All Chapters of PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA: Chapter 71 - Chapter 80

138 Chapters

Bab 71

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 71Suara ayam berkokok. Membuat Arum menggeliat. Membuka matanya perlahan lalu mengulas senyum ketika melihat Bayu tengah meringkuk kedinginan. "Mas, sudah subuh. Bangun yuk, kita sholat dulu," pinta wanita itu. Lantas Arum turun dari ranjang. Duduk di sisi kasur lalu menatap sekilas jam yang menempel di dinding.Arum berjalan perlahan menuju kamar mandi. Mengguyur air berniat mengerjakan dua rakaat. Disusul Bayu yang berjalan dengan malas kemudian mereka sholat berjamaah."Kamu mau masak apa, Rum?" Tiba-tiba Marni sudah di belakang Arum. Wanita yang tengah memotong sayuran itu sedikit terkejut lalu menoleh ke sumber suara."Bikin Sop ayam, Mak. Sama mau bikin bakwan. Emak sudah bangun?" Arum menatap wanita yang sudah melahirkannya itu.Marni mengambil pisau, membantu memotong sayuran yang lain. "Emak sudah sehat, Rum. Emak sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Terima kasih lho Emak sudah diizinkan tinggal di sini.""Lho, emak sudah mau
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 72

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 72"Ibu kenapa?" tanya Arum mendekat. Bukan menjawab wanita itu justru semakin meraung-raung. Arum semakin dibuat bingung.Lantas Arum mencari keberadaan Rani maupun Agus di setiap ruangan. Tidak ada satu orang pun. Termasuk Khaila."Kemana semua orang, Bu?" Arum kembali pertanya."Hu … hu.""Ibu kenapa?""Mbak, mending Mbak telepon mas Bayu deh," ucap Tini memberi saran.****Arum segera menelpon Bayu. Berharap anak lelakinya itu mampu menenangkan hati sang Ibu. "Halo, Assalamualaikum Mas Bayu.""Waalaikumsalam, ada apa Rum?""Mas, Ibu Mas.""Ibu kenapa?""Nggak tahu, beliau nangis. Aku tanya kenapa malah tambah nangis. Aku nggak ngerti mau gimana?""Agus sama Rani kemana?""Mereka nggak ada, Mas. Bawa Khaila juga. Kamu kalau bisa, pulang sekarang ya!" pinta Arum, wanita itu bingung harus berbuat apa. Setiap kali ia bertanya Wati semakin meraung-raung. Entah apa permasalahan nya, ditambah Agus dan juga Rani tidak ada di rumah. Bertambah p
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 73

pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 73"Bayu masih tidak mengerti, tertipu? Maksud Ibu tertipu bagaimana? Bukannya kalian menggadai rumah ini pada Bank? Mana mungkin mereka menipu kita? Tidak masuk akal.""Bukan pada bank.""Lantas?"Wati kembali menangis. Namun kini Wati terlihat begitu sedih begitu sakit. Dalam pikirannya hanya satu. Jika rumah ini disita, kemana mereka akan tinggal?****Setelah Bayu menerima telepon dari Arum. Lelaki itu gegas menemui atasannya. Meminta izin pulang lebih awal karena telah terjadi sesuatu dengan keluarganya. Beruntung, hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan. Sehingga Bayu bisa pulang lebih cepat tanpa kendala. "Kenapa kamu terburu-buru, Yu?" tanya salah satu teman kantor Bayu."Aku minta izin sama atasan, pulang cepat. Istriku tadi menelpon.""Kenapa? Apa yang terjadi pada istrimu?""Bukan istriku, tepatnya istriku menelpon karena Ibuku.""Ibumu? Kok bisa?""Aku nggak tahu, yang pasti aku harus segera pulang. Tolong, kamu selesaikan peke
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 74

