Mengandalkan kekuatan fisik, Xiao Chen meninju seekor serigala yang mencoba menerkamnya. Dia tidak ingin memberikan serigala-serigala ini kesempatan untuk melukai dirinya atau segalanya akan menjadi buruk.Di dalam ruang spiritual, Ziyan tidak bisa tidak berdecak kagum, “Anak ini belum genap 15 tahun. Usia tulangnya tidak bisa dimanipulasi, tapi dia belum pernah berkultivasi apapun? Ini sangat mencengangkan. Tubuhnya sama baiknya dengan tak bernoda!”“Sebaiknya, aku mencarikannya metode kultivasi yang paling cocok sebelum dia memilih metode yang salah! Itu akan menyia-nyiakan jiwanya yang tak ternoda!” Ziyan diam-diam memutuskan, saat dia mengamati jiwa Xiao Chen yang duduk bermeditasi di ruang spiritual.Mungkin jiwa Xiao Chen masih belum terbentuk sepenuhnya dan tampak tembus pandang, bahkan hampir tidak terlihat. Namun jelas bahwa jiwa Xiao Chen terlihat lebih cemerlang daripada jiwa kultivator mana pun. Ziyan baru saja menyadari hal ini karena sebelumnya dia terlalu mempedulikan t
Cukup lama Xiao Chen merenung di bawah pohon besar, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri setelah berlari dengan keras. Dia menyesali kelemahannya dan memikirkan tentang beratnya tantangan yang akan dihadapinya di masa depan.“Aku tidak bisa terus-terusan berlari dari lawan manapun! Aku harus berkembang dan tumbuh lebih kuat. Semangat tak terkalahkan mungkin adalah kunci untuk mencapai tujuan itu,” batin Xiao Chen meyakinkan dirinya sendiri.Setelah memikirkan semua itu, pikiran Xiao Chen perlahan menjadi tenang. Dia kemudian berkata pada Ziyan, “Burung Gagak Pemakan Jiwa itu sangat kuat. Kemampuannya yang menakutkan adalah menghisap jiwa lawannya. Jika kau ingin mencoba, silakan keluar dan hadapilah!”Alih-alih peduli, Ziyan keluar dari ruang spiritual Xiao Chen dengan memasang wajah sombong saat dia menjelaskan tentang betapa hebat dirinya.“Selama ratusan tahun, aku berkali-kali menghadapi berbagai macam lawan. Apa kau tahu? Tak satu pun dari lawanku yang bisa pergi hidup-hidu
Ketika Xiao Chen berusia lima tahun, ibunya mengalami semacam sakit yang aneh. Membuat kultivasinya mandek dan perlahan menghilang.Segala cara telah dilakukan oleh Xiao Fenghao dan Xiao Tiandi. Mereka mencari berbagai macam obat dan tabib untuk dapat menyembuhkannya, tapi semua usaha gagal. Hingga pada akhirnya, saat Xiao Chen berusia tujuh tahun, ibunya meninggal.Xiao Fenghao sangat terpukul dan hampir menjadi gila. Namun, Xiao Tiandi terus mendukungnya dan mencoba menenangkannya. Ayah Xiao Chen itu perlahan bisa menerima kematian istrinya, dan pada saat itu, dia memilih untuk tidak berada di klan.Xiao Fenghao memilih untuk terus mengambil misi. Sebagai ayah Xiao Fenghao, Xiao Tiandi tentu tahu bahwa itu hanyalah caranya menyalurkan penyesalan dan kesedihannya. Namun, meski begitu semua misi yang dia ambil selalu berhasil diselesaikan. Akantetapi, Xiao Chen benar-benar diabaikan dan terlantar semenjak kematian ibunya.Hingga pada suatu ketika, saat usia Xiao Chen menginjak sembila
Ziyan yang sedang beristirahat di ruang spiritual juga mendengarnya, entah bagaimana dia bisa mendengarnya tapi dia segera bangkit dan keluar begitu mendengar keluhan Xiao Chen.Sebenarnya, Ziyan tidak benar-benar tidur. Selama beberapa waktu ke belakang ini dia bermeditasi dan memikirkan beberapa hal secara diam-diam.“Chen Chen, sebaiknya kau mulai mempelajari suatu teknik. Aku lihat, kau hanya bisa menggunakan tinju dan kemampuan berlari cepat. Itu sama sekali tidak cukup,” kata Ziyan begitu keluar.Xiao Chen yang masih menikmati rebahannya, dengan malas bangkit terduduk dan berkata, “Aku juga ingin, tapi aku tidak menemukan teknik apapun di perpustakaan. Jika kau memilikinya, berikan saja satu untukku.”Ziyan memutar matanya. “Dasar pemalas! Setidaknya kau harus mencarinya di tempat lain, kan?”Setelah mengatakan itu, Ziyan kemudian melambaikan lengannya. Saat itu juga muncul sebuah gulungan di tangannya. Dengan nada malas, dia berkata, “Aku tidak punya banyak teknik, tapi ini mun
