Home / Romansa / Chef Galak, (tapi) Kucinta / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Chef Galak, (tapi) Kucinta: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

30. Sama-sama Candu

Tiga hari sudah Elya dan Bariqi tidak bertemu. Jangankan bertemu, bertegur sapa saja tidak mereka lakukan. Bariqi merasa sangat tidak bersemangat di setiap harinya. Meski presentase kembalinya Elya bekerja sangat minim, tetapi Bariqi tidak berhenti berharap kalau Elya akan kembali. Setiap saat Bariqi mengecek hpnya, berharap ada pesan yang dikirimkan Elya. Bariqi takut Elya kenapa-napa, Bariqi takut kalau Elya tidak diterima di keluarganya. Perasaan Bariqi tidak enak dan sangat ingin bertolak ke Tulungagung. Namun, ayahnya malah mengancamnya, Ayahnya mengatakan akan memblacklist namanya agar tidak diterima bekerja di mana pun.Sebenarnya blacklist hanya berlaku kalau Bariqi bekerja di dunia kuliner. Kalau pun Bariqi mau bekerja jadi montir pun tidak masalah, Bariqi juga tidak keberatan. Hanya saja ia sudah terlanjur cinta dengan pekerjaannya.Sudah banyak korban yang tidak bersalah mendapat bentakan dari Bariqi. Luis dan Vino lah contohnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, dan tidak a
Read more

31. Gara-gara Status

Seorang pria tengah duduk di depan televisi dengan wajah yang tertekuk masam. Pria berkaus hitam itu sudah berada di level marah paling tinggi. Marah pada dirinya sendiri karena sudah membuat Elya pergi. Televisi itu menampilkan kartun kucing dan tikus, salah satu kartun kesukaannya saat kecil. Kendati demikian, Bariqi sama sekali tidak fokus pada kartun itu.“Anak ibu cemberut mulu, gantengnya ilang loh,” goda Putri menoel-noel pipi putra semata wayangnya. Meski Bariqi sudah dewasa, Putri memang suka menggoda anaknya itu seolah anaknya masih kecil.“Apaan sih, Bu,” ketus Bariqi menepis tangan ibunya.“Kenapa? Lagi marah sama siapa?” tanya Putri masih menoel-noel pipi putrnya. Lagi lagi Bariqi menepis tangan ibunya, tidak suka diperlakukan seperti bayi.“Bariqi, ayah dengar banyak yang jadi korban kamu hari ini. Kenapa marah-marah? Kurang sajen?” tanya Prasetya yang ikut duduk di samping anaknya.“Ya kurang sajen sama minyak kemenyan,” jawab Bariqi.“Itu di rumah tetangga ada kembang
Read more

32. Panas!

“Kita mau kemana?” tanya Elya menatap sahabat baiknya yang saat ini sudah berdandan rapi seraya nangkring di atas motor sportnya.“Jalan-jalan lah. Kamu kan baru pulang dari merantau, ya kali gak menyisihkan waktu buatku yang jadi rebutan para wanita,” jawab Dewa seraya menyugar rambutnya ke atas.Dewa Dirgantara, sahabat baik Elya sejak masa SMP. Berawal dari extra kulikuler basket, kedua orang itu bertemu. Kurang lebih delapan tahun sudah mereka bersahabat, tetapi sudah satu tahun ini mereka jarang bertemu karena pacar Dewa yang sangat possesive.Sudah Elya hapal, saat punya pacar, Dewa akan menjauhinya, tetapi saat tidak punya pacar, Dewa akan kembali padanya. Elya pun sadar diri tidak mau mengganggu sahabatnya.“Pacar kamu kemana?”“Putus,” jawab Dewa.“Putus lagi?” tanya Elya tercekat.“Sekarang buat apa setia kalau bisa bertiga,” jawab Dewa.“Sok ganteng banget.”“Ayo cepat naik, kita jalan-jalan.”“Males ah, capek.”“Tampang boleh pemuda, tapi otot lansia. Cepet!” Dewa menarik
Read more