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnya.Bab 74Berkali-kali tersambung namun tidak di jawab oleh Agus. Arum dan juga Bayu saling melempar pandangan. Membuat netra mereka saling beradu."Halo, Mas." Hingga akhirnya telepon dari Bayu diangkat juga oleh Agus."Halo, Gus. Ada apa? Kamu dimana sekarang?" tanya Bayu. "Saya lagi di cafe. Mas, Agus butuh bantuanmu. Bisakah mas Bayu membantuku?" "Bantu apa, Gus?" tanya Bayu sembari matanya melihat ke arah Arum.****"Mas, aku kena tipu. Jaminan yang aku gadai untuk membuka usaha dibawa lari sama temanku itu. Dan ternyata rumah itu dijual sama dia." Terdengar suara Agus sedikit parau. Terdengar menahan amarah dan juga sesal."Tenang, sekarang kamu pulang ke rumah Ibu. Kita bicarakan disana kita cari jalan keluar sama-sama.""Baik, Mas. Agus segera pulang ke rumah."Panggilan telepon itu akhirnya terputus. Bayu menatap layar ponselnya yang sudah kembali ke layar utama. Terdengar lelaki itu menghela napas panjang. Mengurangi rasa sesak yang
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 75

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 75Bayu menghela nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Lelaki itu menatap wanita yang masih berbaring itu dengan seksama."Mas, bantu kami. Bantu kami mengurus semuanya," pinta lelaki itu."Iya, Mas. Bantu sekali ini saja. Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi," Rani turut menimpali.Benar tidak akan mengulangi lagi, karena memang mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi.****Bayu masih diam. Tidak ada jawaban keluar dari bibirnya. Pikirannya terus mencari solusi. Seharusnya ini bisa menjadi pelajaran untuk Agus dan juga Rani. Agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan besar. Semua harus dibicarakan."Ini semua kesalahan besar yang kalian berbuat sendiri. Jadi Mas nggak bisa bantu banyak.""Maksud Mas Bayu apa? Mas Bayu nggak mau bantu kami?" Terkejut, Agus matanya melotot seakan ingin keluar dari tempatnya. Mendengar sang kakak menolak membantunya."Mas tidak pernah menggunakan uang satu sen pun. Kalian yang menikmati, jadi M
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 76

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 76"Kamu nonton televisi?" tanya Bayu ketika melihat Arum."Iya, Mas. Mau dibuatkan kopi?""Nggak usah, Mas mau mandi dulu, gerah.""Kalau begitu Arum siapkan makan malam ya?""Iya.""Gimana Ibu mas?" tanya Arum membuat Bayu menatap ke arahnya."Ya begitulah, namanya juga kehilangan. Pasti sedih."****Jam menunjukan angka tujuh tepat. Setelah Arum menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk dibawa Bayu bekerja. Usia kehamilan Arum yang bertambah. Membuatnya tidak lagi mengalami morning sickness. Apalagi sekarang Arum sudah bisa makan lebih banyak. Dulu, saat awal dia hamil. Nafsu makannya berkurang, sering mual dan juga pusing. Namun, sekarang jauh lebih baik. Arum menjalani masa-masa kehamilannya dengan begitu senang. Menjaga sang buah hati dengan baik.Selalu mengkonsumsi buah maupun sayur. Ditambah sekarang dia jarang pergi ke warung membuatnya banyak istirahat. Ya, kehamilan yang sudah ditunggu-tunggu Arum cukup lama. Lima tahun, bukan wa
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 77

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 77PlakWati menampar Agus. Anak lelakinya itu benar-benar tidak tahu diri.Agus menatap nanar ke arah Wati. Sedangkan bahu Wati terlihat naik turun, jelas marah. Terlihat dari rahangnya yang mengeras dan juga otot lehernya jelas terlihat menegang. Agus memegang pipinya yang memerah. Wanita tua itu tampaknya tidak lagi bisa menahan amarah. "Agh ….""Ibu … ibu kenapa?" teriak Agus ketika melihat Wati memegang kepalanya. ****""Mbak telur setengah kilo berapa?" tanya Rani ketika sudah tiba di depan warung."Setengah Mbak Rani?""Iya," jawab Rani tanpa senyuman."Lima belas ribu, Mbak."'Mahal banget! Mana cuma bawa uang segini lagi.' gumam Rani dalam hati."Gimana jadi nggak, Mbak?""Iya, Bu. Jadi sama tempe sama tahu sama cabe ini ya." Rani mengambil beberapa papan tempe dan juga tahu. Lalu ia letakkan di atas etalase."Empat puluh ribu Mbak Rani.""Astaga, mahal banget. ""Harganya memang segitu, Mbak Rani. Makanya sering-sering belanja
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 78

