Beranda / Thriller / Obsesi / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Obsesi: Bab 41 - Bab 50

79 Bab

Laut yang tenang (9)

Semua orang memiliki wajah pucat yang sama, tak terkecuali dengan Winter."Menyerahkan Pangeran untuk melindungi Pangeran? Bagaimana bisa?!" Pekik Nancy."Benar, Irish. Kalau memang bahwa salah satu dari kita adalah Sang Pangeran, maka pasti sang Puteri adalah salah satu monster di instansi ini! Menyerahkan Pangeran hanya akan membuat Pangeran terbunuh!!" Raven juga berseru ngeri.Aria bahkan sudah kehilangan postur tenangnya dan ikut panik"Dan menilik dari aturan Mata, kita tidak hanya diharuskan untuk tidak membunuh tapi juga tidak boleh mati 'kan?! Karena Pangeran adalah tokoh penting dalam cerita ini, jika dia mati maka misinya akan gagal dan kita semua akan mati!!"Semua orang semakin ketakutan mendengar perkataan Aria, Nancy bahkan mulai menangis."Tapi Sang Puteri terobsesi dengan Pangeran 'kan? Jadi bukankah selama Pangeran kooperatif, maka dia tidak akan mati?" Kaizen berujar santai, mengabaikan kondisi kacau rekan-rekannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-11
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (10)

Mendengar perkataan Kaizen, Winter terdiam. Lalu pria itu menatap tajam lautan sebelum akhirnya tertawa"Hahahaha!""Apa sih? Kau gila ya?" Cibir Raven."Aku bohong, akulah Pangerannya! Aku sudah bertemu Sang Puteri jauh lebih awal dari kalian!"Aria tampak skeptis"Tapi kau adalah yang datang paling akhir disini, selain itu aturannya bilang-""Kalau kubilang aku Pangerannya! Maka aku memang Pangeran di instansi ini! Kau tuli ya?!" Winter membentak Aria, dia muak pada wanita yang menempeli Kaizen sejak awal ini.Raven melihat kejadian ini dari samping untuk beberapa saat dan menatap Kaizen dan Winter dengan mata iba"Winter, apa dia menyukai Irish?"Nancy yang mendengar perkataan Kaizen dan respon Winter barusan juga hanya bisa mengangguk kaku dan menjawab"Iya."Aria meneteskan air mata dan memanggil Kaizen dengan lirih"Kau ... Apa ini baik-baik saja?"Pihak lain menjawab sembari mengendikk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (11)

"Aku tidak peduli."Winter bahkan tidak membutuhkan waktu untuk berpikir sebelum menjawab Kaizen"Aku tidak peduli dia pria atau wanita, aku tetap akan membunuhnya.""Kita tidak diminta untuk membunuh, Winter" dia mulai lelah menjelaskan ini.Winter kembali menarik tangan Kaizen"Aku tidak peduli! Lagipula aku tidak bisa ma-"Ding! Ding! [Selamat telah menebak identitas Sang Pangeran dengan tepat! Nilai pengalaman bertahan hidup sudah ditambahkan pada akun setiap pemain!]"Apa-apaan itu?! Kenapa tiba-tiba?! Memangnya itu adalah hal yang pantas diumumkan?!" Nancy kesal dengan interupsi yang mendadak.Raven mulai memiliki firasat yang tidak enak dan melihat ke arah cakrawala, bertemu pandang dengan mata raksasa yang kini tampak lebih sipit dibandingkan sebelumnya seperti bulan sabit. Jika yang diatas sana bukan bola mata melainkan kepala raksasa, bisa dipastikan bahwa pihak lain sedang tersenyum.Raven me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (12)

