Lira tiba-tiba menyorotku sambil menautkan kedua alisnya, dagu dan bibirnya seraya menunjuk ke arah Bulek Marni. Ya, aku tahu maksudnya, dia pasti bertanya-tanya maksud Bulek Marni sebenarnya apa. Sebab, aku pun mempertanyakan hal itu. "Bulek, nggak usah repot-repot mengurus Ibu di sini. Ada aku yang bolak-balik ke sini. Bukankah Sekar lebih membutuhkan ibunya, ia pasca melahirkan, tentu butuh Bulek," sambung Lira. "Ya, Sekar kan sudah ada mertuanya. Jadi jangan takut dan khawatir lagi," jawab Bulek. Aku dan Lira terdiam. Sepertinya tidak ada lagi cara untuk mencegah dia di sini. "Kalau begitu, Tante ikut aku sekarang aja, karena dua jam lagi ada meeting, nanti Tante di apartemenku ya," cetus Anggi. "Oh tentu, nanti aku akan merapikan apartemen kamu, pasti berantakan," celetuk Bulek membuat Anggi terkekeh. "Tante tahu aja, kebetulan Bi Ayu lagi mudik," timpal Anggi. Aku menghela napas, berharap Bulek Marni tidak berbuat yang aneh dan memalukan di sana. Aku khawatir malah nama b
Read more