Home / Romansa / Titipan Cinta Bentara / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Titipan Cinta Bentara: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

Dia Hanya Menepati Janjinya

Lara dan Aria terlihat serius dengan obrolan mereka dan sesekali mengunyah makanan yang ada di hadapannya tanpa menghentikan mulutnya berbicara. Karena mulut mereka dipaksa melakukan dua pekerjaan sekaligus; mengunyah dan berbicara, Aria tersedak beberapa kali dan anehnya, Lara tak pernah tersedak meski melakukan hal yang sama. Ekor mata Lara mengikuti gerakan tangan Aria yang hendak mencomot bakwan di keranjang gorengan, setelah sadar pergerakannya diperhatikan oleh Lara, Aria mengurungkan niatnya dan meletakkan kembali bakwan yang sudah dipegangnya.“Ih, jorok banget sih udah dipegang nggak jadi diambil.” Gerutu Lara, “Kasihan tahu orang yang makan bekas tanganmu yang penuh bakteri itu.” Lanjutnya.“Habisnya kamu ngeliatin.” Ucap Aria.“Memangnya kenapa kalau aku ngeliatin?” Tanya Lara, “Kamu mau ngambil terus nggak bayar lagi kayak kemarin?” Tuduhnya.Aria menyeringai sebagai jawaban atas tuduhan Lara. Lara menggeleng-gelengkan kepala karena sudah terlalu lelah dengan sikap buruk s
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Mimpi yang Berulang

“Mas mimpi kita bertemu, terus …” Ucap Mas Gala, terjeda.“Apa?” desak Lara.“Kita bercinta.” Jawab Mas Gala dengan menyingkirkan semua keraguan yang ada di dalam benaknya.“Astaga.” Ujar Lara, kemudian menutup mulutnya karena berusaha menahan tawa.“Maaf, Ra. Mas sama sekali nggak bermaksud kurang ajar sama kamu.” Pinta Mas Gala dengan suara memelas.Lara tak kuasa lagi menahan, tawanya meledak-ledak. Entah mengapa membayangkan Mas Gala meminta maaf seakan-akan telah melakukan kesalahan besar, hanya karena sebuah mimpi, itu sangat menggelitik bagi Lara dan membuatnya tertawa terbahak-bahak.“Kok malah ketawa.” Protes Mas Gala yang telah bermenit-menit hanya mendengarkan gelak tawa Lara dari seberang telepon.“Sorry, sorry.” Ucap Lara yang susah payah menghentikan tawanya. “Gimana aku nggak tertawa kalau kamu lucu banget.” Lanjutnya, saat ini tawanya mulai reda.“Ra, are you serious? Lucunya di mana?” Mas Gala masih tidak menemukan letak kelucuan dari sikapnya.“Kamu minta maaf seakan
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Jagat Raya

“Tapi kan sebelum bareng Lara, Mas udah menjalin hubungan sama perempuan lain.” Ujar Lara, “Maksudnya, kalau Mas nggak ngerasa kesepian pas nggak mimpi itu karena ada pasangan harusnya dulu juga Mas nggak ngerasa kesepian.” Lanjutnya.“Iya sih harusnya gitu. Tapi pas Mas sama perempuan itu sama aja. Mas nggak pernah nggak mimpi dan kalau telat sebentar aja Mas udah ngerasa kangen dan sepi.” Jelas Mas Gala.“Unik, ya.” Gumam Lara lalu tertawa kecil.“Iya, padahal bukannya Mas nggak sayang sama perempuan itu dulu. Tapi rasanya nggak ada yang spesial aja dari dia.” Ucap Mas Gala.Lara tak berani mengambil kesimpulan sepihak. Meskipun puzzle itu semakin nampak jelas jika disusunannya diarahkan kepada dirinya, antara mimpi itu dan Lara ada hubungannya. Tetapi Mas Gala tidak mengeluarkan pendapatnya mengenai kaitan antara Lara dan mimpinya yang berulang. Lara pun mengurung niatnya untuk mengutarakan sesuatu.“Ra?” Ucap Mas Gala setelah menyadari Lara sedari tadi hanya terdiam.“Iya, M
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Makna Playlist Musik

