"Riq, ada apa?" Bu Salim makin cemas. Bayangan-bayangan buruk melintas dengan pantas. Rasa bersalah, sesal, dan kecewa kembali timbul ke permukaan."Apa Jingga menolak untuk tinggal bersama kita?""Bukan begitu, Ma. Jingga akan tinggal di sini. Hanya saja untuk sementara ini Jingga akan berhenti mengajar." Fariq tidak tega melihat raut cemas sang mama. "Menantu mama hamil delapan minggu.""Apa, Riq? Kamu nggak sedang bercanda, 'kan? tanya Bu Salim dengan nada kaget."Aku tak bercanda, Ma. Beneran, sebentar lagi Mama akan memiliki cucu.""Alhamdulillah!" seru wanita bergamis biru tua itu dengan netra berkaca-kaca. Sesaat kemudian dia terisak-isak sambil mendekap wajahnya. Fariq bangkit untuk mendekap sang mama. Wanita itu malah memukuli anaknya. "Kamu bikin Mama kepikiran yang enggak-enggak. Suka kalau mamamu jantungan?" Senang bercampur jengkel. Beliau juga bahagia, Fariq sudah kembali seperti putranya yang dulu. Lelaki bersahaja dan sesekali bercanda."Maaf, Ma." Fariq mencium tanga
Last Updated : 2022-12-28 Read more