POV AUTHOR Pak Wahyu menghela napas. "Ya iya 'lah, Dek. Masa kamu lupa." "Jadi tadi itu bukan mimpi?" "Bukan, Dek." Bu Rahma menjerit histeris lalu kembali tak sadarkan diri. Arman yang baru saja tiba di Lembang, berlari masuk karena mendengar suara teriakan histeris ibunya. "Bu, Ibu kenapa?" tanyanya panik melihat ibunya menangis sambil meremas rambut. "Arman, huhuhu ...." Bu Rahma menangis menghambur ke pelukan putra semata wayangnya. "Kamu kapan datang, Man?" "Baru saja, Bu." "Huhuhu ... Untung kamu datang, Nak. Ibu stres, Arman." "Stres kenapa, Bu?" "Kebun teh kita sudah terjual, Man. Dan kamu tahu siapa yang beli kebun kita?" "Siapa, Bu?" "Nia, Man. Huhuhu ...." Bu Rahma kembali menangis dan membenamkan wajahnya dalam pelukan Arman. "Nia? Nia mantan istriku, Bu?" Bu Rahma mengangguk. Pikiran Arman menerawang. Yang membeli kebun ibu itu adalah Nia. Ternyata Nia memang sangat kaya, sampai mampu membeli kebun teh seluas itu. Kenapa nggak dari dulu saja aku tahu kalau
Terakhir Diperbarui : 2022-10-19 Baca selengkapnya