Home / Pendekar / Legenda Penguasa Takdir Surga / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Legenda Penguasa Takdir Surga: Chapter 21 - Chapter 30

172 Chapters

20. Asal Mutiara

Xiao Chen bisa melihatnya. Pada adegan pertama, seorang pemuda bersama beberapa orang datang di suatu tempat dengan banyak petir perak yang berderak.Di batu tertentu, sesosok ular perak muncul dan mencoba melarikan diri. Namun, bagaimana pun dia mencobanya, ular kecil itu tidak bisa kabur dan akhirnya mau mengikuti sosok pemuda itu setelah beberapa interaksi.“Kau melihatnya? Itu adalah kakakku. Ular Naga Surgawi Tanduk Perak. Sejak saat itu, dia telah mengikuti orang itu dan bersama-sama, mereka menjelajahi dunia yang luas. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka selanjutnya, karena aku masih dalam bentuk telur, kakakku lebih dulu menetas daripada aku. Aku benar-benar ditinggalkan, tapi karena garis keturunanku telah bangkit, aku akhirnya tahu semua ini,” terang Ziyan.“Kakakmu? Ular perak kecil itu kakakmu? Jadi artinya, kau adalah Ular Naga?” tanya Xiao Chen tercekat. Dia tanpa sadar mundur beberapa langkah.“Kau takut sekarang? Huh, ke mana keberanianmu yang tadi?” kata Ziyan
Read more

21. Teman Kecil

Di dalam ruang spiritual Xiao Chen, Ziyan ada dalam wujud roh transparan. Dia melayang ke mana-mana saat mengitari sembilan bintang energi berbeda warna. Salah satunya memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari yang lain, itu adalah bintang merah berelemen api.“Sebenarnya, kau telah berhasil membangkitkan sembilan bintang energi dan bahkan salah satunya memiliki sedikit elemen api? Ini sulit dipercaya, karena seharusnya mutiara saja tidak cukup. Butuh beberapa item tingkat tinggi lain untuk bisa menggunakannya,” kata Ziyan.Xiao Chen bisa mendengarnya karena suara Ziyan mirip seperti suara pikirannya yang bergema di dalam kepalanya.“Jadi, apa yang kau tahu?” tanya Xiao Chen.“Di masa lalu, sembilan bintang energi ini disebut sebagai Fisik Ilahi Sembilan Elemen. Namun, perubahan era dan waktu membuat jenis fisik seperti ini tidak lagi sama. Sekarang, ini lebih dikenal sebagai Bintang Perubahan Abadi,” terang Ziyan.Bintang Perubahan Abadi mengacu pada pertumbuhan energinya yang ti
Read more

22. Perubahan

Kehadiran Ziyan tanpa di duga mampu menghentikannya. Dia masih dengan marah berkata, “Yanyan, apa maksudmu? Dia adalah manusia. Ras manusia hanyalah sekumpulan makhluk serakah dan pantas dimusnahkan!”“Paman Ming, apakah kau ingat apa yang pernah aku katakan tentang kakakku?” tanya Ziyan.“Hmm?” Dao Ming menggeliat, menatap Ziyan dengan heran dan bertanya, “Apa hubungannya dengan orang ini?”“Dia yang memilikinya. Aku akan pergi bersamanya dan mengumpulkannya. Aku tidak bisa terus tinggal di sini dan menunggu,” kata Ziyan mengangguk, kemudian melanjutkan, “Paman Ming, aku telah lama memutuskannya. Sekarang, setelah semuanya benar-benar terjadi, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Aku berharap Paman Ming bisa memahami keinginanku.”Sosok kadal itu untuk beberapa saat terdiam, sebelum akhirnya melunak. “Baiklah. Aku akan mengizinkanmu pergi. Tapi ingat! Berhati-hatilah. Setelah aku menjadi Demon Saint, aku akan mencarimu!”“Kau, manusia kecil. Jangan pernah berpikir untuk menyakit
Read more

