Semua Bab Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin: Bab 11 - Bab 20

58 Bab

Pernikahan Terencana

Suasana ramai serta hangat mengelilingi hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terlebih bagi Gavin. Hari ini akhirnya tiba, sebuah acara resepsi pernikahan yang digelar secara mewah miliknya dihadiri banyak orang dari berbagai kalangan. Mulai dari para pebisnis, beberapa artis hingga masyarakat biasa datang untuk menyaksikan langsung acara bersejarah ini. Bagaimana tidak disebut seperti itu? Tidak banyak dari kalangannya yang menyewa khusus orang dari pertelevisian untuk meliput pernikahan antara Gavin dan Laysa. Mereka menyiarkan secara langsung di beberapa stasiun televisi, sejak awal hingga acara selesai diselenggarakan. Gavin pun begitu gagah mengenakan jas hitamnya, seperti biasa. Penampilannya selalu harus sempurna, pemilihan bahan pakaian terbaik membuatnya terlihat seperti pangeran-pangeran di negeri dongeng. Setiap orang yang melihatnya tersenyum, bahkan menyebutnya sebagai crazy rich berhati mulia dengan menikahi seorang gadis yang memiliki keterbatasan dalam
Baca selengkapnya

Terperangkap

“Apa kau serius, Gav?! Apa kau yakin dia mengandung bayimu?” tanya Anne bersuara keras kepada Gavin disertai tatapan tajamnya. Sementara Gavin tetap berusaha bersikap biasa saja. “Apa Momy harus bertanya sejujur itu di depan istriku?” “Sebab momy tidak mempercayainya, Gav.” Anne menjawab dengan nada datarnya. “Kalian berdua harus ingat ini baik-baik. Momy tidak akan pernah mau menerima dia atau keturunannya sampai kapan pun.” Sekali lagi Anne menatap tajam ke arah Laysa, kemudian lantas meninggalkan acara tersebut tanpa memedulikan apa pun lagi. Dia tidak pernah ingin menerima apalagi mengerti keputusan putranya yang satu ini. “Kau melakukannya dengan sangat baik, Gav. Kabar berita apa lagi yang akan kau bawa selanjutnya, uh?” ujar Xavier lagi-lagi bernada menyindir. Kepergian Anne nyatanya membuat kecanggungan tersendiri bagi mereka semua, terutama Laysa. Wanita itu hanya bisa tertunduk dan terus diam selama acara pernikahannya berlangsung. Di mana pernikahan seharusnya menjadi
Baca selengkapnya

Gavin Mulai Luluh?

Gavin merengkuh tubuh lemah Laysa, menggerakkannya dan berharap wanita ini segera membuka kedua matanya. Namun, usahanya sia-sia. Laysa tidak bisa merespons apa pun hingga membuat Gavin cemas.Gavin pun menyambar ponsel di meja, lalu menghubungi Derry. “Siapkan mobil sekarang, Derry.”“Apa yang—““Secepatnya!” Gavin berteriak keras. Setelah panggilan berakhir, dia pun mempersiapkan diri untuk membawa Laysa ke rumah sakit. Entah apa yang terjadi, dia tidak sempat memikirkan apa pun ke depannya.Sampai Gavin sendiri lupa dengan alasan kenapa dia sampai mencemaskan Laysa begini. Padahal, dia tidak pernah secemas ini dalam hal apa pun apalagi hanya karena seorang wanita yang menurutnya tidak penting.Beberapa waktu kemudian, mereka sampai di rumah sakit dan Laysa sudah ditangani oleh seorang dokter. Sementara Gavin tidak sabar menunggu karena dia melihat para perawat mulai mempersiapkan peralatan medis untuk dipasangkan ke tubuh Laysa.Wanita itu memang telah siuman sejak beberapa menit s
Baca selengkapnya

Bawaan Bayi?

