Home / Romansa / Masih Gadis Menyusui / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Masih Gadis Menyusui : Chapter 41 - Chapter 50

101 Chapters

Terlalu Manis

'Saat ini aku sadar ... bahwa semua bermula dari kesalahanku.'____________Sabil mendesah panjang mendengar kabar dari Fatma, bahwa Halimah mengatakan akan bertahan di sisi 'Sabil,' suami sahnya secara hukum.Pria itu merasa payah. Dan ... kalah. Kalau saja mereka tak bertukar identitas, dialah yang sekarang bersama Halimah.'Apa Nabil sedang lupa ingatan, jadi dia diam saja dan tak jujur kalau dia adalah Nabil. Lalu, soal anak Halimah yang hasil DNAnya lebih cocok denganku, apa dia sudah maklum dengan itu? Padahal kemarin dia sendiri yang marah-marah tak terima, sampai pertengkaran hebat terjadi.''Ini sangat aneh ... ck. Tapi apa yang aneh bagi orang yang sedang jatuh cinta. Cinta seringkali membuat orang gila. Contohnya aku ... aku sudah gila, karena Halimah. Tak peduli dia istri adikku, tetap saja aku menginginkannya. Setelah menyia-nyiakannya selama ini ....'"Bil, kamu tau gak, apa yang dia bilang? Dia bilang akad yang kamu ucap itu gak ada buktinya. Dia gak akan percaya, apala
last updateLast Updated : 2022-10-01
Read more

Saat Fatma Menyerah

"Jadi kita ke mana?" tanya Dokter Rendra bingung. Pikirnya, tak mungkin mereka terus berada di dalam mobil sepanjang waktu.Fatma tak mengerti. Ia hanya merasa aman di dekat pria itu. Sejak awal, dokter tampan itu memiliki sikap yang hangat dan sopan pada wanita."Mau ke rumahku?" tanya Rendra. Sebuah pertanyaan yang membuat Fatma menoleh seketika ke arahnya."Hah? Ke- kenapa ke rumah Dokter?" tanya Fatma mulai takut."Aku hanya bercanda. Mana mungkin kubawa kabur istri orang."Rendra tertawa renyah. "Oh." Mulut mungil Fatma membulat. Dia jadi salah tingkah sendiri karena sempat berpikir yang tidak-tidak mengenai Dokter Rendra.Namun, walau bagaimana mereka tak saling mengenal. Walau merasa aman, mana bisa Fatma langsung percaya sepenuhnya begitu saja. Pria itu kemudian membelokkan mobilnya ke sebuah Kafe."Kita makan dulu, sholat dan cari jalan keluar.""Ya, Dok.""Hem. Ya. Kamu tak punya pilihan selain menurut Nona. Bagus kamu tak percaya pada pria asing sepertiku. Di dunia ini ba
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

Mengikis Jarak

Dini hari, Sabil terbangun karena haus. Rasa sakit di punggungnya sedikit mereda, hingga ia bisa bergerak sedikit bebas."Syukurlah obat yang dibayar mahal ini bekerja," ucapnya sembari mengambil botol minuman di nakas. Diangkat sedikit kepala dan punggungnya agar minuman itu bisa masuk perlahan ke mulut.Pria itu menoleh ke arah jam dinding, di mana waktu menunjukan masih pukul tiga. Diraih ponsel di samping botol minumnya. Memeriksa apakah ada balasan dari Fatma."Hah? Kenapa dia tak menjawab? Pesannya bahkan masih centang satu? Kenapa dia tak mengaktifkan ponselnya. Jangan-jangan dia belum bertemu ibunya? Duh, bikin khawatir saja."Saat menggulir layar ke bawah dan mencari nomor ibu mertuanya, benar saja, ada banyak panggilan tak terjawab. Ponselnya tak berdering karena saran dari suster, bahwa dia harus tidur lebih delapan jam malam ini, agar besok bisa pindah rumah sakit dalam kondisi fit.Perasaannya mulai tak enak melihat panggilan-panggilan tak terjawab itu. Segera diklik un
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

