Cepat aku berjalan keluar rumah. Benar saja, Mas Bima dan Satria udah saling tendang, kayak jagoan. Kalau Satria, aku tau sih, dia itu memang pemegang sabuk hitam taekwondo. Tapi Mas Bima, dia asal aja bertarung. Pengen dibiarin aja sih, biar Mas Bima bonyok dihajar sama Satria. Tapi kalau ada apa-apa, aku juga yang repot. "Stop!" teriakku. Tapi suaraku tak didengar sama sekali. Huff, terpaksa turun tangan nampaknya. Bak pahlawan kesiangan, aku berusaha melerai mereka. Tapi mereka tetap saja membabi buta, saling pukul juga saling tendang. Sampai tiba-tiba, aku terhuyung ke belakang. Pipiku sakit sekali, kepalaku mendadak pusing. Bibirku terasa perih."Kak!""Divya!"Kudengar Mas Bima dan Satria berteriak histeris melihatku. Tau-tau aku sudah ada di pelukan Satria."Maafkan Mas, Divya. Mas nggak sengaja," kata Mas Bima berusaha mendekatiku, tapi tangannya ditepis oleh Satria.Tadi Mas Bima mengarahkan bogemnya ke wajahku. Mungkin hendak memukul Satria, tapi karena aku menghalangi, j
Last Updated : 2022-08-28 Read more