23. Tes Kekuatan

Sebenarnya, Dao Ming bisa menghancurkan segel kuno yang melindungi tempat ini karena telah lama terkikis, tapi karena dia masih membutuhkan sejumlah besar energi bumi di tempat ini, dia enggan melakukannya.Lagipula, formasi penguat yang dibuat oleh para ahli Alam Transformasi sebenarnya tidak berbahaya baginya. Dia bisa dengan mudah melawan semua ahli itu, bahkan hanya dengan raungannya. Tapi dia memutuskan untuk membiarkan para ahli berpikir bahwa dirinya berhasil ditekan.Alasan Dao Ming menyebarkan medan energinya bukan untuk melawan mereka, tapi karena dia ingin menjaga agar seluruh ruang bawah tanah tidak tertutup formasi. Jika formasi menutupnya sepenuhnya, pasokan energi bumi yang dia butuhkan akan terhambat, itu hanya akan merugikannya.Saat ini Xiao Chen sudah berada di luar jangkauan formasi dan medan energi berkat peringatan Ziyan sejak awal, jadi Xiao Chen bisa terus menyusuri lorong gua hingga pada akhirnya dia bisa melihat pintu keluar di ujung lorong.Saat mencapai pin
Read more

24. Melawan Serigala Api

Mengandalkan kekuatan fisik, Xiao Chen meninju seekor serigala yang mencoba menerkamnya. Dia tidak ingin memberikan serigala-serigala ini kesempatan untuk melukai dirinya atau segalanya akan menjadi buruk.Di dalam ruang spiritual, Ziyan tidak bisa tidak berdecak kagum, “Anak ini belum genap 15 tahun. Usia tulangnya tidak bisa dimanipulasi, tapi dia belum pernah berkultivasi apapun? Ini sangat mencengangkan. Tubuhnya sama baiknya dengan tak bernoda!”“Sebaiknya, aku mencarikannya metode kultivasi yang paling cocok sebelum dia memilih metode yang salah! Itu akan menyia-nyiakan jiwanya yang tak ternoda!” Ziyan diam-diam memutuskan, saat dia mengamati jiwa Xiao Chen yang duduk bermeditasi di ruang spiritual.Mungkin jiwa Xiao Chen masih belum terbentuk sepenuhnya dan tampak tembus pandang, bahkan hampir tidak terlihat. Namun jelas bahwa jiwa Xiao Chen terlihat lebih cemerlang daripada jiwa kultivator mana pun. Ziyan baru saja menyadari hal ini karena sebelumnya dia terlalu mempedulikan t
Read more

25. Duo Narsis

Cukup lama Xiao Chen merenung di bawah pohon besar, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri setelah berlari dengan keras. Dia menyesali kelemahannya dan memikirkan tentang beratnya tantangan yang akan dihadapinya di masa depan.“Aku tidak bisa terus-terusan berlari dari lawan manapun! Aku harus berkembang dan tumbuh lebih kuat. Semangat tak terkalahkan mungkin adalah kunci untuk mencapai tujuan itu,” batin Xiao Chen meyakinkan dirinya sendiri.Setelah memikirkan semua itu, pikiran Xiao Chen perlahan menjadi tenang. Dia kemudian berkata pada Ziyan, “Burung Gagak Pemakan Jiwa itu sangat kuat. Kemampuannya yang menakutkan adalah menghisap jiwa lawannya. Jika kau ingin mencoba, silakan keluar dan hadapilah!”Alih-alih peduli, Ziyan keluar dari ruang spiritual Xiao Chen dengan memasang wajah sombong saat dia menjelaskan tentang betapa hebat dirinya.“Selama ratusan tahun, aku berkali-kali menghadapi berbagai macam lawan. Apa kau tahu? Tak satu pun dari lawanku yang bisa pergi hidup-hidu
Read more

26. Dendam Terpendam Xiao Chen

Ketika Xiao Chen berusia lima tahun, ibunya mengalami semacam sakit yang aneh. Membuat kultivasinya mandek dan perlahan menghilang.Segala cara telah dilakukan oleh Xiao Fenghao dan Xiao Tiandi. Mereka mencari berbagai macam obat dan tabib untuk dapat menyembuhkannya, tapi semua usaha gagal. Hingga pada akhirnya, saat Xiao Chen berusia tujuh tahun, ibunya meninggal.Xiao Fenghao sangat terpukul dan hampir menjadi gila. Namun, Xiao Tiandi terus mendukungnya dan mencoba menenangkannya. Ayah Xiao Chen itu perlahan bisa menerima kematian istrinya, dan pada saat itu, dia memilih untuk tidak berada di klan.Xiao Fenghao memilih untuk terus mengambil misi. Sebagai ayah Xiao Fenghao, Xiao Tiandi tentu tahu bahwa itu hanyalah caranya menyalurkan penyesalan dan kesedihannya. Namun, meski begitu semua misi yang dia ambil selalu berhasil diselesaikan. Akantetapi, Xiao Chen benar-benar diabaikan dan terlantar semenjak kematian ibunya.Hingga pada suatu ketika, saat usia Xiao Chen menginjak sembila
Read more