Takluk

Eum, iya. Dok. Tak usah khawatir. Biar saya pulang sendiri. Terimakasih untuk semuanya." Fatma mengucap lemah. Tangannya sudah bergerak menarik kenop pintu mobil. Namun, dengan cepat Rendra meraih tangannya. Menahan agar Fatma tak pergi. "Tunggu!" "Ya?" Fatma sontak menoleh menatap pada sang dokter lalu tangan pria itu yang mencengkram lengannya. Ada tatapan tak biasa yang dari kedua sorot mata elangnya.Sadar Fatma tak nyaman atas perlakuannya, Rendra segera melepaskan tangannya. "Saya tidak apa-apa." Fatma mengulang ucapannya, sambil mengusap pergelangannya. Bukan karena sakit, tapi risih, karena dipegang erat pria lain.Dalam hati kecil wanita itu, ada rasa bersalah dan merasa mengkhianati Sabil. Namun, apa artinya ini? Dibanding perlakuan suaminya padanya? Bukan hanya nekad berada di sisi Halimah yang bukan mahramnya, tapi dia juga mengusirnya. Tak mengakui sebagai istrinya. Apalagi yang perlu diperjuangkan?Rendra mendesah panjang karenanya. "Apa kamu membawa mobil?"Fatma m
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

Air Mata Seorang Ibu

Pagi-pagi sekali sudah ada yang mengetuk pintu rumah Novi. Bahkan di saat ia saja belum lama selesai mengerjakan sholat subuh, dan sedang menyiapkan makanan untuk sarapan dan bekal untuk anaknya."Siapa, ya?" gumamnya sambil meletakkan pisau yang ujungnya menempel di batang sosis. Merasa ini bukan hal biasa, Novi pun bergegas melepas celemek dan mencuci tangannya. 'Pasti orang itu punya kepentingan mendesak.'"Nak, kalau udah wiridnya buruan mandi, ya!" serunya ketika melewati kamar anaknya. Ia berseru tanpa menghentikan langkah."Ya, Bund!" sahut anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun dari kamarnya.Novi tersenyum senang Satria adalah anak penurut. Meski sering kali sosoknya mengingatkan akan luka yang seseorang toreh untuknya, wanita itu menyayanginya sepenuh hati.Langkahnya kini sudah mencapai pintu depan. Alangkah terkejut saat melihat siapa yang berdiri di depannya."Bu ...?" Mata Novi melebar. Ia sudah bilang ada di pihak Halimah dan tak mau berhubungan dengan Bulek dan
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Pria dengan Aura Good Looking

"Halo, Bu. Maaf jika Ibu merasa tak nyaman dengan ini, kami hanya melindungi diri. Ada pun jika orang yang ingin mengusik hidup kami terluka, apakah itu kesalahan kami?" tanya Halimah yang seketika membuat jantung Ibu Fatma serasa berhenti berdetak. Ucapannya seperti belati menghujam hati. Jadi, hati Halimah sudah mati untuk mereka? Tak peduli dan mengenyampingkan sisi kemanusiaannya karena dendam?Ibu Fatma menutup ponsel milik Novi dengan air mata yang memenuhi pelupuk mata. Mengingat bagaimana dulu dia sangat menyayangi Halimah, dan begitu sebaliknya.Bagaimana dulu Halimah berusaha keras mengalah dan menyayangi Fatma. Sebaliknya Fatma mengorbankan banyak hal untuknya bahkan rela mengalah dan berpisah dengan Sabil hanya agar Halimah bahagia.Wanita paruh baya itu tak mengerti, kenapa pengorbanan puterinya jutsru berakhir membuat Fatma lebih menderita karena dimusuhi oleh Halimah. Padahal sejak awal, ia pun sudah mnederita lantaran melihat pria yang dicintainya menikahi Halimah.No
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Mantannya Halimah

__________Sebelum melanjutkan perjalanan, Rendra mampir ke sebuah mini market. Membeli dua cup kopi, dan empat potong roti hangat untuk mengisi perut mereka. Tak lupa beberapa snack untuk cemilan.Saat pria itu masuk mini market, Rendra meminta wanita yang bersamanya untuk tetap berada dalam mobil. Dia sendiri keluar mengenakan topi dan makser.Fatma merasa heran, tapi enggan untuk menanyakan alasannya.Tak lama, hanya sekitar 15 menit, Rendra akhirnya kembali ke mobil."Terimakasih." Fatma meraih makanan dan minuman yang Rendra belikan."Aku sengaja tak membawamu ke restoran atau kafe untuk sarapan, Nona." Rendra tiba-tiba membuka obrolan. Dia ingin memberi tahu wanita di mobilnya alasannya tidak membawa mampir, bukan karena dia pelit.Fatma menoleh. Kali ini ia penasaran. Benar juga, sepertinya Rendra mulai bersikap aneh sejak menerima telepon tadi. Pria itu jadi sering melihat sekitar seolah ada yang mengawasi."Oh, ya."Namun, Fatma tahu diri. Dan memilih membatasi obrolan. Ia t
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Menghilangkan Stress

