Wanita yang memiliki wajah serupa Abi, langsung berlari memeluk Tari. "Kamu cantik aja.""Mbak Kinan juga tambah cantik, ke sini sama siapa, Mbak?""Diantar sopir, bapaknya anak-anak ngajak ke sini pas weekend tapi aku keburu gak sabar.""Jadi anak-anak gak ikut?""Enggaklah besok mereka sekolah, ini aja besok pagi aku harus pulang. Eh malam ini tidur sama, Mbak, ya.""Mbak!" protes Abi."Mbak cuma pinjem istrimu semalam aja, gak usah drama deh. Ayo, Tari.""Mbak ke kamar tamu duluan aja, Tari ada perlu bentar sama Mas Abi.""Oke, jangan lama-lama, banyak hal yang pengen aku ceritakan sama kamu."Memandang sang suami yang menampilkan ekspresi kesal, Tari mencoba mengumpulkan keberanian sebelum kemudian memeluk suaminya. Tubuh yang dipeluknya membeku beberapa saat, lalu balas memeluk Tari dengan erat."Mbak Kinan bener-bener ganggu," gerutu lelaki di pelukan Tari. "Padahal kita baru saja akan mengembangkan hubungan ini, yang mungkin saja bisa mengembangkan perutmu."Mencubit pelan peru
Read more