Mereka berlari seolah tidak ada hari esok, bahkan walau kaki mereka seolah sudah tidak lagi menapak tanah saking cepatnya mereka berlari. Nightmare whisper memungkinkan kekuatan fisik mereka menjadi berkali-kali lipat dibandingkan realita, jadi berlari seperti ini tentu bukan apa-apa.Namun semua orang tau hanya butuh waktu sepersekian detik lagi bagi peluru racun itu menghujani mereka, mengingat betapa rendahnya permukaan tanah pada wilayah pesisir. Raven menggertakkan giginya dan berteriak pada Kaizen yang sudah tak lagi dia seret, sebelah tangannya yang lain juga sudah melepaskan Winter.Pria itu berteriak"Berikan tongkat Nancy padaku!"Tanpa bertanya, Kaizen melempar tongkat Nancy padanya. Raven menangkap benda itu dengan akurat dan melompat setinggi yang dia bisa, memutar tubuhnya beberapa kali di udara dan memukul tanah lunak tempat mereka berpijak dengan kekuatan penuh, bahkan sampai tongkat bisbol penuh paku itu hancur berkeping-keping.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (13)

"Nancy, kau mengigau ya?" Aria benar-benar kesal, gadis ini selalu menjadi orang yang paling heboh diantara mereka."Aku melihatnya! Aku sungguh-sungguh melihatnya! Mata itu bahkan berkedip padaku!!"Aria membalas kembali"Mana ada manusia yang memiliki sepasang mata di punggungnya? Itu pasti hanya tato biasa.""Nancy, apa kau haus?" Kali ini Raven yang bertanya, implikasinya adalah apakah anak ini dehidrasi dan berhalusinasi."Tapi aku melihatnya! Lagipula, tidak ada yang tidak mungkin di Nightmare whisper!"Winter hanya tersenyum, tidak melakukan tindakan apapun atas keributan yang disebabkan olehnya. Dia dan Kaizen tampaknya sudah tau bahwa konfrontasi Nancy barusan memiliki dampak pada tim, terbukti bahwa mereka menatap Winter dengan penasaran demi suatu penjelasan.Pria itu menghela nafas panjang dan buka suara"Kalian tau bahwa aku memilih mode maut 'kan?"Semua orang memandang wajah satu sama lain, mengang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-15
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (14)

"Cukup adil" Celetuk Kaizen."Menurutku juga demikian. Kalau aku harus hidup berdampingan dengan monster, roh, hantu dan iblis setiap saat, sendirian. Maka mustahil aku bisa siaga 24/7 sambil memegang senjata. Karena ada kalanya aku harus makan, tidur, bersih-bersih, dan melakukan hal lain" Raven yang masih fokus menjadi tiang turut menimpali."Kau bisa mengubah seluruh tubuhmu menjadi senjata? Apakah ini semacam manipulasi molekul tubuh?" Tanya Aria sembari menenangkan Nancy yang shock."Semacam itu jika dijelaskan secara ilmiah" Winter mengangguk."Apakah kau masih bisa merasakan impuls sama seperti sebelumnya? Maksudku, sebelum kau mengubah bagian tubuhmu menjadi senjata?" Kaizen mengambil inisiatif untuk memegang lengan pedang milik Winter dengan hati-hati.Sorot mata Winter melembut"Bisa, walaupun hanya secara samar. Lagipula susunan molekul kulit manusia dan senjata itu jauh berbeda. Tapi karena ini adalah bagian dari tubuhku s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-16
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (15)

Winter melotot terkejut, wajahnya merona hingga telinga. Kepalanya tertunduk, tapi Kaizen kembali mendekatkan dirinya"Hm?"Tidak ingin dianggap pemalu, Winter balas menatap Kaizen  dan menjawab walaupun wajahnya masih merah"Ya, aku menyukaimu. Lalu?""Yah ... Tidak apa-apa, senang mendengarnya" Kaizen berjalan melewati tubuh Winter dan menyibak kain dari pakaian sebelumnya, menatap sekitar."Peluru racun sudah habis, mau keluar?" Tanya Kaizen pada orang-orang.Raven menatap Winter dengan prihatin, menyela"Tidakkah kau harus bicara padanya?"Aria merasa sedikit tidak nyaman pada awalnya, tapi dia juga turut mengangguk"Benar, tidak bagus memberi jawaban ambigu.""Aku memang akan bicara padanya, jadi beri kami privasi. Winter, keberatan menggantikan Raven sebagai tiang?"Raven mengernyit"Irish, kurasa itu agak ...""Dia sendiri yang mengatakan bahwa aku bisa memanfaatkannya sesukaku" enteng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-17
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (16)

