(POV Zara)"Bu, saya pulang ya takut anak saya kenapa-kenapa, Miranda itu orangnya nekat, Bu, saya ga bisa melihat anak satu-satunya saya disakiti," rengek Asih dengan panik.Seketika aku pun merasa panik, jika Mbak Asih tak bisa membuktikan pada keluarga pasti Miranda akan tertawa di atas kemenangannya.Aku sangat yakin ini adalah ulah perempuan ular itu, ia pasti menakut-nakuti anak Mbak Asih agar ibunya tutup mulut."Kamu tenang aja ya, Sih, saya udah nyuruh orang buat jagain anakmu, lima orang sekaligus saya kerahkan untuk menjaga anakmu," sahut Bunda membuatku lega.Begitu pun dengan Mbak Asih, wajah pucat yang menjelaga itu perlahan sirna berganti dengan raut kelegaan."Beneran, Bu, anak saya ada yang jaga?" tanya Asih."Bener, bilang sama anakmu untuk ga usah khawatir ya, Sih."Suara lembut bunda mampu membuat kami semua tenang, Mbak Asih pun terlihat bernapas lega sambil menatap lurus ke depan usai mengetik sebuah pesan.Tak memakan waktu lama kami tiba di rumah ayah, gerbang
Read more