POV Eva Tujuh Tahun Kemudian "Hallo, Sayang," ujar Mas Gibran melalui sambungan telepon. "Iya, Mas. Kenapa? kamu kapan pulang? udah jam segini." "Mas kayanya pulang malem, Sayang. Jadi, kamu tidur duluan yah." "Pulang malam lagi? aku sudah siapin kamu makan malam, Mas." "Iya, Sayang. Maafin, Mas. Ada banyak yang harus diurus untuk pengiriman produk kopi terbaru kita. Ditambah lagi, Mas harus mengecek keuangan beberapa kafe kita." "Hmmm, ya sudah." "Maaf, Sayang. Jangan marah yah." "Iya." Sambungan telepon segera aku matikan. Aku memijat pelipis karena sedikit pusing. Terlalu lama menunggu Mas Gibran pulang. Sudah pukul 22.00 WIB Mas Gibran belum pulang juga. Entah ke mana sebenarnya dia. Semenjak usaha kafe dan pabrik kopi kami semakin maju, suamiku itu semakin sibuk. Bahkan, jarang makan bersama. Ada apa dengan suamiku? rasa kesal dan was-was bercampur jadi satu. Takut masa lalu terulang lagi. Dulu Mas Adi sering bersikap tak acuh seperti ini. Akhirnya, dia ketauan selin
Last Updated : 2022-09-03 Read more