33. Mencari Kesempatan

“Udah kenyang banget aku,” ucap Dewa mengusap perutnya yang terasa penuh. Pria itu memakan kepiting besar seorang diri, sedangkan Elya memilih makan kerang hijau.“Aku ke kamar mandi dulu, jangan kabur!” ucap Dewa lagi.“Iya iya, cepet sana!” titah Elya.“Setelah ini kita ke Jatimpark 3, empet lama-lama di sini,” tambah gadis itu sedikit mengencangkan suaranya agar Bariqi mendengar. Tentu saja Bariqi merasa tersindir dengan ucapan Elya.Dewa menatap Elya dan Bariqi bersamaan, ia yakin seratus persen kalau antara Elya dan pria itu mempunyai hubungan. Dewa menggeleng pelan dan bergegas ke kamar mandi.Bariqi menatap teman-temannya, pria itu mengambil dompet dari saku celananya, menarik satu lembar uang seratus ribu dan memberikan pada Luis. “Luis, kalian pulang sendiri, ya. Naik angkutan umum jam segini ada arah ke barat. Nih uangnya,” ucap Bariqi memberikan uang pada Luis.“Chef mau ke mana?” tanya Sera.“Masih ada urusan,” jawab Bariqi. Bariqi bergegas berdiri dan pergi dari sana. Lui
Read more

34. Terlalu Brutal

Bariqi menghentikan motornya tepat di parkiran Jatimpark 3. Di sana Dewa sudah menunggu mereka dengan wajah yang cengengesan menatap temannya. Setelah motor benar-benar berhenti, Elya langsung melompat turun. Tanpa basa-basi, Elya melepas helmnya dan memukulkan ke tubuh Dewa.“Dasar kurangajar, dasar tidak tahu diri. Kamu yang mengajakku ke sini, tapi kamu malah meninggalkanku,” teriak Elya sembari memukul tubuh Dewa bertubi-tubi.Bugh!Bugh!Bugh!“Akhhh sakit, Elya,” pekik Dewa menghindar dari serangan Elya. Namun, Elya tidak kunjung menghentikan aksinya, gadis itu terus memukuli tubuh Dewa.“Siapa yang suruh kamu kurangajar begini, hah? Mana tanggung jawabmu sebagai laki-laki?” teriak Elya.Bariqi menarik tubuh Elya menjauh dari Dewa, “Dilihatin orang, jangan marah-marah!” tegur Bariqi.“Kamu juga, setiap lihat kamu bawaannya emosi mulu,” sentak Elya melepas tangan Bariqi.“Elya … Elya, tenang dulu. Aku minta maaf, sebagai gantinya aku traktir sepuasnya,” ucap Dewa.“Ya harus kamu
Read more

35. Malang Night Paradise

Dewa, Bariqi dan Elya terpaksa tidak boleh masuk di Jatimpark 3 karena ulah Bariqi. Elya yang masih ingin main pun kini harus mengurungkan niatnya. Padahal Elya ingin mencoba berbagai wahana di sana, terlebih ia sangat ingin mengunjungi wisata dinosaurus.Saat ini Elya menekuk wajahnya masam, terlihat sekali kalau gadis itu sedang kesal. Dewa dan Bariqi saling pandang, sedang kakinya saling menendang menyalahkan satu sama lain.“Ini gara-gara kamu Elya jadi cemberut,” maki Dewa menendang kaki Bariqi.“Ini gara-gara kamu!” Bariqi tidak mau kalah, pria itu balik memaki.“Sekarang gimana? Kelihatannya dia akan meledak saat ini juga,” bisik Dewa menatap Elya.“Mana kunci mobilku?” tanya Bariqi. Dewa merogoh sakunya dan memberikan kunci pria itu, sedangkan Bariqi mengembalikan kunci motor Dewa.Tanpa basa-basi, Bariqi menarik paksa tangan Elya dan memasukkan gadis itu ke mobilnya. Tentu saja Elya memberontak, gadis itu tidak mau ikut Bariqi si biang keributan. Lebih baik ia pulang dan tid
Read more

36. Salah Mengira

"Bu, bisa datang ke sini? Saat ini aku bawa Elya ke rumah sakit, Elya gak berhenti muntah."Satu kalimat dari bibir Bariqi via sambungan telfon membuat Putri tidak bisa berpikir jernih. Perempuan itu sudah kalangkabut seorang diri. Memaksa suaminya untuk mengantarnya."Mas, cepetan ganti celananya sana. Kita ke rumah sakit sekarang. Kamu dengar sendiri kan kalu Elya muntah-muntah, ini anak kamu pasti sudah menghamili dia," oceh Putri dengan bertubi-tubi. Perempuan paruh baya itu memaksa suaminya yang hanya memakai celana pendek untuk cepat berganti."Kamu jangan aneh-aneh. Elya saja sama Bariqi sering bertengkar, masak Elya hamil anak Bariqi," ujar Prasetyo."Kamu kayak gak tahu anak kamu saja, bisa jadi Bariqi memaksa.""Iya juga. Awas saja kalau Elya benar-benar hamil, aku hajar Bariqi sampai tidak berbentuk. Ayo ke rumah sakit!" Prasetyo segera berganti celana dan segera ke rumah sakit menyusul Bariqi.Ucapan Bariqi sudah membuat orang tuanya panik, takut-takut kalau Bariqi benar-b
Read more