Setelah Laysa mulai terlelap dalam tidurnya, Gavin pun turun dari bed stretcher dengan perlahan. Tidak ingin menguik waktu istirahat wanita ini, beberapa detik hanya menatap wajah tenangnya, hati Gavin masih tetap bergemuruh. Ada gelenyar aneh dalam sana, yang membuatnya sulit berpaling apalagi menolak keinginan Laysa.Apa wanita ini memiliki sihir tertentu? Bagaimana bisa seorang Gavin Diamond Stewart bisa dengan begiu mudahnya luluh hanya karena sebuah tangisan kecil? Ah, tidak. Tangis itu bisa saja hanya menjadi sebuah senjata bagi Laysa sendiri karena tidak bisa melakukan apa pun.Begitulah anggapan Gavin. Ya, dia masih berusaha menolak perasaan aneh yang mulai menyusup dalam hatinya.Gavin pun pergi keluar dari kamar inap Laysa, berniat mencari udara segar di luar sana atau sekedar mengalihkan perasaan yang terus mengganggu ini. Gavin tidak ingin itu berkembang, sebab cinta hanya akan membuatnya rapuh. Cinta hanya akan membuat banyak celah bagi
Baca selengkapnya

Rasa Yang Dimiliki Laysa

“Maaf, akhir-akhir ini aku tidak bisa meminum air putih. Perutku langsung mual kalau meminumnya,” ujar Laysa tertulis dalam bukunya.Gavin mencoba mengerti itu, tapi tetap saja dia kesal. Kenapa wanita hamil selalu saja merepotkannya setiap saat? Terlebih keinginan-keinginan Laysa juga terkadang sangat aneh dan terus mendadak.“Apa kau sudah makan? Kenapa makananmu masih utuh?” tanya Laysa ketika melihat seporsi makanan milik Gavin masih belum tersentuh.“Selera makanku sudah hilang, dan itu karenamu.”“Aku benar-benar minta maaf. Apa kau tidak mau memaafkanku?” tanya Laysa lagi. Tertulis jelas dan sangat besar kalimat permintaan maaf yang ditujukan kepada Gavin.Membuat Gavin terbungkam seribu bahasa. Selama seumur hidupnya, tidak pernah ada wanita yang meminta maaf padanya sesering ini dalam keadaan apa pun, bahkan ketika tidak melakukan kesalahan. Laura dalam ingatannya sekalipun tidak pernah mengatakan kalimat itu.
Baca selengkapnya

Perhatian Xavier

Laysa masih termenung seorang diri di kamar inapnya. Semenjak dia berkomunikasi dengan Gavin, lelaki itu sekarang pergi entah ke mana. Apa dia sudah salah menuliskan kalimat? Laysa hanya mengutarakan apa yang terlihat di depan matanya. Yaitu adalah kerapuhan Gavin yang tidak semua orang bisa melihatnya.Laysa sudah menemui banyak karakter orang di dunia ini, ada banyak di antara mereka yang terlihat jelas menunjukkan sifat aslinya. Namun, Gavin? Dia adalah manusia unik di dunia ini. Pandai bersembunyi di balik sikap dan sifatnya yang keras, pandai mendominasi agar orang lain tidak melihat kekurangannya.Mungkin memang benar, jika manusia akan saling mengerti pada saat mereka memiliki luka tersendiri. Atau Laysa terlalu sensitif tentang semua yang berhubungan dengan Gavin. Walau lelaki itu sangat kasar, Gavin ternyata tidak seperti yang lain, dia masih bisa memberikan apa yang diinginkan Laysa meskipun dengan ocehan menyakitkan.Klik!Menda
Baca selengkapnya

Sebuah Ancaman dan Kecemasan Laysa

Sementara itu di tempat lain. Gavin tengah disibukkan oleh pekerjaan, dia sedang berusaha mengalihkan perhatian dari Laysa, karena wanita itu sudah seperti racun dalam hati hingga pikirannya. Sikap Laysa pagi tadi terus terngiang dalam pikiran Gavin, sehingga cukup mengganggu ketenangannya. Dia tidak ingin hatinya tersentuh oleh cinta, sama sekali tidak ingin. Berkali-kali dia meyakinkan diri bahwa cinta hanya akan membawanya dalam sebuah kehancuran. Tidak ada kelebihan apa pun jika dia memiliki cinta.“Apa Anda tidak akan pulang, Tuan? Ini sudah hampir larut malam.” Derry bertanya kepada tuannya yang seharian ini bekerja terlalu keras. Dia mengikuti Gavin mulai dari mengecek pembangunan hotel baru, hingga ke hotel lainnya yang tengah menghadapi sedikit masalah. Sekarang, lelaki itu tengah mengerjakan berkas pekerjaannya dan memilih tinggal di hotel daripada pulang, atau kembali ke rumah sakit.“Malam ini aku menginap di sini, Derry. Pulang saja jik
Baca selengkapnya

