Home / Romansa / Jodoh Untuk Wanita Tanpa Rahim / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jodoh Untuk Wanita Tanpa Rahim: Chapter 21 - Chapter 30

109 Chapters

Bab 21 Hanya Sebatang Kara

Sang dokter mengerutkan dahinya sejenak, “Kenapa harus tes DNA, Pak? Dengan pemeriksaan darah saja sudah bisa mendiagnosa kalau pasien memang terserang tifus.”                Bara hampir tersedak salivanya sendiri. Hanya karena dokter menjelaskan kata ambigu berupa pernyataan positif, sang GM itu lantas menciptakan alibinya sendiri. Setidaknya dia bisa bernapas lega karena harapan Rena tidak terjadi.“Pasien akan dirawat inap setidaknya sampai hasil pemeriksaan kembali normal,” papar dokter berkaca mata itu.“Lakukan yang terbaik, Dok.”                Usai mendengar penjelasan dari dokter, Bara segera menuju ke ruangan Rena. Memastikan kondisinya baik-baik saja melalui perawat khusus yang dibayarnya.“Kabari saya perkembangan kesehatan pasien itu. Jangan kat
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Bab 22 Kedatangan Seorang Wanita

“Maksudnya ... Lupakan apa yang saya katakan tadi,” kata David yang segera membalikkan tubuhnya. Sungguh dia ingin menanyakan pendapat Rena tentang sang kekasih, namun dia lagi-lagi meragu.“Tak ada yang tak mungkin di dunia ini,” pekik Rena mengeraskan sedikit suaranya.                Sang asisten GM itu berhenti sejenak. Bukan untuk menoleh, melainkan memikirkan ucapan Rena yang sudah terulang sebanyak dua kali. Kedua sudut bibirnya segera membentuk lengkungan.                Sementara Rena yang baru saja kembali ke istana mungilnya segera melompat kegirangan di atas ranjang. Dia benar-benar merindukan aroma peppermint yang ada di kamar. Ya, aroma yang sama dengan parfum yang dimiliki oleh sang mantan yang selalu bersarang di hatinya sampai detik ini.***   
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

Bab 23 Menikmati Luka

                Wanita yang masih berada di ruangan sang GM menampakkan senyum devil-nya. Bahkan sekarang tubuhnya tak berjarak satu sentimeter pun dari tubuh pria yang merupakan mantan Rena itu. Tangannya bergelayut manja pada sang GM.“Kekacauan apa yang kau lakukan??” bentak Bara pada sang mantan yang sudah berada di hadapannya.“Aku hanya melakukan tugas,” jawab gadis itu tanpa merasa bersalah.“Bohong, dia sengaja mendorongku,” rengek wanita yang masih tak melepas tangannya dari lengan sang GM.Rena hanya berdecih pelan menanggapi aduan yang tak benar tadi. Jelas sekali memang apa yang dikatakan hanya omong kosong belaka. Sementara sang wanita yang melihat belum adanya tindakan dari pria disampingnya, memilih untuk mengambil inisiatif. Lagi tangannya segera mendorong tubuh Rena. Beruntung gadis itu tak sempat terhuyung ke lantai karena mampu
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

Bab 24 Pelampiasan

                Tubuh Rena seketika mematung saat melihat seorang pria tampan yang sudah dihiasi dengan bercak darah. Gadis itu menatap iba pada perempuan yang tak berdaya di sudut ruangan.“Ren, tolongin dia, hiks hiks,” isak Lidya—salah satu teman malam Rena.                Kedua matanya melihat ke arah sosok yang ternyata dia kenali.“Okay, Lid. Dengerin aku ya, mending kamu pura-pura enggak peduli. Hapus air matamu, jangan sampek ketahuan madam Onci,” tukas Rena yang segera diiyakan oleh Lidya.BUGH!! BUGH!!                Pukulan bertubi-tubi terus saja menyentuh pria tadi. Rena mendesis pelan membayangkan jika serangan itu mengenai wajah mulusnya. Beruntung dia mendapatkan kaca mata hitam d
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Bab 25 Tawaran Menjadi Kucing Manis

[“Apa?? Percobaan pembunuhan katamu?”][“Iya, Pak.”][“Tunggu aku di ruangan beberapa saat lagi.”]Tuut ...Tuut ...                Percakapan via udara itu berhenti seketika. Bella yang baru saja membersihkan tubuhnya langsung menatap nyalang ke arah Bara. Tentu saja dengan tatapan kebencian karena ucapan tak sengaja yang masih membekas di hati wanita itu.“Bel, aku ...”“Keep your tongue! Aku enggak butuh semua omong kosongmu. Aku terlalu bodoh karena mengharapkan hatimu. Berharaplah lukaku sembuh setelah ini. Karena kalau aku masih menyimpan dendam, jangan harap kau akan menemukan kebahagiaan.”“Where are you going?”“It’s none of your business, Adibara Erlangga.”                Se
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Bab 26 Memulai Sebuah Rencana