Suara pertarungan yang didengar Xiao Chen sebenarnya berasal dari lokasi yang tidak jauh. Di sana, sekelompok orang sedang bertarung dengan seseorang yang memegang pedang putih.Jika Xiao Chen melihat orang ini, dia akan mengenalinya sebagai Xiao Longji. Putra Xiao Batian yang merupakan paman keempat Xiao Chen. Singkatnya, dia adalah adik sepupu Xiao Chen.Xiao Longji sendirian, tapi kelihatannya dia tidak terlalu mengalami kesulitan melawan kepungan para lawannya yang berjumlah sekitar lima orang.Perlu diketahui bahwa usia Xiao Longji masih 14 tahun, hanya berbeda beberapa bulan lebih muda daripada Xiao Chen. Sementara lawan-lawannya jauh lebih tua. Dilihat dari itu saja sudah jelas bahwa baik pengalaman mau pun kekuatan tempur mereka berbeda jauh.Apalagi jika dilihat dari segi tingkat kultivasi. Xiao Longji hanya berada di Alam Astral bintang 5 menengah, sedangkan lawannya, yang terlemah ada di Alam Astral bintang 6 awal.Cukup mengejutkan bahwa Xiao Longji berani melawan mereka s
Xiao Chen tidak terlalu takut dengan mereka, sebaliknya, dia berpikir dalam hati, “Orang terkuat mereka ada di tingkat Alam Astral bintang 8. Aku tidak perlu takut pada mereka!”“Benar. Kau tidak harus selalu takut pada sesuatu. Ingat bahwa potensimu jauh lebih menakutkan dari apa yang kau takutkan. Hadapi segalanya dengan kepala tegak. Aku yang akan mengurus sisanya,” ujar Ziyan di dalam ruang spiritualnya menyemangati.“Kau ingin membunuh dan mencuri barangnya, bukan? Datanglah padaku jika kau mampu melakukannya!” Xiao Chen berdiri tegak, menatap lurus ke arah kelompok bandit itu.Xiao Chen tentu tidak akan lupa bahwa dirinya hampir terbunuh oleh kelompok bandit yang sama belum lama ini meski berbeda orang. Jika dirinya masih memilih untuk bertindak lemah sekarang, dia akan terus diejek sebagai sampah.“Kau tidak tahu baiknya kehidupan tanpa kematian! Hanya sampah Alam Astral bintang 1 berani bertindak begitu arogan? Lou Ke, bunuh dia!” Luo Tai tertawa dingin bernada merendahkan.Ya
Xiao Chen langsung tersungkur setelah Luo Tai pergi melarikan diri. Napas Xiao Chen tidak beraturan, dan darah segar mengalir dari bahunya setiap kali dia menarik napas.Ziyan segera keluar dengan panik saat mengetahui Xiao Chen mengalami luka parah. “Chen Chen, apa kau baik-baik saja? Tunggu, jangan mati dulu! Kita belum melakukan apa-apa untuk tujuan kita. Dengar, bertahanlah, aku bisa menyembuhkanmu!”Ziyan tampak merasa bersalah karena dirinya yang mendorong Xiao Chen untuk bermain dengannya. Dia tidak menduga bahwa Xiao Chen akan menderita luka seperti itu, tanpa menyadari bahwa sebenarnya dirinyalah yang menyebabkan Xiao Chen lemah tak berdaya.Xiao Chen sebenarnya masih sadar, dia tidak sekarat seperti yang dipikirkan Ziyan. Xiao Chen hanya mengalami serangan balik dari energi spiritual yang Ziyan alirkan ke tubuhnya beberapa saat yang lalu, ditambah lagi bahwa tubuhnya sudah dalam keadaan terluka.Praktis, Xiao Chen saat ini hampir kehilangan kesadarannya akibat rasa sakit di
“Berhenti di sana!” teriak Xiao Longji pada Xiao Chen.Xiao Chen terkejut, hingga tanpa sadar berhenti mematung. “Longji, apa yang kau katakan? Bagaimana lukamu?”“Tidak. Ini bukan urusanmu! Lebih baik kau pergi, aku tidak mau berurusan dengan orang sepertimu! Aku akan membalas budi suatu hari nanti atas bantuanmu. Sekarang, pergilah!” teriak Xiao Longji sekali lagi, tapi kali ini disertai dengan batuk seteguk darah.Xiao Chen tercengang sekaligus heran. Selama ini, Xiao Longji tidak memiliki masalah dengannya. Berbeda dengan Xiao Langtian dan Xiao Tianlong, Xiao Longji cenderung lebih banyak diam dan tidak pernah mengusik hidupnya.Itulah yang membuat Xiao Chen menganggap Xiao Longji adalah orang baik. Selain itu, paman Xiao Batian tidak pernah mempersulit dirinya di klan, dan bahkan ketika Xiao Tiandi tidak ada di tempat, Xiao Batian adalah orang yang mau membantunya saat orang-orang mengejek dan menyudutkannya.Sikap Xiao Longji kali ini benar-benar membuat Xiao Chen bingung. Meski