Sintya membenamkan wajah di kedua lulutnya. Bagas berdiri bersandar dinding ruang ICU menatap langit-langit. Aku dan Mas Ilham tergopoh menuju ke tempat mereka."Ibu kenapa, Sin?" ucap Mas Ilham.Sintya yang mengetahui kedatangan kami langsung berdiri. Menatap kami dengan wajah basah oleh air mata."Sejak pagi ibu enggak mau makan, Mas. Dan tadi tiba-tiba kembali enggak sadar."Gadis itu kembali tergugu. Aku meraihnya dalam pelukan."Kamu tenang, ibu pasti baik-baik saja," ucapku seraya mengelus-elus pundaknya."Sintya takut, Mba. Sintya takut.""Hus, kamu harus pikirkan yang baik-baik tentang ibu!"Gadis itu terus tergugu."Sin, apa kamu bilang sama ibu kalau hari ini ... ." Mas Ilham menggantungkan kalimatnya."Enggak, Mas. Sintya sama Bagas enggak bicara tentang perceraian Mas Ilham sama ibu. Kami takut ibu akan kepikiran.""Terus kenapa ibu bisa kaya gini?" tunut Mas Ilham."Sintya juga enggak tahu, Mas. Seharian ibu hanya diam melamun, entah apa yang ibu pikirkan. Pas aku tanya e
Last Updated : 2022-10-21 Read more