"Ah, sakit, Mas Arfen!" rintih Mourin sambil mencengkeram saku jas putih Arfen. "Sakit, Mas. Hah, hah, hah …!" "Ya. Sabar ya, Mourin. Sabar, sebentar lagi bayi kita lahir, kok. Sudah pembukaan lengkap. Tinggal nunggu kepala bayi sandar. Habis itu, kamu boleh ngeden. Semangat, Mourin, sebentar lagi kita bertemu dengan buah hati kita. Mutiara Surga." "Aaaaaaa … Sakit, Mas!" Mourin semakin kesakitan. "Hah, hah, hah … Aku mau dioperasi saja, Mas. Ini sakit banget, hah, hah, hah." "Sabar, sabar." kata Arfen sambil melap keringat di kening Mourin dengan tisu. Memberinya minum air mineral dengan pipet. Mengusap-usap kepalanya yang yang terlihat basah. "Tarik napas, keluarkan. Tarik lagi, keluarkan lagi. Jangan ngeden dulu ya, nanti malah bengkak jalan lahirnya. Tenang, tenang!" "Huh, huuuh! Sakit, Mas, sakit, aaaaaa …!" Sampai di sini, Arfen panik. Belum pernah dia merasa sepanik ini sebelumnya. Benar, sudah puluhan pasien dia tolong tetapi baru kali ini dia menolong persalinan seseorang
Read more