Olivia berdiri sambil mengentakkan kakinya ke lantai. Wajahnya sudah sangat merah padam karena menahan amarah sejak tadi. Ia diam saja karena berpikir jika masalah ini memang karena ia ceroboh mengikuti saja kata-kata Randika untuk tetap bersamanya.Kalau saja ia menjemput Oliver dulu, maka kejadiannya tidak akan menjadi melebar ke mana-mana. Ia sadar kalau ini bukan waktunya untuk melawan, tapi mendengar dirinya terus-menerus dihina tentu bukan pilihan yang baik baginya.Randika memang menjanjikan cinta dan kenyamanan yang sama seperti Liam, mantan suaminya yang sudah meninggal. Namun, semua yang ia inginkan ada di diri Rehan. Kekayaan, cinta, dan juga masa depan bagi Oliver bisa ia dapatkan dari keluarga ini. Ia hanya perlu bertahan beberapa tahun lagi sampai wanita tua ini renta dan mati ditelan bumi.“Berhenti, Bu. Semakin aku diam, kata-kata ibu sangat melewati batas. Bisakah jangan membawa-bawa nama Liam dalam semua perdebatan kita? Oliver memang anak mendiang Liam, tapi Rehan a
Last Updated : 2022-10-31 Read more