Isi Hati Gavin

Gavin mulai mendapat perawatan dokter setelah insiden tidak terduga itu terjadi, luka di pelipisnya tersebut rupanya cukup dalam hingga harus mendapat dua jahitan. Akibat kejadian tersebut, kehebohan terjadi di hampir seluruh staf rumah sakit itu. Tidak ada dari mereka mengetahui siapa perawat yang datang ke kamar inap milik istri dari seorang terpandang seperti Gavin. Gavin bahkan sampai marah besar dan ingin menuntut rumah sakit tersebut jika mereka tidak bisa memberikan keterangan siapa pelakunya. Sementara itu, Derry juga diperintahkan untuk menyewa orang agar berjaga di sekitar rumah sakit karena rencananya Laysa akan dibawa pulang. Gavin tidak mempercayai satu pun dari orang-orang dalam rumah sakit ini. “Apa mobilnya sudah siap?” tanya Gavin kepada Derry usai luka pada pelipisnya selesai diobati. “Sudah, Tuan.” “Baguslah, sekarang juga kita akan pulang. Tidak ada gunanya bertahan di rumah sakit ini,” ujar Gavin sekaligus beranjak, seorang dokter jaga di hadapannya kelihatan s
Baca selengkapnya

Wanita Keberuntungan Gavin

“Apa kau tahu aku bisa saja berbuat kasar padamu?”Laysa mengangguk pelan, tapi tetap tidak melepaskan dekapannya di tubuh kokoh Gavin.“Kenapa kau melakukan ini, Lays? Kalau kau tidak senang atas tingkahku, bersikaplah sewajarnya saja. Kita bisa bersikap selayaknya tidak saling mengenal satu sama lain. Kau tahu aku hanya memanfaatkanmu dalam pernikahan ini, untuk itu jangan gunakan perasaan ketika bersamaku.”Laysa baru melepaskan pelukannya, ketika dia menuliskan deretan kalimat di buku kecilnya.“Ya, kau benar.” Tulis Laysa di kalimat pertama. “Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Semenjak hamil, aku selalu menyukai ketika berada di dekatmu. Mungkin terdengar aneh mengingat hubungan kita tidak pernah baik, hanya saja beginilah adanya. Jika anak ini lahir nanti, dia pasti sangat menyayangimu.”Seketika seakan ada gelenyar aneh yang menyusup dalam hati Gavin. Apa ini? Apa dia semakin tersentuh?Selama kehidupan Gavin, tidak pernah sekalipun dia berpikir akan memiliki anak yang diingink
Baca selengkapnya

Mendapatkan Hati Gavin?

Gavin dan Laysa pun sekarang tengah berada dalam pesawat menuju California, AS. Mereka berencana akan mengambil liburan ke beberapa tempat di sana. Terlebih selama ini, baik Gavin atau Laysa sendiri tidak pernah berlibur seperti ini.Waktu Gavin dihabiskan oleh pekerjaan, sedangkan Laysa sama sekali tidak pernah terbayangkan bisa berlibur begini. Kehidupannya dulu terbilang sangat sulit, uang pun dia tidak selalu punya.Namun, setelah menikah dengan seorang Gavin. Seluruh kebutuhannya terpenuhi, pakaian, alas kaki, tempat tinggal yang nyaman, dan makanan apa pun yang diinginkannya ada. Ini adalah harapan dan mimpi seluruh wanita di dunia ini, walau nyatanya pernikahan Laysa dan Gavin berdasarkan kontrak perjanjian. “Hai, Gav. Kebetulan sekali kita bertemu di sini,’’ ujar seseorang ketika melintas di kursi penumpang yang diduduki Gavin.Gavin menoleh, ternyata itu adalah saudara kembarnya sendiri.“Apa yang kau lakukan di sini?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status