Home / Romansa / DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Chapter 161 - Chapter 170

198 Chapters

Season 2/ Bab 35

“Pak, emang tadi itu udah sah?” tanya Rizal setelah di mobil.Usai acara resmi lamaran, mereka masih ramah-tamah dengan kerabat Ratih. Namun, Rizal tak berani bertanya mengenai kesimpulan lamaran tadi. Hidupnya yang selalu hitam putih, merasa ragu, apakah dengan Ratih tak menjawab, artinya benar Ratih menerima. Atau justru menolaknya.”Tadi itu bukan akad nikah. Ya belum sah. Cuma udah ditembung. Kalau tata kramanya, kalau sudah ditembung orang, nggak boleh ditembung orang lain, sampai yang udah nembung duluan membatalkan.”Rizal semakin pusing dengan jawaban bapaknya. Ada teori baru yang dia belum paham benar.“Kamu itu kayak pertama kali mau nikah aja, Zal,” seloroh Pak Ridwan.“Dulu, langsung dijawab iya, Pak. Jadi Rizal nggak bingung.”Yang membuat Rizal ragu adalah karena sebelumnya Ratih benar-benar menolaknya. Jangan-jangan benar ucapan Gilang. Rat
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Season 2/ 36

Taksi yang mengantarkan Rizal dan Sasti dari bandara telah tiba di halaman rumahnya. Rizal menghela nafas saat melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya. Rizal kenal betul kepunyaan siapa mobil itu. “Ada Mama, Pa,” ujar Sasti saat hendak turun dari mobil. Rizal tak hendak membuat sekat antara putrinya dan mantan istrinya. Di depan putrinya, dia tak pernah mencela sang mantan.“Iya. Sasti jangan lupa salim, ya.” Sasti tak menjawab. Tapi, gadis kecil itu langsung menghambur masuk ke rumah. “Sasti dari mana?” tanya sang mama. Desti bukan tak tahu dari mana Rizal. Dia sudah mendapat laporan dari Prita, sahabatnya. “Dari rumah Tante, Ma.” Desti mengerutkan keningnya, lalu menatap ke Rizal dengan tatapan tak suka. Rizal malas berdebat. Apalagi di depan Sasti. Dia memilih menghindar dan masuk ke kamar. 
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Season 2/ Bab 37

“Rizal?” Tak hanya Rizal yang kaget. Ratih pun juga kaget. Keduanya tak menyangka kalau akan bertemu. Namun, Rizal segera dapat mengendalikan diri. Tadinya, Rizal senang karena berhasil memata-matai Ratih. Namun, karena terlanjur kepergok oleh Ratih, dia jadi serba salah. Apalagi, posisinya tengah mengantar mantan istri dan putrinya. Rizal khawatir, jika Ratih sampai bertemu dengan mantan istrinya, kemungkinan penolakan semakin besar. Namun, lagi-lagi, Rizal menemukan celah. Wajah Ratih yang bersemu merah, menandakan hal yang masih sama dengan sepuluh tahun lalu. Hal yang tadinya nyaris tak ada dalam ingatan Rizal, mendadak berkelidan di benaknya. Ratih dengan seragam putih abu-abu, sering tersipu saat bertemu dengannya. Dulu, hal itu sangat menyebalkan baginya. Dia sangat tak suka disukai oleh orang yang tak disukainya. Namun kini, hal itu terlihat menarik baginya. Ya
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Season 2/ Bab 38

Rizal jadi take nak karena melihat ekspresi Ratih yang terlihat kaget dengan ucapan Desti. Suasana menjadi canggung. Rizal tahu, jika dia mengklarifikasi, justru akan menjatuhkan harga dirinya, baik di depan Ratih, maupun Desti.“Nanti saja, aku selesaikan urusan dengan Desti,” batin Rizal sedikit geram. Dia tak suka dengan sikap Desti yang sok tahu. Bisa-bisa, itu justru mengintimidasi Ratih.”Maaf, saya harus permisi. Ada perlu,” ucap Desti akhirnya.Rizal bernafas lega dengan keputusan Desti. Memang sebaiknya dia cepat pergi. Menyesal aku mengenalkan dengan Ratih. Awalnya, Rizal ingin menunjukkan pada Ratih mama putrinya. Karena cepat atau lambat, Ratih pun harus mengenalnya. Namun, melihat gesture Desti yang terlihat mendominasi, Rizal jadi menyesal.Dia khawatir Ratih semakin insecure.“Siapa tahu kamu memerlukan.”Rizal terbelalak saat menyadari Desti memberikan kartu nama pada Ratih
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Season 2/ Bab 39

