"Audrey, percayalah! Di hatiku tidak ada lagi ruang yang Aku sisakan untuk Clara," lirih Mas Gibran seraya menatap lekat manik mata coklatku. Akupun membalas menatap manik mata hitamnya. Aku coba selami tatapan itu. Mencari apakah ada kebohongan dari ucapan Mas Gibran mengenai porsi Clara dalam hatinya. Semakin aku berusaha mencari titik kebohongan itu, semakin tidak bisa aku menemukannya. Semua ucapan Mas Gibran terasa benar apa adanya. Akupun menganggukkan kepalaku. "Ya, Aku percaya," ujarku seraya sedikit tersenyum. "Terima kasih untuk rasa percayamu," lirih Mas Gibran seraya membelai puncak kepalaku. Akupun mengganggukkan kepalaku seraya memberikan segaris senyum pada calon suamiku itu. "Gea dan Luna pasti sudah menungguku. Kita bicarakan lagi nanti setelah makan malam, Mas." "Baiklah," timpal Mas Gibran yang kemudian mencium keningku cukup lama. Jujur Aku masih kecewa dengan fakta bahwa Mas Gibran menutupi kejahatan Clara. Kejahatan yang bisa saja membuatku meregang nyawa.
Last Updated : 2022-11-29 Read more