"Bunda! Api!" teriak Satria yang berada di mulut pintu dapur.Novi terkejut, sontak membalik tubuh, dan mendapati api sudah membakar penggorengan. Api sudah membumbung tinggi, karena terlalu lama menahan panas, hingga membakar semua yang terhubung langsung dengannya.Dalam sekejap, panik dan takut menguasai hatinya. Novi tak bisa berpikir, apa yang mesti dilakukan, hingga meraih apa pun untuk dilempar ke api tersebut.Memikirkan keselamatan dirinya dan juga Satria, wanita itu segera menyambar tubuh puteranya dan membawanya berlari cepat ke luar rumah.Karena sebentar lagi, tabung gas 12 Kg pasti akan meledak, hingga rumah bisa saja runtuh karena ledakannya. Itu kenapa ia perlu menyelamatkan diri, dan meminta bantuan."Ya Allah, syukur-syukur kalau tabung gasnya gak meledak dan api bisa dipadamkan," ucap Novi penuh harap."Apa rumah kita akan habis dimakan api, Bund?" Satria yang berada dalam gendongan mengucap polos."Maafkan Bunda, Sayang. Yang penting Bunda keluarkan kamu dulu, ya,
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Situasi yang Tidak Bisa Dihindari

"Kamu sudah berjuang, melalui banyak hari yang tak indah dan tak mudah karena aku. Sekarang ... mana bisa aku diam saja dan membiarkanmu terus lelah sendiri. Ayo, kita hadapi bersama. Cepat sehat, agar kita bisa merawat anak-anak kita." Nabil mengatakan sesuatu yang membuat hati Halimah merasa terenyuh.Setiap kata-kata Nabil seperti tetesan embun, yang membuat benih cinta dalam hatinya kian berkembang.Tak terasa air mata itu jatuh. Bukankah manusia itu tempatnya salah. Begitu juga dengan Bulek dan Fatma.Ia pun berniat menelepon Bulek dan meraih ponsel di nakas. Namun, belum lagi sempat memanggilnya, panggilan datang dari nomor lain."Novi?"Mata Halimah melebar sempurna. Ia membekap sebagai ekspresi terkejut atas berita yang diterima."Ada apa?" tanya Nabil heran. Kenapa sejak tadi panggilan dari sahabat Halimah membuat istrinya seperti terkena spot jantung.Halimah menutup telepon tanpa bertanya detailnya. Yang penting sekarang adalah bagaimana dia bisa menjangkau Novi."Mas, Novi
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Keceplosan

Namun, saat akan ke luar ... langkah Rendra terhenti. Ia melihat seseorang yang ditemani orang lain berpakaian perawat mendekat padanya. Pria yang tampak seperti pasiennya dan didorong kursi di atas kursi roda."Bapak Sabil?!" ceplos Rendra. Heran. Apa yang akan dilakukan suami Halimah di sini?Apa pria itu memiliki dua kepribadian? Atau lelaki penipu? Yang di depan istrinya menolak Fatma, tapi di belakangnya mati-matian mengejarnya.'Sungguh brengsek kalau begitu!'"Ap-apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Rendra tak suka. Begitu Sabil. Melihat secara langsung dokter tampan yang viral bersama Fatma, semakin mengukuhkan dugaan bahwa mereka memang ada apa-apa di belakang.Fatma dan Ibunya yang juga terkejut mendengar nama Sabil disebut, segera mendekat dan melihatnya.Benar saja, sosok yang mirip Sabil sudah ada di depan rumah mereka.Fatma menatap agak lama, rasanya aneh jika Sabil yang berdiri di hadapan mereka sekarang. Pria itu kan sedang ada di Jogja. Lalu menatap sebuah nama ru
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status