27. Teknik Langkah Tanpa Bayangan

Ziyan yang sedang beristirahat di ruang spiritual juga mendengarnya, entah bagaimana dia bisa mendengarnya tapi dia segera bangkit dan keluar begitu mendengar keluhan Xiao Chen.Sebenarnya, Ziyan tidak benar-benar tidur. Selama beberapa waktu ke belakang ini dia bermeditasi dan memikirkan beberapa hal secara diam-diam.“Chen Chen, sebaiknya kau mulai mempelajari suatu teknik. Aku lihat, kau hanya bisa menggunakan tinju dan kemampuan berlari cepat. Itu sama sekali tidak cukup,” kata Ziyan begitu keluar.Xiao Chen yang masih menikmati rebahannya, dengan malas bangkit terduduk dan berkata, “Aku juga ingin, tapi aku tidak menemukan teknik apapun di perpustakaan. Jika kau memilikinya, berikan saja satu untukku.”Ziyan memutar matanya. “Dasar pemalas! Setidaknya kau harus mencarinya di tempat lain, kan?”Setelah mengatakan itu, Ziyan kemudian melambaikan lengannya. Saat itu juga muncul sebuah gulungan di tangannya. Dengan nada malas, dia berkata, “Aku tidak punya banyak teknik, tapi ini mun
Read more

28. Bandit Lagi

Suara pertarungan yang didengar Xiao Chen sebenarnya berasal dari lokasi yang tidak jauh. Di sana, sekelompok orang sedang bertarung dengan seseorang yang memegang pedang putih.Jika Xiao Chen melihat orang ini, dia akan mengenalinya sebagai Xiao Longji. Putra Xiao Batian yang merupakan paman keempat Xiao Chen. Singkatnya, dia adalah adik sepupu Xiao Chen.Xiao Longji sendirian, tapi kelihatannya dia tidak terlalu mengalami kesulitan melawan kepungan para lawannya yang berjumlah sekitar lima orang.Perlu diketahui bahwa usia Xiao Longji masih 14 tahun, hanya berbeda beberapa bulan lebih muda daripada Xiao Chen. Sementara lawan-lawannya jauh lebih tua. Dilihat dari itu saja sudah jelas bahwa baik pengalaman mau pun kekuatan tempur mereka berbeda jauh.Apalagi jika dilihat dari segi tingkat kultivasi. Xiao Longji hanya berada di Alam Astral bintang 5 menengah, sedangkan lawannya, yang terlemah ada di Alam Astral bintang 6 awal.Cukup mengejutkan bahwa Xiao Longji berani melawan mereka s
Read more

29. Ayo Bermain!

Xiao Chen tidak terlalu takut dengan mereka, sebaliknya, dia berpikir dalam hati, “Orang terkuat mereka ada di tingkat Alam Astral bintang 8. Aku tidak perlu takut pada mereka!”“Benar. Kau tidak harus selalu takut pada sesuatu. Ingat bahwa potensimu jauh lebih menakutkan dari apa yang kau takutkan. Hadapi segalanya dengan kepala tegak. Aku yang akan mengurus sisanya,” ujar Ziyan di dalam ruang spiritualnya menyemangati.“Kau ingin membunuh dan mencuri barangnya, bukan? Datanglah padaku jika kau mampu melakukannya!” Xiao Chen berdiri tegak, menatap lurus ke arah kelompok bandit itu.Xiao Chen tentu tidak akan lupa bahwa dirinya hampir terbunuh oleh kelompok bandit yang sama belum lama ini meski berbeda orang. Jika dirinya masih memilih untuk bertindak lemah sekarang, dia akan terus diejek sebagai sampah.“Kau tidak tahu baiknya kehidupan tanpa kematian! Hanya sampah Alam Astral bintang 1 berani bertindak begitu arogan? Lou Ke, bunuh dia!” Luo Tai tertawa dingin bernada merendahkan.Ya
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status