Anggukan kepala dari Lidya membuat Rena segera menghela napasnya. Sejenak kedua perempuan itu tertawa lepas secara bersamaan.“Ini lucu loh, Ren. Tahu nggak sih?” kekeh Lidya yang segera menutup mulutnya yang sudah menganga.Rena mengulas senyum tipisnya. Kedua bola mata gadis itu mulai berotasi seolah sedang memikirkan sesuatu. Perlahan senyum di wajahnya memudar saat melihat raut wajah keraguan dari sang teman.“Aku tahu apa yang kamu pikirin. Kami sempat bahas ini di taman malam itu.”“Jadi gimana? Enggak mungkin ‘kan Ren buat kami bersama?” kata Lidya yang terdengar menyerah bahkan sebelum berusaha.“Lid, kamu enggak sendirian. Aku akan cari cara untuk ini,” sambar Rena yang segera menyunggingkan senyumnya.TING!! Pandangan Rena segera beralih pada ponselnya. Ada pesan masuk yang sedari tadi ditunggu oleh gadis itu.“Aku balik dulu, Lid. Tetap blokir kontak si doi sebelum semuanya kelar ya,” bisiknya sembari menepuk pelan bahu Lidya.
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Bab 27 Memancing Api

[“Apa maksudmu??”] David menghela napas pelan. Pria itu menyugar rambutnya ke belakang. Tak ada pilihan lain selain memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.[“Halo, apa kau mendengarkanku?”][“Aku tak peduli apapun yang terjadi dengannya.”][“Baiklah kalau memang begitu.”]Tuut ...Tuut... Pembicaraan itu terputus secara sepihak oleh David. Senyum tipisnya terbit usai menyudahi panggilan tadi.“Kita lihat kawan, seberapa besar cinta dan rasa bencimu,” gumam David bermonolog ria. Di waktu yang bersamaan Rena dan ketiga pria itu sudah tiba di tempat tujuan. Gedung tinggi berlantai empat dengan nuansa gelap sudah berada di hadapan mereka.Rena membasahi bibirnya sembari menetralisir rasa gugupnya sendiri. Setelah mendapatkan isyarat dari salah satu pria tadi, dia melangkah dengan anggun menuju pintu utama.“Apa kau yakin? Bagaimana jika dia menginginkan tubuhmu?”“Jen, kalaupun iya milik kotornya itu takkan mampu menembus selaput daraku,”
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Bab 28 Sang Artis Senior

“Thanks ya, Fin. Untung ada kamu yang bisa bantuin aku,” kata Rena usai meneguk minumannya.“Udah ah. Kayak sama siapa aja sih kamu. Kakakku bilang ruam di kulit temanmu itu bakalan hilang paling enggak dua bulanan loh. Apa enggak masalah?”Rena menggeleng pelan, “Bagus kalau gitu. Mereka bakalan jijik sama Lidya dan enggak mau make dia lagi di Laura Club.”“Hati-hati ya, Ren. Habis ini jangan terlibat jauh sama geng mafia itu. Meskipun ada Jeno, tetapi aku enggak begitu yakin,” ucap Fina menunjukkan raut wajah khawatirnya pada sang sahabat.“Udah, tenang aja. Ibu hamil kayak kamu enggak usah overthinking,” timpal Rena.                Tak lama setelah obrolan singkat tadi Rena segera pamit undur diri. Sudah satu bulan lebih gadis itu harus bolak-balik ke rumah sakit demi melihat keadaan Lidya. Setidaknya teman Rena
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Bab 29 Lobster Thermidor

                Bara menggeram di ruangan kerjanya seorang diri. Entah mengapa semakin hari pria dingin itu selalu merasa semakin tertarik dengan perasaan lama tanpa persetujuannya. Bahkan dia semakin merasa bingung saat melihat tanda kedekatan sang mantan dengan David selama satu bulan belakangan ini.“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya David yang sudah berada di hadapannya.Bara bergumam sejenak sembari mengatup-ngatupkan bibirnya, “Sebenarnya aku tidak berhak bertanya, namun ...Ah, lupakan saja.”                Sang asisten GM itu hanya mengulum senyumnya. Bara terlalu meninggikan rasa egonya sehingga mengurungkan niat untuk melakukan interogasi singkat pada David.“Apa Anda ingin bertanya tentang hubungan saya dengan Nona Rena? Apa Anda tidak penasaran meng
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Bab 30 Sebatas Ikatan Kerja

                Rena hampir kehilangan keseimbangan diri. Nyaris ponsel gadis itu terpental saat menyadari siapa yang tengah mendekat ke arahnya.Bara berdecih, “Apa kau tak sabar hingga pekerjaanmu usai? Kau tak digaji untuk menelepon di sela-sela waktu kerjamu!”                Gadis bersurai panjang itu menggeleng pelan. Dia hanya pasrah saat sang mantan mencekal kuat tangan kanannya. Percuma saja berdebat kalau akhirnya pria kepala batu seperti Bara tak bisa mengontrol emosinya. Sepanjang kaki mereka melangkah tentunya tak lepas dari sorot mata para bawahan yang melihat adegan tak biasa itu. Apalagi tanpa rasa belas kasih Rena terseok-seok hingga tiba di depan meja Ami kembali.“Tak bisakah kau memberikan contoh yang baik sebagai seorang asisten? Bahkan untuk berbohong sekalipun takkan masalah
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status