Beranda / Fantasi / ZAHA REBORN / Bab 151 - Bab 160

Semua Bab ZAHA REBORN: Bab 151 - Bab 160

206 Bab

151. JADILAH KUAT!

Dua pria beda dua generasi, bertarung dengan kecepatan tinggi dalam kegelapan menjelang subuh. Keduanya bertarung, di kali kecil yang ada di lereng bukit.Gerakan keduanya terlihat berbeda dari cara bertarung pada umumnya, karena kuda-kuda keduanya begitu rendah dan lebih terlihat seperti cara bertarungnya dua ekor hewan buas ketimbang pertarungan manusia.Gerakan mereka bahkan tidak terpengaruh oleh gelapnya hari dan mereka bisa bertarung sama cepatnya seperti siang hari.Meski memiliki gerakan dan jurus yang terlihat sama, namun pria yang berusia remaja berhasil dikalahkan oleh pria yang lebih tua, hanya dalam sebelas jurus.Hanya dalam satu gerakan cepat, remaja tersebut dibuat terjungkal oleh si pria tua dan berhasil dibuat tidak sadarkan diri....Entah berapa lama Zaha tidak sadarkan diri dan ia baru tersadar saat merasakan panas matahari pagi menyengat kulitnya.Saat Zaha membuka mata, ia baru sadar. Jika saat itu, ia tengah be
Baca selengkapnya

152. SEPERTI DI NERAKA

"Bulan, kenapa aku tidak melihat Zaha hari ini?" Tanya Angel merasa aneh.Malam sebelumnya, ia masih bertemu dengan Zaha dan bahkan sempat menggodanya setelah mereka makan malam.Selama seminggu terakhir, suasana di ibu kota sedang tegang dan mencekam. Membuat mereka tidak bisa lagi menghabiskan waktu bersama, seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari ini, mereka akan sama-sama memulai latihan mereka yang sebenarnya dan juga, mereka tidak bisa bebas melepaskan rindu mereka yang tertahan. Meski begitu, satu pelukan singkat malam tadi, sudah cukup bagi mereka untuk saling menguatkan satu sama lain.Bulan dan ibunya bertindak sebagai mentor Angel.Setelah menguji kemampuan Angel sehari sebelumnya, mereka mengetahui bahwa Angel memiliki kecakapan bertarung yang handal dan menguasai keterampilan beladiri yang diajarkan Zaha padanya dengan sangat baik. Bahkan, Angel bisa mengembangkan keterampilan bertarung sendiri yang sesuai dengan gayanya.Hanya saja, kekuatan lahir saja tidak akan cukup
Baca selengkapnya

153. SISWA BARU DAN PENANTANG ZAHA.

"Chintya, kamu benar tidak tahu ke mana Zaha perginya?" Tanya Anna pada hari ke lima setelah kepergian Zaha. Zaha kembali menghilang tanpa kabar berita sama sekali.Meski enggan, Anna terpaksa harus menemui Chintya di kelasnya untuk mencari tahu keberadaan Zaha.  Bagaimanapun, Chitya adalah saingannya dalam merebut perhatian Zaha. Tapi, demi bisa menemukan Zaha, Anna terpaksa harus melakukan gencatan senjata hari itu.Zaha menghilang tanpa ada mengabarinya. Anna terlihat begitu kehilangan, padahal Zaha telah berjanji padanya bahwa dia tidak akan menghindarinya lagi, setelah pertempuran besar yang melibatkan empat wilayah ibu kota terakhir kali.Kali ini, Zaha kembali menghilang tanpa kabar dan itu sangat meresahkan Anna.Ia dan adiknya sudah datang ke rumah Zaha. Namun, rumah Zaha sedang diperbaiki oleh warga dan para preman yang ada di sana. Anna tidak tahu apa yang menimpa keluarga Zaha. Namun, saat melihat ru
Baca selengkapnya