“Kebanyakan orang pinter emang gitu sih.” Ucap Lara, “Mereka nggak sadar kalau merekaa itu pinter, jadi ngerasa biasa aja. Mereka menganggap kepintaran mereka itu sama seperti yang kebanyakan orang miliki.” Lanjutnya.“Emang iya?” Tanya Mas Gala.“Iya lah.” Jawab Lara, “Beda sama orang yang harus usaha keras dulu buat jadi pinter.” Lanjutnya.“Tapi semua orang pinter, Ra. Sesuai kemampuan masing-masing, ada yang pinter olahraga, ada yang pinter matematika, ada yang jago bahasa dan sebagainya.” Ujar Mas Gala.“Iya, bener. Tapi kamu jangan lupa gimana sistem pendidikan di sekolah negara kita, Mas.” Ucap Lara.Mas Gala menyunggingkan senyuman di bibirnya. Ucapan sederhana Lara mengenai ukuran kepintaran di negara ini membuatnya kagum pada gadis itu. Mas Gala memang mengenal Lara sebagai pribadi yang memilki kepekaan sosial tinggi terutama pada anak-anak dan pendidikan. Mas Gala mengingat salah satu percakapan mereka, jauh saat mereka tidak memilki pikiran untuk saling jatuh cinta s
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Virus

“Atau jangan-jangan Mas Gala ikut-ikutan zodiak aku lagi!” cibir Lara.“Hey hey, yang lahir duluan Mas atau kamu sih?” Tanya Mas Gala.“Ya emang duluan Mas Gala.” Jawab Lara, “Tapi bisa aja zodiak Mas bukan Taurus, karena tahu aku Taurus jadi ikut-ikutan buat ngerjain aku kan?” Lanjutnya.Lara terus menuding hal yang sama sekali tidak pernah Mas Gala lakukan. Hal ini dilakukan Lara bukan tanpa alasan. Gadis itu cukup banyak dikerjain oleh Mas Gala sebelumnya, jadi jika ada hal-hal yang tidak bisa masuk di akalnya Lara tak akan mempercayai Mas Gala. Lara lupa bahwa saat ini Mas Gala adalah kekasih dan dia sudah mulai mengurangi keusilannya karena hal ini.“Yee Mas mana tahu sebelumnya kalau zodiak kamu Taurus sebelum kamu nyerocos sendiri nuduh Mas yang nggak nggak.” Sanggah Mas Gala.“Dari Kak Liza, mungkin.” Tuding Lara yang masih tak menyerah.“Ngapain nanyain zodiak orang lain dari Liza, zodiak Liza aja mas nggak tahu.” Ujar Mas Gala.Lara terdiam sejenak, dia mulai berpiki
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Penghalang Pertama

Lara membuang pandangannya ke jendela bus, gerimis mulai berjatuhan ingin menimpanya tetapi terhalang oleh kaca. Rintik demi rintik memenuhi kaca bus itu. Kata-kata dari Mas Gala mulai terputar kembali di kepala Lara, bagaimana mungkin dia bisa menjelajah nusantara dalam keadaan yang seperti ini? Lockdown! Keluar dari rumah saja akan dilarang. Rasa kecewa mulai menggelayuti Lara. Bayangan pertemuannya dengan Mas Gala yang terangkai begitu indah di dalam kepala seketika runtuh setelah berita mengabarkan segerombolan virus berbahaya dengan penyebaran yang sangat cepat sudah masuk ke negaranya dan membuat semua orang harus terkurung jika ingin selamat.Entah mengapa seolah kebahagiaan yang dirasa sangat hebat itu hanya bertahan sebentar saja. Semuanya berganti menjadi kekecewaan yang memuncak. Lara ingin marah, tangannya mengepal, matanya berembun. Entah dia harus marah kepada siapa, kepada waktukah? Kepada takdirkah? Atau kepada jarak? Tapi yang pasti Lara tidak mungkin marah kepada Ma
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Hari Dimana Semua Masalah Saling Berjanjian Untuk Mengganggunya

“Pengecut!” Gertak seseorang dan setelah itu Lara tidak jadi mendapatkan hantaman dari payung milik Gaga itu.Lara sangat mengenal suara itu, suara milik seorang pemuda yang memilki kepribadian selembut suaranya. Pemuda yang bertahun-tahun naksir dirinya. Pemuda yang pernah dia tolak mentah-mentah cintanya.“Bentara …” Gumam Lara, nyaris berbisik karena memang dia sedang berbicara pada dirinya sendiri.Bentara dan Gaga kini saling menghajar satu sama lain dan Lara tidak tahu apa yang harus dilakukan selain berteriak seraya melerai mereka berdua. Orang-orang mulai berdatangan untuk membantu Lara memisahkan dua pemuda yang saling membalas hantaman itu. Gaga segera pergi meninggalkan tempat itu setelah dua orang pria menhan tubuhnya.“Urusan kita belum selesai, ya!” kecamnya, lalu berjalan meninggalkan kerumunan.“B*nci lo. Makanya jangan berani sama perempuan.” Timpal Bentara tak terlihat ada ketakutan sama sekali di wajahnya yang dipenuhi lebam-lebam itu.Satu persatu orang-oran
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Confess

