Home / Romansa / Titipan Cinta Bentara / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Titipan Cinta Bentara: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Pertemanan yang Unik

“Pikiran kamu kejauhan.” Ucap Bentara di sela-sela tawanya.“Kejauhan apanya!” sergah Lara, “Kalau sampai Kak Syafran cerita kalau kita inicuma mahasiswa relawan di desa Mandala dan bukan suami istri matilah kita.” Lanjutnya.“Emangnya Kak Syafran tahu kalau kita bukan suami istri?” Tanya Bentara.“Ya, enggak tahu sih.” Jawab Lara.“Itu yang aku maksud, pikiran kamu terlalu jauh, kurang-kurangilah overthinking-nya.” Ujar Bentara, “Lagi pula Kak Syafran itu baik baik loh, nggak mungkin dia ngebiasrin kita di apa-apain sama warga, padahal kita nggak salah apa-apa.” Lanjutnya.“Bener juga sih.” Jawab Lara.“Lara Lara,” Bentara kembali tergelak. “Pegangan, Ra, aku mau ngebut.” Lanjutnya seraya mengarahkan tangan Lara untuk memeluk pinggangnya.“Ih, nggak!” Lara berusaha melepaskan pinggang Bentara, tetapi tangan Bentara menahan tangannya.“Tadi juga aku dipeluk dari depan. Mana lama banget lagi.” Cibir Bentara.Lara hanya terdiam, tak menjawab pun tak lagi berusaha melepaskan pelukannya p
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Cuma Kamu yang Masih Utuh

Ternyata kamar tempat Aria dan kawan-kawannya sangat sempit. Bahkan beberapa dari mereka bergantian untuk tidur di ruang tengah saat malam. Ketika Lara ada di sana, Angel dan Novel harus mengalah dan tidur di ruang tengah."Aku aja yang tidur di luar, nggak apa-apa." Ujar Lara."Ih, jangan dong, Ra." Jawab Novel, "Nggak apa-apa kok kami udah biasa banget tidur di ruang tengah, iya kan, Ngel?" Lanjutnya lalu menyikut pelan lengan Angel."Iya, Ra. Kamu kan tamu masa mau tidur di luar." Jawab Angel. "Pokoknya nggak boleh, ya!" Lanjutnya."Jadi nggak enak banget." Gumam Lara sambil mencoba tersenyum."Nggak usah gitu, Ra." Sahut Aria, "Biasanya juga nggak punya sungkan jadi manusia." Cibirnya."Diem bisa nggak, atau kucekek!" Ucap Lara, Novel dan Angel tertawa mendengarnya, setelah itu mereka berpamitan untuk tidur.Malam semakin larut saat Lara tak juga bisa memejamkan matanya untuk tidur dengan tenang. Dia menoleh ke arah Aria, temannya itu sudah tertidur pulas, keringat membasahi kenin
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Aku Akan Menjadikannya Rumah

"Wah iya, Mas. Rencananya nanti mau nanjak di Sukma Jaya." Jawab Lara."Kebetulan banget dong, kami juga rencananya diakhir pengabdian mau nanjak." Ujar Austin dengan antusias."Bareng aja kali, ya." Ucap Bentara."Atur aja nanti, Mas." Jawab Austin.Tak lama berselang, dari dalam rumah seorang perempuan berambut panjang yang selalu dikuncir datang menghampiri mereka. Dia adalah Retno, teman sekelas Bentara yang tempo hari diceritakan kepada Lara. Meski jarang berinteraksi dengan Retno selama di sana tetapi Lara tahu bahwa dia adalah perempuan yang dimaksud Bentara."Bentara!" Pekik Retno, lalu berjalan dengan cepat menuju Bentara dan meninju lengan pria itu."Kalau dia ngerepotin nggak, guys di sini? Di kelas paling ngerepotin soalnya." Cibir Bentara dan itu membuat Retno mengulangi tinjuan di lengannya."Oh, jadi kalian temen sekelas?" Tanya Novel."Iya, kenalin nih, ketua tingkat yang paling menyebelin." Seloroh Retno."Paling ganteng kali." Sahut Angel."Huuu" Sorakan dari teman-t
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Bentara yang Membelanya Sebegitu Rupa

