“Malas. Nggak penting. Kekanak-kanakan,” ujarnya pendek. Aku mengangguk setuju. Tak ingin pula aku membahasnya lebih lanjut. Mungkin, kalau tidak habis selesai makan, aku ingin segera membawanya ke alam mimpi. Tapi, perutku masih penuh dengan nasi. “Jangan lupa krimnya tadi segera dipakai….” Peringatanku ini bukan apa-apa. Ingat jumlah uang yang didebet dari rekening, aku tak ingin sia-sia mubazir. Lagi pula, siapa sih yang tak ingin punya istri yang wajahnya lebih segar dan tidak kusam. Aku tersenyum puas saat melihatnya duduk manis di kursi meja belajarku, menatap cermin kecil yang disandarkan pada tumpukan buku dan mengaplikasikan krim malam ke permukaan wajahnya. Baru sekali di facial saja, kulihat wajahnya sudah berbeda. Mungkin ini hanya sugestiku saja. Beberapa bagian terlihat memerah karena jerawat yang dikeluarkan paksa. “Teman-teman kantor minta tasyakuran,” ucapku seraya masih menatapnya. Dia melirik ke arahku sejenak. “Jadi mereka sudah tahu?” Aku mengangg
Last Updated : 2022-11-03 Read more