37. Lebih Sayang Menantu

“Bariqi!” teriak Putri dengan nyaring.Bariqi yang berada di kamar pun segera menatap seluruh kamarnya, memastikan kalau tidak ada sesuatu yang aneh di kamarnya yang akan ditempati Elya. Setelah memastikan semua aman, Bariqi segera keluar.Bariqi membuka pintunya, pria itu mendapati Elya dan ibunya yang berdiri tepat di depan pintu. Wajah Elya masih terlihat pucat.“Sudah bisa masuk, Bu,” ucap Bariqi.“Hari ini kamar kamu milik Elya, awas kalau kamu nyari kesempatan masuk,” ancam Putri menatap tajam anaknya.“Aku bukan orang mesum kali,” cicit Bariqi mempersilahkan Elya masuk.Elya bagai tidak punya muka saat berhadapan dengan Bariqi. Baru kemarin Elya berbicara dengan lantang kalau dia tidak akan bertemu Bariqi. Namun, sekarang Elya numpang di rumah Bariqi, lebih tepatnya berada di kamar pria itu.Putri mendesak Elya untuk masuk. Elya menatap seluruh interior kamar mantan rekan kerjanya. Bau khas pria itu terasa menusuk di hidung Elya.“Elya, kamu tidur di sini, ya. Tadi dokter menyu
Read more

38. Ya atau Tidak?

Bariqi menggerutu sambil memakai kaosnya kesal. Gara-gara Elya yang masuk ke kamar mandi, ibunya memarahinya. Elya juga begitu, mengatainya cowok modus.Bariqi mengambil hpnya, pria itu sudah mengirim rencana pada teman-temannya untuk membawa warga ke rumahnya saat ia beraksi.Di grup chat Bariqi, ada tujuh pria yang menjadi teman nongkrong pria itu. Namanya laki-laki, kebanyakan suka begadang, dan mereka teman begadang Bariqi sambil ngopi di warung.Bariqi : Sebentar lagi kumpulkan warga, bawa ke rumahku!Bariqi mengirim pesan singkat itu pada teman-temannya. Setelahnya pria itu keluar kamar tamu.Di rumahnya sendiri, Bariqi bak maling yang mengendap-endap menuju kamarnya. Saat tidak melihat ibunya, pria itu segera masuk ke kamarnya yang tidak dikunci."Kyaaa!" Elya berteriak kaget saat tiba-tiba Bariqi masuk ke kamar yang ia tempati."Kenapa kamu kesini?" tanya Elya menyelimuti tubuhnya.Bariqi mendekati Elya, pria itu menyingkap selimut gadis itu dan ikut masuk dalam selimut."Kena
Read more

39. Kamu Pacarku

Saat ini Bariqi dan Elya tengah berada di kamar Bariqi. Suasana sangat canggung setelah Bariqi mengutarakan perasaannya pada Elya. Bariqi seorang pria dengan gengsi tinggi, kini menyatakan cintanya pada gadis yang selalu ditindasnya.Pun dengan Elya yang tampak canggung, gadis itu memainkan ujung kaos yang dipakainya sampai lusuh. Dia menjawab ‘iya, artinya dirinya menerima cinta Bariqi. Namun, setelah ungkapan cinta itu, Bariqi tidak berbicara apa-apa lagi membuat Elya bingung.Di benak Elya timbul pertanyaan, sebenarnya Bariqi serius suka padanya atau tidak. Elya menatap Bariqi, bertepatan dengan pria itu yang menatapnya. Elya segera berpaling, enggan menatap.Hubungan macam apa ini? Saat mereka menjadi asisten dan koki utama, mereka sering bertengkar dan berbicara sesukanya. Namun, saat hubungan mereka menjadi sepasang kekasih, kini keduanya malah canggung satu sama lain.“Eum, itu,” kata Bariqi menggaruk tengkuknya.“A … apa?” tanya Elya yang kini duduk di ranjang.Bariqi mendekat
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status