154. SIAPA DIA SEBENARNYA?

Kemunculan Lingga dalam sekejap menggemparkan sekolah Zaha. Berita tentang Ruly dan teman-temannya yang telah dikalahkan oleh Lingga sehari sebelumnya, segera menyebar sampai ke sekolah lainnya. Meski Rully sekolah di SMA yang jarang ada siswa badboynya, reputasi Ruly sebagai siswa bermasalah cukup dikenal di sekolah-sekolah lainnya. Apalagi, Ruly sekolah di tempat yang sama dengan Zaha alias King, penguasa dunia bawah tanah ibu kota. Membuat nama Ruly dan kawan-kawannya, ikut lebih cepat dikenal. Saat itu, Adam yang mendengar berita itu, tidak percaya jika ada seorang siswa baru berhasil menghajar puluhan siswa di sekolah Zaha, sampai ia membuktikannya sendiri. Adam dulunya memusuhi Zaha dan sempat berkonflik dengannya. Namun, semenjak Adam dan teman-temannya dikalahkan oleh Zaha dan mengetahui kalau Zaha menjadi pemimpin wilayah Selatan dan sekarang, Zaha juga dinobatkan sebagai penguasa dari klan naga. Membuat Adam beralih jadi sangat menghormatinya. Keesokan harinya, Adam dan p
Baca selengkapnya

155. KLAN NAGA DALAM BAHAYA

Hari ke delapan, sejak kepergian Zaha.Malam itu, Kuswoyo, jenderal wilayah utara klan Naga, merasakan kegelisahan yang tidak biasa. Ia merasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.Itulah sebabnya, ia segera mengungsikan semua anggota keluarganya dan menitipkan mereka pada keluarga jauh mereka yang berada di luar ibu kota.Kejadian buruk yang menimpak keluarga Komar, jenderal wilayah Timur klan njaga, menjadi pelajaran besar bagi semua orang agar lebih berhati-hati. Karena musuh suka menghalalkan segala cara untuk menekan mental mereka.Dalam ketidakpastian seperti sekarang, semua orang menjadi lebih waspada dan gelisah di saat bersamaan, tidak terkecuali Kuswoyo.Di markas utama mereka, Kuswoyo mengumpulkan dua orang kepercayaannya dan selama ini, bertindak sebagai wakil kepercayaannya, Ateng dan Kosasih. Selain mereka, ada juga pemimpin junior, seperti, Memed, Oded dan Gumilar yang sekarang ditugaskan untuk menjaga posko terluar dari markas uta
Baca selengkapnya

156. PERTARUNGAN BESAR DI MARKAS KLAN NAGA

Di markas utama klan Naga, di wilayah selatan ibu kota.Pemandangan di pasar tanah Kuda menjadi sangat berantakan, dengan banyaknya tubuh yang bergelimpangan disepanjang jalan dan juga di dalam pasar. Baik, mereka yang pingsan ataupun mereka yang sudah kehilangan nyawanya.Warna merah darah, bertebaran di sana sini, seperti banjir dan menjadi pemandangan yang dominan.Sementara itu, teriakan intens suara pertarungan masih menggema di sana sini. Pertarungan di markas utama klan naga adalah pertarungan terbesar dibanding wilayah lainnya.Hiukali yang memimpin wilayah selatan, serta Cak Timbul yang menjadi penasehat klan Naga, terlihat menggila dan telah menjatuhkan belasan pasukan Rojak yang membawa panji macan liar.Mereka dikejutkan dengan serangan dadakan yang dilakukan oleh pasukan Rojak, menjelang tengah malam. Beruntung, mereka semua tengah berkumpul saat itu dan siap menghadapi serangan tersebut. Mengejutkannya, mereka mendapat la
Baca selengkapnya

157. SANG PENYELAMAT?

Hanya dalam waktu singkat, ketimpangan jumlah mereka dari lawan, bisa mereka pangkas hingga setengahnya dan sekarang, murid-murid Rojak mulai mendominasi Acera dan yang lainnya.Melihat hal itu, Cak Timbul segera memerintahkan pasukan senior turun tangan untuk membantu Acera dan yang lainnya.Segera, Kobang, Cak Nawi dan Jarwo ikut ambil bagian dan membuat keadaan menjadi berimbang.Saat mereka semua sibuk bertarung, Rojak berkata pada Cak Timbul, "Apa kamu yakin membiarkan mereka untuk bertarung melawan murid-muridku, Timbul? Hanya Hiukali yang menemanimu, kamu akan segera mati lebih cepat.""Kata siapa? Kalau kita belum mencobanya, siapa yang tahu?" Balas Cak Timbul tenang."Kalau kamu ingin bukti, baiklah! Cobalah bertahan dari satu jurusku!" Ujar Rojak dan langsung menghampiri Cak Timbul dan menyerangnya.Wosh!Bam!Cak Timbul dikejutkan dengan satu serangan Rojak. Gerakan Rojak sangat sederhana dan seharusnya, ia bisa meng
Baca selengkapnya