Rizal menarik nafas lega saat melihat gorden jendela di ruangan lantai atas kos-kosan Ratih tersingkap. Seseorang dengan jilbab bergo terlihat melongok. Entah sejak kapan, dari kelebatannya saja, kini Rizal sudah yakin kalau itu Ratih.Refleks Rizal melambaikan tangannya. Ia memberi isyarat agar Ratih bersedia turun.“Mencari siapa, Dik?” Seorang wanita paruh baya, dengan jilbab bergo keluar dari pintu lantai bawah, menyapa Rizal.Rizal jadi kikuk. Dia merasa tak sopan karena tidak langsung bertanya ke pemilik rumah.”Maaf, saya temannya Ratih. Mau bertemu Ratih.” Rizal menghampiri lalu berbicara dengan takzim. Padahal sedari tadi, dia hanya menunggu dengan berdiri di seberang jalan.“Ayo masuk. Di tunggu di sini saja,” ujar sang ibu, lalu membuka pintu pagar.Kos-kosan di kawasan perkampungan padat penduduk di belakang area perkantoran umumnya tidak punya halaman. Begitu masuk pagar langsung teras dengan tempat duduk seadanya dan ada tangga menunju kamar-kamar kosan di lantai atas.“
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Season 2/ Bab 40

“Aku sudah bilang, jangan diterima kartunama itu.” Rizal membuka kembali percakapannya.“Dia yang menemuiku.” Ratih yang biasanya kalem, terlihat lebih tegas. “Bahkan, saat kita baru saja berpisah di mall tadi,” lanjutnya.Rizal agak kaget dengan jawaban Ratih.Jadi, tadi Desti tak benar-benar pergi? Guman Rizal.Rizal kenal betul mantan istrinya. Sayangnya, memang baru disadari sesaat sebelum memutuskan berpisah. Licik dan menang sendiri.Dulu, saat Rizal masih mencintainya, semua terlihat baik-baik saja. Desti baginya adalah Ratu.Tapi, satu persatu hal-hal yang di luar nalar akhirnya diketahuinya. Dia hanyalah pelarian Desti dari mantan kekasihnya.Rizal menarik nafas.“Dia memang sudah lama ingin rujuk. Tapi, aku menolak.” Rizal berkata dengan intonasi penuh penyesalan.Ratih menunggu penjelasan Rizal. Namun, Rizal tetap terdiam.Mau tidak mau, dia memberanikan d
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Season 2/ Bab 41

Usai mengedrop putrinya di sekolah, Rizal bergegas ke kantor.Di perjalanan, tak henti-hentinya dia menyunggingkan senyum. Terbayang di benaknya hari besar yang tak lama lagi akan menjadi nyata. Tak peduli dengan ancaman mantan mertua, atau pun mantan istri sekalipun. Apalagi, teringat ucapan Dini yang telah mengirimkan undangan.Tiba di lampu merah, Rizal mengecek ponselnya. Kadang dia berharap ada chat masuk dari seseorang. Tapi, dia sadar, rasanya itu mustahil. Ratih bukanlah wanita yang mudah mengirimkan chat tanpa kepentingan yang urgen. Apalagi kalau hanya sekedar menyapa dengan lawan jenis. Dan itu pula yang belakangan dikagumi oleh Rizal.Ada terbesit penyesalan, kenapa baru sekarang dia menyadarinya. Kenapa dia baru sadar dengan seseorang yang istimewa di sekitarnya.Suara klakson mengagetkan Rizal. Bahkan dia hampir lupa kalau tengah ada di keramaian pagi. Mobil perlahan meluncur hingga kantor Rizal. Namun, Rizal tak bergegas turun.Ponse
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Season 2/ Bab 42

