Kenzie seolah masih belum tersadar kalau dirinya sedang melamun. Apalagi, gaya bahasa Rion yang kembali seperti dulu. "Maksud, lu?" "Aahhh ... shiittt!" Rion memegang tengkuknya. "Maksudnya, gue suka sama lu dari dulu. Mau, gak, lu jadi pacar gue? " Mata sipit itu terlihat semakin mengecil kala memandang wajah Kenzie, wanita yang dia sayangi. "Rion? Lu enggak lagi becandain gue, kan?" Raut ragu kini terpampang jelas di wajah Kenzie. Rion melepaskan tangannya yang masih menempel di tengkuk. Kini, mata sipit itu terlihat melebar menatap mata kehijauan milik Kenzie. Perlahan Rion menggenggam kedua tangan Kenzie. Mata mereka kini saling bertatap lekat. "Adakah ekspresi becanda di wajah gue?" Kenzie menatap sepasang mata sipit berwarna hitam yang tajam. "Kalau ada, tolong beri tahu gue dari arah mana dan harus bagaimana untuk buktiin sama lu, kalau gue bener-bener sayang sama lu." Rion mengucapkan dengan wajah penuh keyakinan. "Gue percaya. Gue percaya, Rion, tapi––""Masih ada ker
Last Updated : 2022-10-22 Read more