Lara tetap terdiam di dalam kos itu, dia memasang pendengarannya dengan baik agar tidak terlewat pembicaraan antara Anggi, Aria dan Bentara di luar.“Berantem sama siapa, Ben?” Tanya Aria, masih dengan acting tidak tahunya.“Nggak tau sama siapa tadi. Begal kali, soalnya dia tadi mau pukul cewek gitu.” Jawab Bentara.Anggi mulai membersihkan luka-luka di wajah dan siku Bentara dengan air hangat, lalu mengopres lebamnya dan membaluri semua luka itu dengan obat merah. Gadis itu terlihat sangat berhati-hati, meski sesekali Bentara masih mengaduh kesakitan, terlihat jelas bahwa Anggi begitu tulis menyayangi teman laki-lakinya itu.“Siapa ceweknya?” Tanya Aria.Lara mendengus kesal mendengar pertanyaan Aria yang berusaha memancing Bentara untuk bercerita yang sebenarnya. Sudah bagus Bentara tak mau melibatkannya, tetapi Aria justru bertanya seperti itu.“Ada, mahasiswi di kampus.” Jawab Bentara, “Nggak kenal.” Lanjutnya.Lara menghela napas lega karena Bentara tidak ingin menyangkut p
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Bola Mata Berwarna Cokelat

“Eh, Nggi.” Ucap Bentara, dia menoleh ke arah gadis yang memanggilnya itu, “Mau balik.” Lanjutnya menjawab pertanyaan Anggi, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke Lara, namun Lara tak lagi terlihat.“Tunggu dulu.” Tahan Anggi.“Kenapa?” Tanya Bentara.“Aku khawatir kalau kamu harus pulang sendirian, Ben.” Jawab Anggi. “Kamu pulang sama Sen atau Ferdy, ya. biar aku telepon mereka.” Lanjutnya.“Ih, jangan. Ngapain.” Ucap Bentara.“Ya, aku takut, Ben. Aku takut kalau-kalau di jalan nanti kamu ketemu orang itu lagi.” Jelas Anggi.“Nggak apa-apa, Nggi.” Ujar Bentara, “Nggak usah terlalu khawatirin aku, aku cowok. Aku bisa jaga diri aku sendiri.” Lanjutnya.“Kamu babak belur gitu, itu yang namanya bisa jaga diri?” timpal Anggi.“Nggi, please stop.” Gumam Bentara, “Aku capek, mau balik sekarang juga. Nggak usah nyiptain ketakutan berlebihan di kepala kamu sendiri.” Lanjutnya.Setelah itu Bentara melangkah pergi. Anggi hanya memandangnya tanpa mampu berkata-kata lagi. Lagi pula, apa lagi y
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Aku Mencintaimu

Lara hanya dapat tersenyum. Meski ucapan Mas Gala terdengar bagai gombalan yang sangat klise, tetapi itu tetap berhasil membuat wajahnya memerah. Lara berusaha mencari topic pembicaraan lain agar dia bisa menyamarkan kesalahtingkahannya. Perlahan-lahan Lara mengangkat wajahnya dan menatap layar ponsel, Lara langsung disuguhkan oleh dua pasang mata cokelat yang sangat membuatnya terpesona.“Mas Gala?” Lontarnya.“Ya, sayang cantiknya Mas?” Ujar Mas Gala.Lara tergelak mendengar ucapan bucin yang kembali keluar dari mulut Mas Gala.“Kenapa mata Mas Gala cokelat?” Tanya Lara.“Semua mata orang di negara ini kan cokelat, Ra.” Jawab Mas Gala.“Masa sih, mataku enggak.” Ucap Lara.“Coba kamu litany dibawah sinar yang terang.”“Tapi mata Mas Gala walaupun nggak di bawah sinar yang terang, tetap cokelat. Cokelat jelas banget.” Ujar Lara.“Berarti mata Mas Gala cuma lebih terang aja dari yang lain. Keturunan kali, karena mata Ibu juga kayak gini warnanya.” Jelas Mas Gala.“Oh, ya?”“Iya.”“Kat
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status