Kaizen mengetuk dada Winter agar menghilangkan perisai dan menyingkirkan sepasang lengan yang sedang memeluknya, pria itu menurut dan melakukan apa yang diminta, bahkan mengangkat kedua tangannya sebagai tanda untuk menyerah."Yang mulia, anda sudah aman!""Yang mulia, bagaimana anda bisa terus menerus bergaul dengan Paria kotor ini?!"Kaizen menyesuaikan momentumnya dengan situasi ini dan berjalan tegap ke arah orang-orang yang dia duga adalah tentara, memberikan perintah pertama"Diam!"Para tentara kerajaan patuh dengan diam, menegakkan postur mereka dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Sementara para pemain yang masih skeptis akan peran Kaizen sebagai pangeran, membeku begitu disodori kebenaran. Aria hanya bisa menghela nafas dan diam-diam berdoa agar mereka semua bisa selamat, sementara Nancy sudah gemetaran karena belum pernah dikerumuni mahluk instansi sebanyak ini.Kaizen melirik mereka semua tanpa ekspresi, tangannya terkepal k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-18
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (17)

Kaizen berjalan di lorong Puri dengan pengawal yang mengikuti di belakang, mengelilingi rekan setimnya. Dia menghentikan langkah begitu berpapasan dengan Raja daratan, ayahnya dalam instansi. Kaizen berbalik dan melambaikan tangan pada seorang pelayan, membuat wanita tersebut berjalan menghampirinya dan bertanya."Anda membutuhkan sesuatu, Yang mulia?"Kaizen menunjuk rekan setimnya"Antar dermawanku untuk beristirahat."Wanita itu melirik orang-orang melalui sudut mata dan mengangguk"Dimengerti, Yang mulia."Kaizen memberi mereka semua tatapan peringatan agar tidak berbuat apa-apa terlebih dahulu, sebelum meninggalkan mereka untuk menyapa Raja. Winter mengamati sejenak sebelum mengikuti arahan wanita pelayan untuk beristirahat di ruang terpisah.Belum sempat dia buka suara untuk menunjukkan formalitas, jantungnya mendadak terasa sakit hingga membuatnya jatuh begitu saja ke lantai. Raut wajah semua 'orang' termasuk Raja seketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-19
Baca selengkapnya

Laut yang tenang (18)

Kaizen membuka matanya berkat mimpi yang agak tidak menyenangkan, mungkin otaknya menjadi miring setelah tau bahwa yang harus dia cium adalah 'Ayah mertua'. Dia tidak bisa dan tidak mau membayangkan harus berciuman dengan 'orang' yang sebelah lengannya saja seukuran pohon kelapa, perbedaan ukuran ini terlalu tidak masuk akal.Sebelum dia bisa menyisipkan lidahnya, dia pasti sudah ditelan lebih dulu oleh pihak lain. Belum lagi pemikiran bahwa ayah mertua ini akan murka karena merayunya setelah menikahi anaknya, benar-benar mengerikan.Kaizen masih merasakan pedih di jantung dan lambungnya, tapi dia tidak mau membuang waktu di dunia Nightmare whisper. Jadi dia bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju balkon kamarnya sebagai seorang pangeran. Jika dugaannya benar, maka pasti akan ada adegan klise begitu dia melihat ke bawah.Telinganya menangkap bunyi ombak dari laut, dan yang mengejutkannya adalah bahwa hari sudah menjelang pagi. Pelayan istana t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status