Sial. Batin Lara. Semua yang diucapkan oleh Bentara, tentang keinginan-keinginan Bentara kepada kekasihnya saat dia terpuruk. Semuanya adalah yang Lara mau, Lara ingin posisinya sebagai kekasih dijadikan rumah oleh pria yang dia cintai. Bukan malah diabaikan seperti yang Mas Gala lakukan. Meski, mungkin Mas Gala butuh waktu untuk menyendiri. Tetapi, ini terlalu menyakitkan bagi Lara.Bagaimana caranya membuat Mas Gala mengerti, bahwa Lara ingin menjadi rumahnya. Bahkan dari jauh hari Lara sudah mengajukan dirinya untuk menjadi rumah bagi Mas Gala, dulu, jauh sebelum mereka menyadari bahwa keduanya saling jatuh cinta. Lalu apa arti puisi yang Lara kirimkan untuknya pada malam hujan tempo hari?Aku pernah berpikir tidak ada kenangan tentangmu selain ruang-ruang percakapan virtual kitaAku mulai menerka-nerka bahwa selain kebo senjakau juga menggemari hal-hal pekat seperti kopi dan malamHingga pada ujung suatu malamKau menemuiku dengan memeluk sebongkah lara yang coba kau samarkanPer
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Dua Kepribadian

“Gila banget, ya.” Celetuk Lara. “Áku juga berantem sama Aniya gara-gara itu.” Lanjutnya.Mendengar itu, Bentara menghentikan makannya sejenak, lalu menatap ke arah serius pada Lara.“Bernatem? Sama Aniya?” Tanya Bentara.“Ya, Aniya bener sih, aku nggak harusya bersikap seperti malam itu. Siapa juga yang nggak marah kalau temen regunya malah nggak prefesional gara-gara masalah pribadinya.” Jelas Lara.“Aniya marahin kamu?”“Iya, lebih tepatnya dia negur sih.”“Gimana?”“Awalnya dia agak sedikit kaget pas tahu ternyata aku seperti cuma karena pacar.” Jelas Lara, “Terus dia bilang aku berlebiha, aku terlalu cinta sampai-sampai bodoh. Udah jelas-jelas dia-pacarku emang nggak mau hubungin aku karena dia lagi bingung sama hidup, bukan karena sibuk.” Lanjutnya.Bentara hanya teridam mendengar itu semua, sekali lagi kata hatinya menyuruhnya agar memperkeruh hubungan Lara dan pacarnya yang sudah keruh itu. Ini adalah kesempatan emas untuk membuat Lara meninggalkan leaki-laki itu. Bahkan Benta
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Lelaki dan Ketenangan

Tangan Lara yang semula memegang punggung Bentara itu terlepas, Bentara mengarahkannya untuk memeluk pinggangnya. Lara tak menolak gerakan itu sama sekali. Sekarang kepala Lara berada di pundaknya, Bentara menoleh sedikit ke samping, wajah mereka sangat berdekatan saat ini untung saja keduanya menggunakan helm.“Kamu ngomong apa?” Tanya Bentara.“Apa yang bikin kamu suka naik gunung?” Tanya Lara untuk yang kesekian kalinya.“Gunung bikin aku tenang, Ra.” Jawaban yang sudah ada di kepala Bentara sejak pertama kali Lara menanyakan itu akhirnya keluar dari mulutnya.“Setenang apa?” Tanya Lara.“Setenang saat ini.” Jawab Bentara.“Kenapa bisa seperti saat ini?” Tanya Lara.“I’m so sorry, Ra. Aku ngga bisa jelasin pertanyaan kamu yang ini.” Jawab Bentara, “Bukan karena aku nggak mau tapi karena aku emang nggak tahu alasannya, kenapa aku bisa setenang ini sekarang.” Lanjutnya, lalu melepaskan tangan kirinya dari stir dan mengusap lembut punggung tangan yang melingkar di perutnya.Lara tak m
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Lelaki dan Rahasianya

