Demi kebaikan bersama, aku menerima Suster Maryati, pilihan Mama untuk bekerja di rumah. Lagi pula, kriterianya sesuai kok, dengan yang selama ini aku targetkan. Berpenampilan menarik, ramah, bersahabat dan yang paling penting aku merasa dia orangnya tulus. Tulip - Olive saja langsung nempel seperti perangko. Ya, semoga saja selain semua kriteria di atas, Suster Maryati juga jujur dan bertanggung jawab. Nah, itu yang paling inti, bukan?Dan, inilah kisah hari pertama Suster Maryati bekerja di rumah, menyusul Dinda yang datang satu malam sebelumnya. Bagaimana dengan Mama? Wah, dia heboh seheboh-hebohnya dengan alasan memberikan training. Sumpah, hanya bisa berdoa dalam hati, semoga Suster Maryati sabar dan betah. Ya, kalau aku jadi dia sih, lebih baik batal. "Suster, kalau memandikan si Twins, wajib pakai air hangat-hangat kuku." Mama memulai segala kehohannya sambil terus-menerus melekatkan pandangan pada Suster Maryati. "Jangan kurang atau lebih dari itu. Kalau bisa, usahakan, mandi
Read more