuat Lara terpaksa mengakhiri obrolannya deng
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Iya, kan, Sayang?

Bila menatap tajam ke arah Bentara dan Lara yang sudah berada di atas motor dan bersiap untuk berangkat. Semua teman-temannya mengantarkan sampai ke halaman rumah."Hati-hati, bro." Ucap Adrian "Tapi balap-balap juga nggak apa-apa biar Lara ngerangkul." Lanjutnya lalu terkekeh.Lara hanya memasang tampang masam, dia sudah terbiasa dengan lelucon-lelucon yang dilontarkan teman-teman laki-lakinya di posko."Hati-hati, ya, Ra " Ujar Aulia."Iya, Aul. Jangan kangen, ya. Aku cuma sehari kok." Jawab Lara."Aul mah cuma perhatian sama Lara, aku nggak disuruh hati-hati." Celetuk Bentara."Kan tadi udah diucapin sama Adrian." Jawab Aulia.Baham tergelak mendengar itu."Sekarang Aul udah pinter ngejawab ya kalau digodain." Ucapnya."Iya, udah ada peningkatan." Sahut Jul.Aul seketika terdiam mendengar ocehan-ocehan itu."Harusnya nggak usah ditegur, Ham." Ujar Adrian, "Tuh liat dia mengkerut lagi." Lanjutnya lalu terkikik.Mereka semua tertawa, termasuk Pak Sepuh dan Bu Marta yang juga ada di h
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Sandiwara "Suami - Istri"

“Kalian benar suami istri?” Tanya Pria itu, matanya penuh selidik.“Iya benar, Pak.” Jawab Bentara.Mereka terpaksa harus berbohong, dari pada mereka basah kuyup dengan sangat konyol karena harus menerjang badai. Toh, mereka juga tidak mungkin berbuat macam-macam di tempat itu.“Kalau begitu, tunjukkan KTP atau surat nikahnya.” Ujar Pria itu.Matilah! Batin Bentara.“Oh, iya, Pak, Sebentar, ya.” Ujar Lara dengan tenang, lalu membuka isi dompetnya. “Sayang, dompet aku nggak ada!” Pekik Lara.“Hah?” Bentara terlihat kebingungan, semua kekonyolan itu tidak dapat langsung dicerna oleh otaknya. Lara segera mencubit pinggangnya, agar sadar bahwa ini adalah bagian dari sandiwara “suami istri” mereka.“Kamu serius, sayang?” Ucap Bentara kemudian, sepertinya dia sudah mulai memahami skenario itu karena ekspresi wajahnya dibuat menjadi panik.“Iya ini nggak ada?” Jawab Lara sembari menunjukkan isi dompetnya.Lara kemudian mulai menangis dengan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, atau
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status