158. ALI SODIQ

"Kamu?" Rojak tercengang, begitu menyadari identitas pria yang telah berhasil menahan serangannya dan menyelamatkan Cak Timbul dan Hiukali di waktu yang sangat kritis. Kemunculan pria tersebut, sekaligus juga menghentikan pertempuran hebat yang saat itu sedang berlangsung sengit. Semua orang menatap penasaran ke sosok pria misterius yang telah berhasil menahan serangan Rojak. "Halo, paman! Lama tidak bertemu! Ku harap, paman tidak melupakanku setelah pertemuan terakhir kita, dua puluh tahun yang lalu." Sapa pria berjambang dan bertubuh tinggi tersebut dengan santainya. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan sosok Rojak dan murid-muridnya yang menyerang markas klan naga hari itu dan bahkan, ia sempat-sempatnya mengeluarkan rokok kesukaannya dan menikmatinya dengan cara yang begitu santai. Cak Timbul yang saat itu berada di belakang pria terserbut, tidak kalah terkejut melihat kemunculan pria itu hari ini dan lagi-lagi, pria ini kembali menyelamatkan n
Baca selengkapnya

159. SYUKURLAH, BELUM TERLAMBAT!

Norman dengan cepat langsung melayangkan serangan pada Lingga. Sebagai anggota, Norman memiliki kemampuan beladiri yang cakap dan pemegang sabuk hitam karate. Gerakannya tajam dan mematikan.Wosh.Tanpa diduga oleh Norman, ternyata Lingga tidak kalah cepat darinya dan berhasil menghindari serangannya dan bahkan berhasil menghadiahi Norman sebuah tendangan balik yang membuat Norman terjejak mundur hingga dua langkah.'Sial, dia ternyata cukup kuat! Pantas saja dia berani bersikap sombong.' Pikir Norman terkejut.Bharada Rizal yang melihat pertarungan pembuka keduanya, ikut maju dan memegang pundak Norman, "Jangan memaksakan diri, Man! Kita serang bersama. lebih cepat meringkusnya, lebih baik!"Norman mengangguk, "Baik, kita lumpuhkan dia!"Bergabung Rizal dalam pertarungan, membuat pertarungan berjalan tidak imbang bagi Lingga. Dua intel tersebut, sama-sama memiliki kemampuan beladiri yang tangguh dan membuat Lingga terdesak.
Baca selengkapnya

160. MALAIKAT KEMATIAN LINGGA

Lingga yang sudah hampir selangkah lagi mendapatkan apa yang diinginkannya, tidak mungkin berhenti, hanya karena ada seorang wanita muda yang tiba-tiba datang menghalangi jalannya. Lingga sadar jika waktunya sangat singkat, karena tahu bahwa target yang ditugaskan padanya untuk ia culik adalah anak seorang jenderal polisi. Apalagi, ia telah membunuh dua orang anggota polisi yang bertugas menjaga Anna dan adiknya. Tidak lama lagi, komplek perumahan ini pasti akan dibanjiri oleh polisi dan ia tidak akan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan misinya pada saat itu.Karena itu, Lingga tanpa ampun, segera menerjang penyusup wanita yang datang menghalangi misinya itu. Bahkan tanpa repot-repot menanyakan identitas wanita muda tersebut, Lingga menyerang dengan niat untuk menghabisinya.Hanya saja, serangan cepatnya berhasil dengan dihindari oleh wanita tersebut."Oh, mau main kasar rupanya! Maju saja, kita lihat siapa yang terbaik di antara kita." Ujar wan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status