Adik Suamiku 16 Setelah kejadian di rumah Ibu waktu itu, aku langsung pulang sesuai perintah ibu-ibu yang ada di sana. Aku hanya bisa menurut, karena sebentar lagi Mas Arif akan pulang. "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumussalam warahmatullah, Mas." Aku langsung membuka pintu ketika Mas Arif mengucapkan salam dan membuatkan segelas teh manis hangat untuknya. "Tadi Rina meminta izin kepada Mas meminta kamu pergi ke rumah ibu. Katanya akan ada orang-orang arisan. Kalian masak bersama-sama, kan?" tanyanya dengan raut wajah yang cemas. "Iya. Memang untuk ibu-ibu arisan, Mas. Hanya saja ...." Aku menjeda perkataanku, ada rasa ragu untuk mengatakan yang sebenarnya. Apalagi menyangkut ibu, surga suamiku. "Kenapa, Dek? Gapapa, katakan saja." Mas Arif memegang kedua pipiku yang dingin. "Kok dingin, kamu sakit?" "Enggak, Mas. Aku tadi memang sempat dingin, tapi gak lagi setelah pergi ke pasar. Gak tahu kenapa sekarang dingin lagi," jawabku jujur. "Kamu ke pasar sendiri?" nadanya kembali
Read more