“Kalau begitu kita rapatkan nanti malam, ya.” Ucap Rachel.“Sebenarnya bagus sih ini langsung lanjut dibahas.” Jawab Baham, “Tapi Bentara, Adrian sama Bila nggak ada di sini.” Lanjutnya.Tak lama kemudian Adrian datang dengan rambutnya yang masih urak-urakan. Wajahnya kusut dan sudah jelas dia belum mandi, matanya merah karena dia baru tidur pada dini hari. Dia datang sambil senyum-senyum dengan mencurigakan.“Nah, nih dia nih tukang tidurnya baru dateng.” Celetuk Aniya.Namun, tak seperti biasanya Adrian yang langsung nyolut tiap kali Aniya menyindirnya. Kali ini Adrian masih dengan senyum misteriusnya dan membuat semua temannya yakin bahwa dia sedang menyimpan sesuatu.“Ada apa nih senyum-senyum.” Tanya Rachel.“Ada deh pokoknya.” Jawab Adrian yang masih tak bis berhenti tersenyum.“Ih, ada deh jadi penasaran.” Ujar Rachel.“Palingan juga dia habis mimpi bas*h.” Celetuk Baham lalu terkikik.“Ah, bukanlah.” Sanggah Adrian, “Kalau mimpi bas*h kan biasanya liat gituan di mimpi, ini aku
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Batas Privasi

Bila dan Bentara duduk pada satu kursi yang sama, meski kursi itu cukup panjang dan buat tiga orang, tetapi tak ada dari teman-temannya yang duduk di sana, mereka seakan membiarkan Bentara berduaan dengan Bila. Namun tak ada dari mereka yang menyinggung seputar apa yang diceritakan oleh Adrian tadi siang. Pun tak ada yang bersikap ganjil terhadap Bentara dan Bila, semuanya berlaku biasa-biasa saja. Teman-temannya memang suka bercanda dan saling mengolok satu sama lain tetapi mereka sangat memahami batas privasi seseorang, terlepas benar tidaknya apa yang dikatakan oleh Adrian.Lara dari tadi hanya diam meringkuk dengan selimut dibelitkan pada tubuhnya. Tangannya menggenggam sebotol minyak angin berukuran kecil, sambil sesekali bersendawa. Bentara yang dari tadi juga hanya terdiam dan sesekali tertawa saat ada hal konyol yang dilakukan teman-temannya itu. Bentara lebih banyak memperhatikan Lara dengan tatapan yang sangat cemas. Ingin sekali dia pindah dari sisi Bila ke sisi Lara, tetap
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Trip Perpisahan

Akhirnya mereka memutuskan berlibur di luar kabupaten. Kabupaten Puncak Lestari yang terkenal dengan keindahan alamnya, letaknya sekitar dua jam perjalanan dari desa Mandala. Mereka sepakat untuk camping fun saja, tak memilih destinasi yang sulit dijangkau seperti gunung yang masih harus didaki. Keputusan itu diambil oleh Baham atas saran dan kesepakatan dari teman-temannya mengingat mereka bersepuluh lebih banyak perempuan dari pada laki-laki.Saat para gadis mempersiapkan ransum untuk camping mereka besok. Mereka saling berdiskusi seputar masalah bonceng membonceng."Kalau aku sih kuat-kuat aja naik motor jauh." Ucap Rachel yang memang terlihat paling tomboi diantara gadis lainnya."Cop, aku sama Rachel!" Ucap Aulia dengan segera."Aku juga bisa kok naik motor jauh." Aniya tak mau kalah."Aku sama Aniya kalau gitu." Lara segera menyeletuk.Lara berpikir tak masalah dibonceng Aniya meskipun dia agak sedikit takut pada gadis itu karena omongan-omongan yang diucapkan Bentara beberapa w
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Bisik-bisik di Tenda

"Aku kesel banget sama Bentar, Ra." Ucap Lara saat mereka mulai melanjutkan perjalanan kembali."Soal dia negur kamu, ya?" Tanya Lara."Dia nggak negur loh, Ra. Dia bentak.""Iya, aku denger juga kok." Jawab Lara, "Kamu sabar ya, An. Emang Bentara gitu, suka nyebelin." Lanjutnya."Gimana, ya, Ra. Aku udah berusaha loh bawa motornya. Aku juga bukan cewek yang baru belajar bawa motor, aku biasa bawa motor di waktu tempuh sampai tiga jam." Aniya bercerita sambil mulai menangis."Sabar, An. Nggak usah dimasukin ke hati omongannya Bentara." Ucap Lara seraya mengusap punggung Aniya.Aniya perlahan tenang dan mulai bisa mengendalikan dirinya. Tak ada yang mengetahui jika Aniya menangis selain Lara.Lima belas menit kemudian, mereka akhirnya tiba di tujuan. Tempat itu ternyata adalah hutan pinus yang luas dan nampak terawat. Banyak spot foto yang disediakan namun mereka semua tiba saat hari sudah gelap dan keindahan hutan pinus itu tak terlihat.Setelah beberapa menit berkeliling mencari loka
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status