Demi menjaga kewarasan, Rizal melihat-lihat suasana sekitar kantor Ratih yang jendelanya menghadap keluar. Pemandangan di luar tampaknya lebih aman untuk emnghindari tatapan lalu lalang karyawan teman-teman Ratih saat jam istirahat. “Zal.” Sebuah panggilan yang akhir-akhir ini suaranya begitu dikenal, membuat Rizal membalikkan badannya. Ia tak dapat menyembunyikan senyumnya saat wanita yang di matanya kini bak bidadari itu sudah berdiri, berjarak beberapa jengkal saja darinya. “Mana undangannya?” Rizal langsung bertanya. Sedari tadi, dia sudah menyiapkan aneka dialog di kepalanya. Dia harus terlihat percaya diri dan tidak grogi. Sebagai lelaki yang sudah berpengalaman, semestinya berhadapan dengan wanita bukanlah hal baru. Namun, nyatanya, Rizal tak dapat menyembunyikan perasaannya. “Eh, sebentar. Tunggu....” Rizal sangat suka melihat Ratih yang salah tingkah dan grogi. Itu seperti sebuah kemenangan baginya. Bahkan, P
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Season 2/ Bab 43

Sepulang kerja, Rizal tak melihat putrinya menyambutnya. ”Sasti mana, Mbak?” tanya Rizal pada Siti. Siti menghela nafas. “Ada masalah?” Rizal mangerutkan keningnya. Siti hanya bersikap seserius itu jika ada hal yang tak beres. ”Di sekolah kata gurunya, Sasti keceplosan ngomong, kalau dia mau punya Bunda baru.””Trus?” ”Dia diledek sama temen-temennya.” Rizal yang hendak ke kamar, urung. ”Diledek gimana?” ”Ada temannya yang papanya juga nikah lagi. Dia cerita kalau mama barunya galak.” Rizal menarik nafas dalam. “Sasti di kamar?” tanya Rizal. Siti mengangguk. Sasti hampir tak pernah mengurung di kamarnya, kecuali tidur. Hari itu masih sore. “Kenapa, Nak?” tanya Rizal, lalu duduk di sisi ranjang. Gadis mungilnya sudah berada di balik selimut. Matanya sembab. Sebelum ke kamar Sasti, Rizal sudah meletakkan tas kerjanya ke ruang kerja, dan cuci tangan. Sasti bangun dan duduk di tempat tidurnya. “Apa tante....” pertanyaan Sasti terpotong. Dia ragu mengatakan sesuatu. ”Tante
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Season 2/ Bab 44

“Sasti nanti ngomong sendiri ya sama Tante Ratih.” Rizal memberi titah saat sudah di mobil. Dia menjemput putrinya dari sekolah, lalu mengajaknya ke kantor sejenak, hingga jam yang dijanjikan pada Ratih. Pukul 5 sore.Dalam hati, sebenarnya Rizal deg-degan juga. Dia khawatir putrinya mengatakan sesuatu di luar skenarionya, yang bisa saja membuat semua rencananya berantakan.“Sasti boleh bilang, kalau Sasti nggak mau ibu baru?” tanya putrinya.Deg!Rizal berfikir sejenak. Bicara sama anak kecil harus meyakinkan.”Boleh.””Kalau Sasti mau Mama Desti?”Hampir saja Rizal keliru menginjak rem mendadak.”Nak, Papa sudah bilang. Papa sama Mama Desti sudah tidak bisa lagi bareng. Tinggal di rumah yang sama.”“Papa takut berantem? Papa nggak mau ngalah?” cecar Sasti.Rizal menelan ludah.”Gini aja, Sasti ketemu sama Tante Ratih dulu. Setelah itu, kita bicara tentang Mama Desti. OK?”Rizal sudah tak punya stok cara mengalihkan pembicaraan. Dalam hati, dia berharap Sasti akan melupakan pembicaan
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status