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 78KringBenda pipih yang ada di dalam saku celana Rani berdering. Membuat tangannya yang tengah memegang spatula ia letakkan di atas wajan."Halo, Rani." Suara bariton yang ada di seberang telepon sangat jelas. Ia tahu siapa sosok lelaki itu yang kini tengah menelpon nya."Ha-halo … siapa ya?" tanya Rani pura-pura tidak mengenali."Kamu masih nanya siapa saya? Bener- bener keterlaluan," ucap lelaki itu."Iya, kan saya sudah bilang kemarin.""Bilang apa?"****Arum menutup teleponnya. Wanita itu lantas menjatuhkan bokongnya kembali pada sofa. Menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. "Sebaiknya aku telepon Mas Bayu. Dia mesti tahu kondisi ibunya. Tut … Tut.Sudah tersambung. Namun, lagi-lagi tidak di angkat olehnya. Entah kemana laki-laki itu. Arum melirik jam yang melingkar di dinding. Jarumnya menunjukkan angka sepuluh tepat. Belum terlalu terik jika dia hendak keluar ke rumah mertuanya. Namun, sayang hati dan juga pikirannya t
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Bab 79

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 79"Kamu belain Mbak Arum? Kenapa? Karena dia lebih banyak uang? Ha?" Rani naik darah. Entah mengapa jika seseorang tidak memiliki uang lebih mudah marah. Mata Agus berkedip. Memberi isyarat pada istrinya agar tetap diam. Mulut Rani memang harus di lakban biar bisa diam sepertinya. "Mbak, Agus pinjam uang untuk pegangan. Nanti kalau barang-barang di cafe terjual. Agus ganti.""Pinjam?" tanya Arum, dijawab Agus dengan anggukan kepala.Kini pandangan Rani dan juga Agus tertuju pada Arum.****"Maaf, tidak ada uang untuk manusia-manusia seperti kalian!" ucap Arum sembari melangkah pergi setelah mengambil nasi beserta kawan-kawannya.Rani hampir saja melayangkan tangannya ke arah Arum. Namun dengan cepat Agus menghalau. Arum kembali melangkahkan kaki ke kamar Wati. Wanita tua itu masih berbaring lemas."Bu, makan dulu. Nanti kita ke dokter," pinta Arum. Bagaimanapun Wati adalah ibu mertuanya. Ibu dari Bayu, suami yang kini setia mendampingin
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Bab 80

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 80"Gus, ibu tambah pusing. Mending kamu bawa dia ke dokter." Arum berbicara membuat Agus menoleh ke arahnya."Aku nggak ada duit, Mbak." Arum mengeluarkan dompet lalu memberikan tiga lembar uang berwarna merah. Agus menerimanya. Sedangkan Rani, bibirnya masih mencebik sesekali melirik kearah Arum yang dianggapnya sok perhatian. Cari muka.Agus menerima uang tersebut dengan mimik muka yang entah. ****Hembusan angin pagi ini begitu cerah. Mentari cukup terik memperlihatkan sinarnya begitu terang. Arum yang tangah mengunyah makanan sejenak menatap sinar yang masuk di sela-sela jendela."Selamat pagi, Sayang." Dikecupnya kening Arum ketika Bayu keluar dari kamarnya. "Pagi," jawab Arum sembari tersenyum. "Vitaminnya sudah diminum?" "Ini baru saja selesai. Alhamdulilah, ya Mas. Semuanya baik-baik saja. Semua sehat seperti yang diinginkan."Ya, kemarin setelah Arum pulang dari rumah mertuanya. Dia langsung pergi ke dokter. Karena memang suda
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status